Beberapa waktu yang lalu, ketika temu pendukungnya di NTT, Viktor Laiskodat menyebut sejumlah partai politik mendukung pro-khilafah dan intoleran. Parpol-parpol tersebut adalah Partai Gerindra, PAN, Demokrat, dan PKS.
Tanggapan Gerindra cs.
Parpol-parpol yang disinggung oleh Victor, nyaris tak bersuara atau pun membantah. Tapi, justru yang nyaring berteriak dan kebakaran jenggot adalah sejumlah ormas terlarang dan tak jelas. Mereka yang lakukan demo 'Tangkap Victor Laskodat.'
Dan itu, diakui atau tidak, parpol-parpol tersebut lah yang ada di belakang demo ratusan masa pada 24 Nov, dengan tag line menangkap Victor Laiskodat
Lucunya, para demo menuding Victor sebagai penistaan agama. Parpol yang diserang, pendemo sebut dan nuding Victor memista agama. 'Bijimana sech, apa hubungannya?'
Ada orator mengatakan, bahwa
"Jangan sampai, FPI dengan kekuatan yang kami miliki akan mencari dimanapun Victor berada.
Saya minta, teman-teman Laskar FPI untuk membawa dan menangkap Victor jika melihat orang itu di jalanan."
Tanggapan Ana Kupang
Beta mau bilang, "Woeee FPI, be pung Adi Victor ada di Jakarta, cari sa.
Woeee FPI, kalo basong sonde dapa sang dia, jang omong banya deng batarea di jalan, macet deng baribut tahu.
Kalo adi Victor sonde ada di Jakarta, pi cari di Kupang.
Kalo basong jago, datang di Kupang sa; datang ame Adi Victor di Kupang.
Orang Kupang ada tunggu basong."
Di Medsos, sejumlah 'Anak Kupang' di NTT dan Diaspora, mengecam keras 'ancaman' FPI tersebut. Umumnya, mereka menilai bahwa demo 24 Nov 2017 dan ancaman FPI sudah bersifat upaya pemecahan kesatuan dan keutuhan sosial.
Nah ....
Kapan ya FPI dibubarkan?
Opa Jappy