Melompat ke sikon kekinian di Negeri Tercinta, pasca Pemilu Legislatif dan Pilpres, tidak bisa dibantah bahwa nepotisme, kolusi, dan korupsi telah menghantar banyak 'Loser' menjadi 'Yang Terpilih.'Â
Nantinya, tidak menutup kemungkinan, mereka juga mewarnai dan mendominasi (keputusan) politik berbangsa dan bernegara dari tingkat daerah hingga Nasional.
Juga dalam kaitan dengan Pemilu Legislatif dan Pilpres, maaf-maaf kata, ternyata rakyat Indonesia telah mendapati fakta bahwa, seperti yang dipublikasi oleh media Luar Negeri, ada Kandidat-kandidat Gagal; dan kegagalan tersebut dinilai sebagai akibat perbuatan pihak lain. Itu, salah satu ciri The Loser atau Si Pecundang.
Bagaimana bisa terjadi seperti itu? Mungkin, harus meluncur ke belakang, jauh ke masa 'meluluskan dan meloloskan kandidat.'Â
Mungkin juga, pada masa itu, Institusi Pelaksana Pilpres, tidak mempunyai pilihan lain, sehingga membiarkan Si Pecundang terjun ke kompetisi. Dengan harapan, ia (akan) berjiwa besar menerima kekalahan dan sebagai Orang-orang  Kalah.
Akhirnya, Si Pecundang dengan nepotisme, kolusi, dan koalisinya membuat Rakyat Indonesia menjadi bingung dan terbelah. Serta, sejumlah elite bangsa yang seharusnya membela Indonesia, malah turut giat membelah Indonesia.
##
Jadilah Orang Indonesia yang Membela Indonesia, bukan yang Membelah Nusantara.
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini