Mohon tunggu...
Dimas Putri Setyorini
Dimas Putri Setyorini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Edukasi

Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam dan Politik

7 Desember 2021   03:46 Diperbarui: 12 Maret 2024   19:05 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Berbeda dengan periode sebelumnya, periode Umar bin Khattab berfokus pada perluasan wilayah dan pembentukan sistem pemerintahan. Ditinjau dari berbagai aspek, politik Islam mengalami kemajuan pada masa Khalifah Umar bin Khattab ini. Memperkuat pasukan perang sehingga pertahanan Negara semakin baik dan wilayah kekuasaan semakin luas,    mPemeritahan semakin teratur dengan perekrutan aparat Negara yang profesional, pembangunan fasilitas-fasilitas untuk masyarakat (baitul maal, sekolah, dan pengadilan), dan salah satu hal yang identik dengan kekhalifahan ini adalah pajak. Penentuan pajak dijalankan pada masa ini, hal itu membuat keuangan Negara menjadi stabil dan masyarakat semakin sejahtera.[5]

 

  • Masa Khalifah Utsman bin 'Affan

Utsman bin Affan merupakan sahabat yang dermawan, ia telah mendermakan sebagian besar hartanya untuk kepentingan umat islam. Meskipun, hidupnya sangat berkecukupan, ia sama sekali tidak takabbur ataupun tama'. Ia juga memiliki gelar dzunnurain yang artinya pemilik dua cahaya. Gelar tersebut ia dapatkan karena telah menikah dengan dua putri Rasulullah saw. Beliau sangat menyayangi Utsman. Rasulullah mengibaratkan Utsman bak cahaya yang sinarnya mampu menembus langit.

 

Pada masa kekhalifahan ini, yang menjadi tujuan utama adalah pembukuan al-quran dan sisanya meneruskan dari periode sebelumnya. Seperti, pembangunan masjid, perluasan wilayah, dan juga pembangunan sarana-sarana. Namun, terdapat beberapa hal yang disayangkan dari pemerintahan ini. Khalifah Utsman bin Affan melakukan perekrutan aparat Negara yang kebanyakan diambil dari sanak kerabatnya. Pada mulanya, tidak ada kendala terkait hal tersebut. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, para sanak kerabat tersebut menjadi tidak profesional dalam bekerja. Mereka melakukan korupsi, sehingga berita mengenai pemerintahan korup merajalela. Hal ini semakin memanas dengan adanya fakta bahwa Khalifah Utsman bin Affan tetap tidak menghukum sanak kerabatnya atas perbuatan mereka yang merugikan, padahal para pemuka-pemuka agama telah menegurnya. Hal tersebut menghilangkan rasa percaya masyarakat terhadapnya. [6]

 

Kejadian tersebut bermula ketika ditemukan seorang utusan kekhalifah yang mengirim surat kepada gubernur Mesir yang berisikan perintah untuk membunuh gubernur Mesir tersebut. Pengutusan tersebut gagal setelah si utusan pulang dengan tangan gemetar dan di tengah perjalanan bertemu dengan Muhammad bin Abu Bakar (gubernur Mesir). Sehingga, terkuaklah isi surat tersebut hingga ke telinga para sahabat nabi di Madinah. Kasus ini pun diusut dan Khalifah Utsman bin Affan diinterogasi. Setelah, ditelusuri ternyata yang menulis surat tersebut adalah Marwan bin Hakam, sepupu Utsman sendiri. Para sahabat nabi mengusulkan agar Utsman memberi Marwan bin Hakam pelajaran, namun Utsman menolaknya.

 

Setelah hubungan dengan gubernur Mesir pun semakin membaik, Marwan berulah dengan menyulut kembali amarah mereka. Akibatnya, rumah Khalifah Utsman dikepung oleh rombongan Muhammad bin Abu Bakar. Pengepungan tersebut berakhir dengan terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan.[7]

 

  • Masa Khalifah Ali bin Abi thalib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun