Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melewati Garis Waktu Bersama Impian Indonesia

31 Desember 2015   16:02 Diperbarui: 4 Agustus 2018   09:24 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

1. Sumber daya manusia Indonesia yang kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia.
2. Masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika.
3. Indonesia menjadi pusat pendidikan, teknologi dan peradaban dunia.
4. Masyarakat dan aparatur pemerintah yang bebas dari perilaku korupsi.
5. Terbangunnya infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia.
6. Indonesia menjadi negara yang mandiri dan negara yang paling berpengaruh di Asia Pasifik.
7. Indonesia menjadi barometer pertumbuhan ekonomi dunia.

Rabu 30 Desemebr 2015, di Lapangan Hapsana Sai Merauke, Papua, Presiden "melepaskan" kapsul "Impian Indonesia 2085;" impian yang sekaligus harapan masa depan keutuhan bangsa, rakyat, dan NKRI.

7 butir impian  tersebut, jika diperhatikan dan direnungkan secara mendalam, sebetulnya telah ada di/dalam hati banyak orang Indonesia, termasuk harapan masa depan para pendiri bangsa pada masa lalu. Hal tersebut nampak pada pembukaan Undang-undang Dasar 1945, 

"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

Dengan demikian, dalam bahasa saya, Impian Indonesia 2085 juga merupakan kebulatan tekad serta harapan masa depan, yang kelak akan menjadi suatu kenyataan atau terbukti kebenarannya. Oleh sebab itu, segenap elemen bangsa perlu menyatu hati, pikiran, dan segenap kekuatan untuk mencapai masa depan yang gilang gemilang tersebut.

Peluncuran "Impian Indonesia 2085" dipenghujung tahun 2015, sekaligus menunjukkan bahwa, 2016 Indonesia memasuki suatu pergerakan baru dalam rangka melupakan banyak hal kemudian menata ulang segalanya sehingga menjadi lebih baik.

Ya, segenap anak bangsa sebentar lagi akan melewati garis waktu; garis imaginer yang membatasi 2015 dan 2016. Garis Batas yang tak pernah ada; sebab detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun, hanya sebutan untuk memilah waktu dan masa, sebutan yang ditandai dengan garis batas waktu. 

Garis Waktu tersebut selalu menemani manusia, sepanjang masa - sepanjang  ia ada - dan - selama ada hidup dan kehidupan. Dan manusia, hidup dan kehidupannya, ada di/dalam serta di batasi oleh garis batas waktu.

Sebentar lagi, sesaat yang akan datang, sekali lagi kita [anda dan saya] akan melewati batasan waktu yang bernama tahun lama, kemudian memasuki gerbang abstrak tahun baru,  yang penuh tanda tanya.

Nama dan era mungkin saja berubah, tapi apakah diri kita juga ikut di/dalam perubahan tersebut!? Banyak yang pesimis dan tak sedikit yang optimis, namun semuanya merasa pasti bisa melewati waktu lama kemudian  memasuki era baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun