Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mereka Mantan ISIS dan Juga Mantan WNI

6 Februari 2020   20:57 Diperbarui: 6 Februari 2020   21:00 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Depok, Jawa Barat | Sepertinya tak bosan-bosan membahas tentang ISIS, kelompok yang hingga tahun lalu menyebarkan, kebrutalan, teror dan kejahatan lainnya terhadap kemanusiaan di Timur Tengah.

Kini, nyaris tidak ada (update) berita dari dan tentang mereka (yang biasanya muncul di berbagai situs serta edaran vidio, setelah Youtube mengharamkan sebaran video mereka); kini jagad maya menjadi sepi dari sebaran-sebaran menakutkan yang sengaja disebarkan.

Walau seperti itu, beberapa hari terakhir, ISIS kembali menjadi bahan percakapan di Indonesia; hal tersebut karena adanya teriakan dari segelintir politisi agar para mantan ISIS yang ingin pulang, diperbolehkan kembali ke Tanah Air.

Dukungan terhadap kepulangan mantan ISIS tersebut, memang hanya datang dari satu dua politisi, namun teriakan mereka cukup nyaring; dan mereka membungkus teriakan tersebut dengan alasan kemanusiaan serta religus untuk menggugah hati orang Indonesia yang biasanya pemaaf, ramah, tidak dendam, serta gampang menerima kembali dalam/dengan pelukan kasih sayang.

Sementara itu, mereka yang menolak kembalinya kombatan ISIS ke/di Tanah Air, hanya dengan #adakahyangbaikdariisis dan petisi menolak kembalinya ISIS walau Presiden Jokowi pun belum memberi jawaban pasti tentang penolakan tersebut.

Ada juga nitizen yang masih bersikap netral; dalam artian kombatan ISIS boleh pulang, tapi harus melewati proses yang cukup panjang. Misalnya BNPT mengirim ahli ke Timur Tengah, kemudian secara random memilih beberapa kombatan untuk melakukan test.

Atau, bila menungkinkan, uji psikologis, idiologi, dan pemahaman religiusitas itu, dilakukan pada semua kombatan ISIS asal Indonesia. Selain itu, jika mereka (jadi) dipulangkan, maka perlu suatu bentuk pengawasan; entah bagaimana caranya, agar tidak menjadi agen-agen ISIS atau membangun hal serupa di Indonesia.

Ya. Memang tidak mudah menerima para mantan ISIS tersebut; apalagi jika mengingat sepak terjang mereka; termasuk ketika, di sana, mereka membakar paspor RI. Serta menebarkan ketidaksukaan yang ekstrim terhadap NKRI.

Perilaku seperti itulah, yang menjadikan banyak orang berpendapat bahwa para kombatan ISIS tersebut secara otomatis bukan  WNI.  Dan, karena bukan WNI, maka pemerintah tidak perlu mengurus mereka; biarkanlah mereka menjadi 'orang-orang tanpa negara.'

Ya, buat apa Negara harus bersusah payah dan mengurus orang-orang yang dengan sukarela, meninggalkan Tanah Airnya; tidak ada mafaatnya untuk melakukan hal tersebut. Lebih baik, Negra memperhatikan orang-orang pra-sejahtera, kekurangan, fakir miskin, dan korban bencana, daripada para mantan WNI tersebut.

Ya. Mereka, para kombatan ISIS kini ingin pulang, tapi hendak menuju atau ke mana? Sebab, mereka kini menjadi Mantan ISIS sekaligus Mantan WNI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun