Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bukan People Power tapi Loser Power

15 Mei 2019   09:01 Diperbarui: 15 Mei 2019   09:11 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kanal IHI

Melompat ke sikon kekinian di Negeri Tercinta, pasca Pemilu Legislatif dan Pilpres, tidak bisa dibantah bahwa nepotisme, kolusi, dan korupsi telah menghantar banyak 'Loser' menjadi 'Yang Terpilih.' 

Nantinya, tidak menutup kemungkinan, mereka juga mewarnai dan mendominasi (keputusan) politik berbangsa dan bernegara dari tingkat daerah hingga Nasional.

Juga dalam kaitan dengan Pemilu Legislatif dan Pilpres, maaf-maaf kata, ternyata rakyat Indonesia telah mendapati fakta bahwa, seperti yang dipublikasi oleh media Luar Negeri, ada Kandidat-kandidat Gagal; dan kegagalan tersebut dinilai sebagai akibat perbuatan pihak lain. Itu, salah satu ciri The Loser atau Si Pecundang.

Bagaimana bisa terjadi seperti itu? Mungkin, harus meluncur ke belakang, jauh ke masa 'meluluskan dan meloloskan kandidat.' 

Mungkin juga, pada masa itu, Institusi Pelaksana Pilpres, tidak mempunyai pilihan lain, sehingga membiarkan Si Pecundang terjun ke kompetisi. Dengan harapan, ia (akan) berjiwa besar menerima kekalahan dan sebagai Orang-orang   Kalah.

Akhirnya, Si Pecundang dengan nepotisme, kolusi, dan koalisinya membuat Rakyat Indonesia menjadi bingung dan terbelah. Serta, sejumlah elite bangsa yang seharusnya membela Indonesia, malah turut giat membelah Indonesia.

##

Jadilah Orang Indonesia yang Membela Indonesia, bukan yang Membelah Nusantara.

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun