Suasana sore di penghujung musim dingin pada bulan Februari di pusat kota Daejeon, Korea Selatan sangatlah indah. Langit terlihat biru dan udara begitu segar. Adalah Ayu, seorang warga negara Indonesia yang menikah dengan warga negara Korea yang membawa saya ke sebuah warung makan Asia yang terletak di sudut kota tersebut. Restauran bernama I’M ASIA berdiri tegak di sela-sela bangunan padat di pusat kota Daejeon, kota berpenduduk 1,3 juta jiwa dan kelima terbesar di Korea.
[caption id="attachment_254072" align="aligncenter" width="512" caption="Poster di depan Restauran "][/caption] Restauran yang dibuka pada bulan April tahun lalu sangatlah spesial terutama bagi para perempuan dari negara Asia yang menikah dengan orang Korea. Ide membuat warung makan ini berasal dari sebuah ‘shelter’: sebuah organisasi swadaya masyarakat yang ingin memberdayakan para perempuan tersebut. Mereka diajak terlibat langsung dalam kegiatan positip dengan mengenalkan negaranya kepada masyarakat Korea melalui makanan. Hasilnya adalah restauran I’M ASIA yang menjual makanan dan minuman dari negara-negara di Asia termasuk Indonesia.
Mr. Kim Bong Gu pemilik restauran mengatakan bahwa dia merasa terpanggil untuk memperkerjakan para perempuan ini supaya mereka dapat belajar dan mandiri di kemudian hari. Saat ini ada sekitar 8 staf yang bekerja di restauran tersebut. Mereka dibagi dalam dua shift kerja dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore dan jam 3 sore sampai jam 9 malam. Mereka berasal dari Indonesia, Cambodia, Vietnam, Thailand, Filipina, dan Uzbekistan. Restauran seluas 100 meter persegi yang berlokasi di lantai dua gedung bertingkat tiga ini dapat menampung kurang lebih 60 pengunjung.
Ayu yang sudah bekerja lebih sekitar enam bulan mengaku senang bekerja di restauran ini. Selain menjadi sibuk dia juga bisa belajar banyak bagaimana mengelola sebuah warung makan. Hidup di Korea tidaklah mudah seperti yang dibayangkan oleh kebanyakan orang. Saya tetap harus bekerja walaupun suami juga bekerja. Saya tidak akan selamanya tinggal di Korea. Semoga suatu saat nanti bisa pulang ke Indonesia dan membuka restauran seperti ini ujarnya.
[caption id="attachment_254074" align="aligncenter" width="512" caption="Mr. Kim dan staff I"]

Setiap hari setidaknya ada kurang lebih 100 tamu yang datang. Pada akhir minggu jumlah tamu yang datang bisa lebih banyak lagi kata Mr. Kim. Mereka terdiri dari berbagi kalangan baik itu pekerja, pelajar, maupun orang asing. Menurut Mr. Kim mengelola restauran ini tidaklah mudah karena menu yang disajikan harus sesuai dengan cita rasa lidah orang Korea. Dibantu dengan istrinya, dia selalu berdiskusi dengan stafnya kira-kira menu apa yang pas untuk orang Korea. Kebanyakan orang Korea suka makanan pedas.
Ayu menjelaskan bahwa orang Korea sangat suka dengan menu makanan Indonesia: Nasi Goreng dan Mie Goreng. Setiap hari pasti ada orang yang memesan makanan tersebut. Mr. Sim Jae Woo pengunjung restauran yang kebetulan sedang makan nasi goreng mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya dia berkunjung ke I’M ASIA. Dia sangat menikmati nasi goreng karena rasanya seperti makanan Korea. Suatu saat dia pun ingin mencoba makan nasi goreng di Indonesia.
Yang menjadi hal lain di restauran ini juga adalah semua menu tidak memakai bahan MSG. Dengan harga sekitar KRW 8,000 sampai KRW 22,000 atau sekitar Rp. 80,000 sampai Rp. 220,000 para pengunjung dapat menikmati makanan sehat Asia, kata Ayu. Selain menikmati makanan tamu juga dapat memesan minuman khas Asia seperti Thai Ice Tea, es kelapa muda, bir tradisional dari Filipina, Thailand dan juga es teh manis seharga antara KRW 2,000 sampai 5,000 atau sekitar Rp. 20,000 sampai Rp. 50,000.
[caption id="attachment_254076" align="aligncenter" width="512" caption="Menu Mie Goreng "]

Di warung makan ini para pengunjung juga dapat mencoba beberapa barang khas yang berasal dari negara tersebut seperti blangkon: Tyubeteika topi khas Uzbekistan, dan juga baju daerah dari Vietnam. Menurut Mr. Kim, sebisa mungkin tamu dikenalkan dengan hal yang berbau Asia. Lewat makanan dan barang-barang inilah mereka akan belajar budaya lain dan menghargai warga asing yang tinggal di Korea.
[caption id="attachment_254077" align="aligncenter" width="512" caption="Barang-barang Khas Negara Asia "]

Semakin sore tamu yang berdatangan semakin banyak. Kesibukan di warung makan tersebut mulai terasa. Saya kemudian mohon pamit kepada Mr. Kim dan juga Ayu. Jika Anda pergi ke Korea dan berkunjung di kota Daejeon tidak ada salahnya mampir ke I’M ASIA, di situ Anda akan me”RASA”kan Indonesia.
Awal Musim Semi, Daejeon, Korea, Daejeon 2013
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI