Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Asesmen Nasional terhadap Guru, Suatu Keharusan

15 Februari 2022   19:09 Diperbarui: 16 Februari 2022   08:05 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru

Guru adalah tongkat pegangan, agar peserta didik menelusuri jalan berliku, kecil, dan bebatuan, hingga mencapai tujuan.

Ia juga adalah kuci dan anak kunci; dengan kunci itu, ia membuka pintu cakrawals berpikir, sehingga peserta didik melihat bentangan semesta pengetahuan, kemudian masuk ke dalamnya. Dan ketika ia ada di dalamnya, enggan keluar, sehingga terus menerus belajar, hingga mencapai kemandirian.

Guru, akan tetap menjadi seseorang dan tak bisa disebut guru, jika tak ada murid, tiada yang diajarkan, dan tak pernah mengajar siapa-siapa. Namun, ia akan tetap disapa sebagai guru, walau sudah berhenti mengajar dan mendidik.

Guru adalah motivator, dan juga meletakan puzle-puzle pengetahuan ke dalam diri anak didik, dan mereka bersama, ketika berhasil membentuknya, akan  menemukan bangunan indah; bangunan hidup dan kehidupan.

Opa Jappy, Nopember 2014

Asesmen Nasional

Asesmen (assessment) adalah upaya untuk mendapatkan data/informasi dari proses dan hasil pembelajaran untuk mengetahui seberapa baik kinerja mahasiswa, kelas/mata kuliah, atau program studi dibandingkan terhadap tujuan/kriteria/capaian pembelajaran tertentu.

Asesmen dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar. Pada Asesmen Nasional, mutu, ketuntasan, kompetensi peserta didik pada satuan pendidikan.

Opa Jappy, Februari 2022

Dokumentasi Kompasiana
Dokumentasi Kompasiana

Pondok China, Depok Jawa Barat | Pendidikan (formal dan informal), Satuan Pendidikan (Terendah hingga Tertinggi), Sekolah (apa pun jenis dan modelnya) tak lepas dari guru dan peran-perannya.

Guru sangat berperan secara holistik  dalam artian mengajar, mendidik, membimbing, membina, bahkan mendampingi peserta didik agar mereka mampu mencapai kompetensi dan ketuntasan belajar. 

Oleh sebab itu, mereka (guru dan guru-guru) diharapkan (i) menguasai ilmu/bidang studi yang diajarkan, (ii) kemampuan dan ketrampilan mengajar (iii) keterpanggailan serta pengabdian membina (secara holistik) orang lain, serta (iv) tingkat kecerdasan IQ dan EQ yang memadai, bahkan tinggi.

Karena peran yang holistik dan harapan itulah, maka seseorang sebelum jadi guru, ia harus mengalami berbagai proses atau persiapan dengan baik, benar, dan terukur. Bahkan, setelah lulus PT,  maka harus memiliki Akta Mengajar dan Sertifikasi (di Luar Negeri juga idem, bahkan harus lulus sejumlah tes, termasuk kejiwaan), sehingga 'tidak ada sembarang orang dan orang sembarangan' jadi guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun