Sekitaran Fakultas Hukum, Universitas Pancasila, Jakarta Selatan | Isu, dari isue, sebetulnya merupakanÂ
(i) kabar atau berita yang tidak jelas asal usulnya; tidak diketahui sumbernya; serta tidak dijamin kebenarannya,Â
(ii) sesuatu (berupa orasi, narasi, wacana, opini) yang sengaja 'dilemparkan atau dipublikasikan' ke area publik agar memunculkan tanggapan, penerimaan, atau pun penolakan,Â
(iii) kesamaan keduanya (i dan ii) adalah sama-sama tak ada fakta, data, dan bukti (yang jelas dan kongkrit);Â
(iv) atau fakta, data, dan bukti tersebut ada tapi sengaja disembunyikan; sehingga ketika isu dilemparkan ke publik (ii), dan terjadi penerimaan, maka 'sesuatu' itu dilaksanakan,Â
(v) tetapi, jika terjadi penolakan, maka 'sesuatu' tersebut batal atau urung dilanjutkan.
Kira-kira seperti itulah yang terjadi di Indonesia Tercinta; di Negri ini, isu-isu yang sementara berkembang, umumnya tidak terkait dengan hal-hal global atau yang terjadi di Luar Negeri; kecuali, tentang Palestina, muslim yang minoritas di Negara-negara tertentu, akan ramai dibahas dan mendapat bahasan.Â
Dan, umumnya, Orang Indonesia tidak peduli dengan isu-isu global seperti Perang Dagang, Lingkungan, Humantrafficing, Pelanggaran HAM, Kebebasan Beragama, Tekhnologi, Buku terbitan Baru, mungkin dianggap 'itu urusan mereka di sana, bukan di sini.'
Tetapi, juga umumnya, Orang Indonesia, (akan) membuat atau mengkedepankan isu sendiri (yang kadang merupakan hal kecil dan sepele) agar terjadi 'sedikit rama-ramai' di area publik, utamanya di Media Penyiaran dan Penerbitan; dan itu jika dilanjutkan pada Media Sosial, maka semakin ramai serta gempita, apalagi banyak Orang Indonesia yang suka menyebarkan hoaks.
Juga di Indonesia, isu (yang pihak tertentu) sengaja dilemparkan sebagai 'upaya menutupi perhatian publik terhadap sesuatu yang sementara berlangsung, (utamanya) dan berhubungan atau ada kaitan dengan lembaga, politisi, dan orang penting lainnya. Jadi, isu untuk pengalihan 'isu;' atau isu untuk pengalihan perhatian.
Mari, Ingat Sejenak. Hal-hal yang sempat hangat di Media, termasuk Medos, (i) multi korupsi di Jiwasraya dan Asabri, (ii) politisi yang 'sogok' anggota KPU, diikuti 'raibnya' politisi sehingga belum tertanggkap, (iii) cepatnya Menag 'memberi izin' berdirinya mushola di Sulut, tapi diam terhadap demo pencabutan IMB di Tg Balai Karimun, (iv) adanya 'persaingan' untuk menjadi Panglima TNI dan Wakil Panglima TNI, (v) sejumlah menteri yang pada 100 hari ini, nyaris tanpa prestasi yang terlihat publik, (vi) juga tentang 'serial banjir' di Jakarta, (vii) 'rencana' pemusnahan babi di SUMUT, (viii) dan, 'pelupaan' terhadap sejumlah korban bencana di Jawa Barat, Banten, dan lain sebagainya.