Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Polisi di Wilayah Konflik

10 April 2019   14:44 Diperbarui: 3 Mei 2019   08:01 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tugas pertama itu, ternyata bukan bertempur atau pun menembak musuh, melainkan tugas kemanusiaan. Di hal 46, Jacki menulis, "Dari mereka saya mendapat informasi tentang daerah ini. Bahwa Kota Ermera sangat penuh dengan pengungsi yang menghindari pertempuran antara ABRI dan lawan.

Mereka meninggalkan rumah dan kebun, akibatnya kelaparan meningkat. Saya mengambil inisiatif untuk membantu rakyat agar bisa mengatasi persoalan pangan mereka. Atas izin Danres, saya mengawal rakyat mencari dan mengambil makanan di kebun-kebun yang sudah lama ditinggalkan. Kebun-kebun itu kini berubah menjadi daerah tidak bertuan. 

Bagi saya, pengawalan pada rakyat itu adalah bagian dari tugas polisi. Polisi harus proaktif membantu rakyat yang susah demi mencari solusi untuk mengatasi kelaparan di daerah pertanian yang terbengkalai akibat pertempuran."

Pada tugas pertema ini pula, pada salah satu tugas operasi, Jacki dan anak buahnya disergap musuh; pada saat itu, Bharada Qosim mengingatkan Jacki tentang perluru musuh hanya beberapa centimeter di atas kepalanya, dan tertahan dahan pohon. Nyaris. Jacki dan anak buahnya lolos dan selamat.

Menurut Jacki, penugasan di Timtim sangat berkesan, "Walau kami nyaris keseharian melaksanakan tugas laksana militer, namun karena diberi kepercayaan untuk menegakkan komando Kepolisian pertama di situ maka kami pun berusaha secara maksimal menjadi duta kepolisian yang baik. Tentu juga banyak ditemui kekurangan karena harus diakui, sebelum bertugas ke Timtim, saya tidak mempunyai pengalaman operasi, (hal 66)."

Selain hal di atas, ketika itu Jacki sudah menjadi Komandan Satuan Brimob Nusa Tenggara (Bali, NTB, NTT, dan Tim Tim), Nopember 1991, terjadi penembakan di ST Cruz Dili, Timor Timur.  Peristiwa yang berdampak Internasional tersebut, nyaris membuat nama Polri, khususnya Korps Berimob, tercoreng; karena ada laporan bahwa ada anggota Brimob ikut menembak. Jacki langsung menuju Dili, dan meminta laporan lengkap.

"Di mana posisi Brimob saat itu?"

"Di belakang Pasukan Kawan," ujar Letnan Rodja. Yang dimaksud adalah pasukan dari kesatuan lain.

Secara logika bagaimana bisa posisi Brimob menembak para demonstran yang berada di balik pasukan kawan? Dengan kata lain, posisi kawan di depan, sementara para demonstran berada di balik pasukan mereka? Kalau memang demikian pasti ada anggota pasukan "kawan" yang tertembak.

"Coba jawab dengan jujur, apa yang sebenarnya terjadi," saya curiga ada sesuatu di balik laporan itu. Barulah Komandan Kompi yang masih muda (sekarang berpangkat Brigjen Polisi) itu menjelaskan bahwa ada yang meminta solidaritas dari Angkatan Lain, agar Brimob mengakui bahwa mereka juga melakukan penembakan di Santa Cruz.

"Saya akan bertanggung jawab atas perubahan laporan itu menjadi laporan yang sebenarnya," ucap saya sambil merobek-robek laporan yang sudah dibuat anak buah. Dalam laporan itu Kompi Brimob yang tidak melepas satu pun tembakan harus membuat laporan yang menyehutkan mereka terlibat dalam insiden penembakan terhadap massa yang sedang melakukan missa arwah di pemakaman St Cruz itu, (hal 155).

##

Tahun 1992, Jacki sebagai perwira yang ditunjukan Mabes Polri menjadi bagian dari Polis PBB di Kamboja, dan mendapat promosi jabatan sebagai UNTAC Civilian Police Provincial Commander atau setingkat Kapolda di Provinsi Takeo Kamboja. Padahal ia belum pernah dalam kedudukan dan jabatan yang sama di wilayah kerja Kepolisian RI.

Selain di Kamboja, Jacki juga pernah bertugas, sebagai bagian dari Kontingan Garuda Polri, di Sarajevo, (bekas) Yugoslavia. Sarajevo adalah ibukota negara yang paling hancur daerahnya dalam Perang Bosnia. Penduduk kota dipaksa keluar dan tempat tinggalnya dirampas oleh pihak Serbia. Semua bangunan ibadah hancur berantakan.

Di Srebenica kubah masjid tergeletak di lantai. Sekarang adalah tugas PBB untuk mengembalikan penduduk semula dan mengeluarkan penduduk yang bukan asli dari situ. Pekerjaan yang tidak mudah dan pada puncak musim dingin, (hal. 32).

Di wilayah itulah, Jacki mejadi Komandan Polisi Distrik, yang setara Polda, membawahi beberapa wilayah setingkat Polres di Indonesia. Sekali lagi, ia menjadi Kapolda, kali ini di Eropa; jabatan yang belum pernah ia emban di Idonesia. Setelah menjadi Kapolda di Sarajevo, Jacki ditunjuk lagi menjadi Kapolda; kali ini di Vares, (hal. 237).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun