Mohon tunggu...
Opini
Opini Mohon Tunggu... Pengamat dan analis isu strategis dan kebijakan publik.

Memiliki minat besar pada kajian geopolitik, ketahanan nasional, dan budaya Nusantara. Suka menulis esai reflektif dan mengikuti perkembangan wacana publik di media.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Program Makan Bergizi Gratis Didukung China: Peluang Emas untuk Kesehatan dan Ekonomi Nasional

31 Mei 2025   14:59 Diperbarui: 31 Mei 2025   15:02 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo Subianto berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping di Balai Agung Rakyat, Beijing. (ANTARA/HO-Xinhua) 

Program Makan Bergizi Gratis (MBG), salah satu program prioritas Presiden terpilih Prabowo Subianto, kembali mendapat sorotan setelah mendapat dukungan dari China. Dukungan ini menjadi sinyal kuat bahwa program MBG tidak hanya menarik perhatian domestik, tetapi juga dunia internasional.

Melalui kerja sama antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan China Chamber of Commerce in Indonesia, pemerintah Tiongkok akan berpartisipasi dalam pembangunan 1.000 dapur atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gotong Royong. Langkah ini akan memperkuat distribusi 82,9 juta paket makanan bergizi per hari untuk anak-anak Indonesia --- sebuah pencapaian luar biasa dalam upaya menanggulangi masalah gizi dan memperkuat kualitas generasi mendatang.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menyebut kerja sama ini tidak hanya sebatas dukungan fasilitas. Investor China juga menunjukkan minat terhadap pengembangan pertanian, penyediaan protein, dan karbohidrat di dalam negeri. Artinya, alih-alih mengimpor, Indonesia dapat memanfaatkan teknologi dan investasi asing untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

Meski ada kekhawatiran dari sebagian kalangan ekonom, seperti potensi ketergantungan terhadap impor atau dampak terhadap produsen lokal, penting untuk melihat peluang jangka panjangnya. Justru inilah momentum bagi Indonesia untuk memperkuat regulasi dan memastikan bahwa keterlibatan asing membawa manfaat sebesar-besarnya untuk rakyat Indonesia, bukan sebaliknya.

Presiden Prabowo telah menunjukkan komitmennya dengan menyerukan penggunaan produk lokal dalam pelaksanaan MBG, termasuk menghentikan penggunaan wadah makanan impor. Hal ini membuktikan bahwa arah kebijakan tetap memprioritaskan kemandirian nasional.

Kadin pun telah menyatakan kesiapannya untuk mendirikan 100 dapur MBG hingga Agustus 2025 sebagai bagian dari program percepatan (quick win) lainnya, seperti pemeriksaan kesehatan gratis dan pembangunan perumahan layak huni.

Dengan anggaran harian program MBG mencapai Rp1,2 triliun, keberadaan program ini menjadi mesin penggerak ekonomi rakyat --- dari petani, peternak, hingga pelaku UMKM penyedia makanan. Dukungan semua pihak, termasuk swasta dan internasional, menjadi kunci sukses pelaksanaan program ini.

MBG bukan sekadar program makan gratis --- ini adalah investasi besar bagi masa depan Indonesia. Saatnya kita mendukung penuh, dengan memastikan program ini dijalankan secara transparan, adil, dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun