Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Kawal Pilpres 2019

16 April 2019   12:07 Diperbarui: 16 April 2019   22:18 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kawal Pilpres 2019

Politik bisa berarti kegiatan (rencana, tindakan, kata-kata, perilaku, strategi) yang dilakukan oleh politisi untuk mempengaruhi, memerintah, dan menguasai orang lain atau pun kelompok, sehingga pada diri mereka (yang dikuasai) muncul atau terjadi ikatan, ketaatan dan loyalitas (walaupun, yang sering terjadi adalah ikatan semu; ketaatan semu; dan loyalitas semu); lengkapnya Klik Opa Jappy | Kompasiana.

Politik juga bisa bermakna seni mempengaruhi orang lain; dengan itu, hampir tidak ada satu sisi hidup dan kehidupan yang tak berhubungan dengan politik. Namun, belakangan, kadang politik 'disempitkan' hanya pada urusan kuasa dan kekuasaan; dan sering juga diperkecil lagi dengan demokrasi politik, dan masih banyak lagi.

Politik, demokrasi, kemudian dihubungkan dengan kampanye, dan selesai di situ. Padahal, kampanye, bisa terjadi atau dilakukan pada semua bidang, utamanya kegiatan yang bersifat mempengaruhi orang lain untuk memilih seseorang, kelompok, atau hasil produksi tertentu. Demikian juga (yang terjadi) pada Pilpres RI tahun 2019, semua calon presiden dan wakil presiden (akan) melakukan kampanye tertutup (dalam/di ruangan) dan terbuka atau area terbuka yang tanpa batas; tentang Kammpanye, Klik Opa Jappy | Kompasiana.

Apa pun makna dan pemaknaan politik, demokrasi, kampanye, itulah riak lan dari Demokrasi; riak lain yang sering disebut pada orasi Presiden RI. Presiden juga pernah menyatakan bahwa, intinya, demokrasi itu memberi sukacacita, menyenangkan, tanpa ketakutan, serta memberi harapan masa depan yang lebih baik.

Salah satu bagian dari demokrasi di RI, yang menyenangkan itu adalah Pemilu, di dalamnya ada pemulihan Senator, Anggota Dewan Perwakilan, Wakil Presiden, dan Presiden. Kini, hari ini, Pemilu sudah menghitung jam; segala sesuatu yang menyangkut 'Hari Pencoblosan' sudah nyaris 100% selesai. Di mana-mana, rakyat menanti hari H dengan antusias, semangat, serta sukacita; dan mungkin saja, tidak ada yang menunggu Hari Pencoblosan dengan amarah atau pun kebencian.

Walaupun seperti itu, tidak bisa disangkal bahwa, hari-hari kampanye yang panjang, tidak sepenuhnya menjadikan orang atau calon pemilih jadi tertarik (dan menarik perhatian) pada para kandidat. Sehingga tingkat dan potensi keterpilihan mereka, menurut sejumlah survei, tetap rendah atau tidak naik secara signifikan; atau pun membuat mereka bisa terpilih. Ini adalah suatu problem.

Nah. Ketidakterpilihan (tidak terpilih) itulah yang (paling) ditakutkan oleh semua politisi yang 'berjuang' di arena Pileg dan Pilpres. Oleh sebab itu, semua cara mereka lakukan demi meraih dan merebut kemenangan atau terpilih, termasuk curang, kecuranga, serta berbagai penyimpangan lainnya.

Penyimpangan-penyimpangan tersebut  sudah banyak terlihat; dan mungkin saja, akan berlanjut pada sebelum, sementara, dan setelah Hari Pencoblosan, perhitungan suara, input hasil suara, tabulasi, dan lain sebagainya.

Berdasarkan itu, muncullah berbagai organ atau pun institut publik dan swadaya (dan swadana) melakukan gerak bersama; yang secara bersama mengawal (dan mengawasi) hasil Pileg atau pun Pilpres. Salah satunya adalah kelompok Kawal Presiden 2019.

KAWAL PILPRES 2019, merupakan wadah gerakan bersama yang dibentuk dan didukung oleh (urutan berdasarkan abjad)

  1. Beneran Indonesia 
  2. Forum Keamanan Siber dan Informasi (Formasi) 
  3. Forum Nasional Perempuan Bhinneka Tunggal Ika 
  4. Gema Mathla’ul Anwar 
  5. Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) 
  6. Gerakan Damai Nusantara 
  7. Gerakan Indonesia Kita (GITA) 
  8. Gerakan Kebangsaan Indonesia (GKI) 
  9. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) 
  10. Gerakan Pemuda Ansor 
  11. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) 
  12. Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) 
  13. Jaringan Kerja Lembaga Pelayanan Kristen di Indonesia (JKLPK) 
  14. Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPRR) 
  15. Jaringan Solidaritas NKRI 
  16. Komisi Kerasulan Awam KWI 
  17. Komite Pemilih Indonesia (Tepi) 
  18. Komunitas Indonesia Hari Ini 
  19. Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) 
  20. National Character Building Indonesia (NCBI) 
  21. PARA Syndicate 
  22. Pena HAM 
  23. Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) 
  24. Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) 
  25. Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) 
  26. Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah 
  27. Sahabat Ansor 
  28. TPS & A5 Crisis Center 

KAWAL PILPRES 2019, merupakan lembaga swadaya dan swadana, terpanggil untuk mengawal dan mengawasi, bahkan menghitung hasil suara Pilpres (khusus Pilpres); dengan salah satu pertimbangan bahwa pada Pilpres lah cenderung terjadi sangat banyak aksi, giat, kejadian, tindakan, yang bisa menimbulkan kecurigaan pada rakyat atau pemilih. Dan, semuanya itu, jika tidak hati-hati, maka bisa menimbulkan hal-hal yang bersifat perpecahan bangsa atau atau pun kekerasan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun