Mohon tunggu...
Arya Dana
Arya Dana Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar menulis

Menulis, beropini, sajak, puisi, cerpen, dan tulisan-tulisan lainya. Semoga menyenangkan dan dapat diterima.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memangnya Tuhan Berada Dimana?

8 Mei 2020   05:14 Diperbarui: 8 Mei 2020   19:53 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Tuhan melihat semua yang kita lakukan"

Kalimat tersebut pasti sering kita dengar, baik di dalam ceramah-ceramah keagamaan, maupun nasihat para orang tua terdahulu. Kalimat tersebut biasanya terlintas dalam benak kita ketika kita akan melakukan sesuatu yang bertentangan dengan perintah Tuhan. Tapi, pernahkah kita bertanya, mengapa Tuhan bisa melihat semuanya? Dimana ia menaruh mata-matanya hingga bisa menjangkau seluruh umat manusia?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan sangat mudah dijawab dengan dogma-dogma agama atau dalil-dalil yang relevan. Lalu, bagaimana dengan logika sederhana pikiran kita? Mampukah kita mencerna keberadaan Tuhan? Mari menuangkan opini tentang persoalan ini dalam kalimat-kalimat yang saling bertautan. Semua ini hanyalah opini yang tidak perlu dipercaya dan tidak memiliki validasi.

Tuhan, Allah, Yesus, Wisnu, Thian, Yang Maha Esa, Yang Maha Tinggi, dan seterusnya dan seteruanya tentang penyebutan Tuhan. Dimana Tuhan berada? Tidak akan ada jawaban yang spesifik untuk pertanyaan tersebut, sebab belum ada yang bisa membuktikan keberadaan Tuhan secara ilmiah selain dogma-dogma keagamaan. Dengan kesederhanaan dalam berfikir, saya mencoba untuk menggapai keberadaan Tuhan.

Dalam pikiran dan hati. Itulah jawaban saya untuk pertanyaan-pertanyaan diatas. Tuhan dapat melihat semua yang kita lakukan karena jelas Ia berada di dalam hati dan pikiran kita. Tuhan dapat membolak-balikan hati manusia karena ia berada dalam hati dan pikiran manusia itu sendiri atau bahkan pikiran dan hati itu sendiri adalah Tuhan. 

Bahwa Tuhan dapat menggiring hambanya untuk berbuat baik karena Ia berada dalam hati kita. Bahwa sebutan Tuhan Yang Maha Tinggi disematkan karena mungkin Ia ada dalam pikiran kita yang diatur dalam otak kita dan terletak paling atas dalam struktur tubuh kita. Bahwa ketika kita berdoa, kita akan merenung dan menundukan kepala, mungkin karena Tuhan bersemayang dalam hati kita.

Perintah untuk mendirikan kuil-kuil, mendirikan rumah-rumah Allah, mungkin sejatinya adalah perintah untuk membangun pikiran dan hati manusia. 

Perintah membangun kuil atau temple dirincikan dalam dua bagian yaitu bagian luar disebut Tempat Kudus dan bagian dalam yang disebut Tempat Maha Kudus. Kedua bagian tersebut dipisahkan oleh sehelai tabir tipis. 

Dalam ilmu biologi, otak manusia terdiri atas dua bagian, bagian luar yang disebut dura meter dan bagian dalam yang disebut pira meter. Kedua bagian tersebut dipisahkan araknoid.

Bahwa Tuhan menciptakan hambanya dari gambarannya, bukan gambaran fisiknya, namun pikiran. Apa yang dikehendaki Allah maka terjadilah. Begitu pula dengan cara kerja pikiran kita, apabila kita fokus dan melatih pikiran kita, maka apa yang kita jadikan tujuan akan tercapai. 

Bernyanyi bersama-sama dalam Gereja, ibadah berjamaah dalam Masjid, dan masih banyak lagi acara keagamaan lain yang dilakukan bersama-sama dalam jumlah orang yang banyak. Orang yang banyak berarti benak atau pikiran yang banyak juga. Pikiran yang bekerja secara serempak akan membentuk kekuatan pikiran yang kuat. Mungkin begitulah cara kerja doa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun