Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Datang Desember, Selamat Merayakan Natal (Secara) Virtual

1 Desember 2020   11:39 Diperbarui: 1 Desember 2020   13:04 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Jakarta News

Menonton atau Mengikuti Ibadah dan Perayaan Virtual?

Jika, kita, anda dan saya, pada Desember ini, (harus) dibatasi (dan terbatas) ketika melakukan Ibadah/Kebaktian Nataal secara Virtual (dan mengikutinya dari/dan di rumah masimg-masing); maka kegiatan tersebut adalah Menonton atau Ikut/Mengikuti Ibadah?  Pada sikon Virtual, coba perhatikan apa-apa yang dilakukan atau terjadi selama ini, menonton atau mengikuti ibadah, termasuk perayaan-perayaan keagamaan.

Menonton Ibadah/Kebaktian.

Umat, mungkin juga anda dan saya, (i) mengakses 'Live Straming' yang dipancarkan dari Tempat Ibadah, (ii) umat menonton melalui TV, YouTube atau pun FB, (iii) dan mereka, umat, lakukan itu dengan/dalam keadaan sibuk, tanpa meninggalkan kegiatan seharian, (iv) dengan pakaian rumah, ngobrol, bahkan sibuk dengan kegiatan lainnya.

Jika sikon seperti itu, maka, bisa disebut, umat tidak mengikuti ibadah/kebaktian Virtual, namun hanya menonton acara yang disuguhkan media. Dengan itu, umat 'tidak mendapatkan apa-apa' dari apa-apa yang ia lihat dan dengar. Ia, mereka, hanya mendapat hiburan yang disuguhkan media, bukan pesan-pesan rohani yang untuk menguatkan kerohanian dirinya. Padahal, 'Live Streaming' tersebut sengaja dipancarkan dalam rangka bina iman, serta 'memindahkan' suasana Ibadah di Gedung ke ruang-ruang keluarga umat.

Mengikuti Ibadah Virtual

Umat, atau siapa pun dia, bukan sekedar melihat sepintas atau menonton acara di TV maupun Gadget; namun mereka mengikutinya dengan khusuk. Itu, bermakna, katakanlah, mereka sementara duduk di ruang keluarga, (i) umat ikuti dari awal ibadah/kebaktian, (ii) dengan kostum/pakaian yang dipakai untuk ibadah, (iii) mengikuti semua semua prosesi, misalnya, berdiri, duduk, bernyanyi, tepuk tangan, tunduk kepala, dan lain sebagainya, (iii) termasuk membuka dan membaca teks Kitab Suci, (iv) memperhatikan, mendengara, mengikuti ceramah atau khotbah, (v) tidak bising atau pun ngobrol sana-sini.

Jadi? Yang terjadi atau berlangsung adalah umat melaksanakan ibadah, dan juga perayaan, di ruang-ruang pribadi, rumah, dan bersama segenap anggota keluaga; kira-kira sama dengan ketika mengikuti kebaktian di tenda besar melalui tv monitor, ketika ruang tempat ibadah penuh sesak. Tapi, kini 'tv monitornya' adalah Medsos, katakannya FB, Zoom, dan YouTube.

Dengan Tertib (mengikuti) Ibadah seperti itu, maka akan bertemu atau tercipta suasana spiritual, keceriaan, kesyahduhan, di rumah, bersama segenap anggota keluarga, teman, dan sanak family lainya, jika mereka sementara ada di tempat tersebut.

Selanjutnya?

Semoga pada Desember 2020 ini, seiring dengan gembita Adventus dan keceriaan Dies Natalis Yesus Kristus, anda dan saya yang ada di dalamnya, bisa mengganti menonton jadi mengikuti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun