Mohon tunggu...
Ony Edyawaty
Ony Edyawaty Mohon Tunggu... Guru - pembaca apa saja

hanya seorang yang telah pergi jauh dari rumah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Merajut Makna Menjahit Rencana: Sebuah Upaya Transformasi Diri Menjadi Penggerak

13 September 2021   22:09 Diperbarui: 14 September 2021   07:25 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumentasi pribadi

Pemikiran Ki Hajar Dewantara simetris di semua sisi. Pendidikan berpusat pada tiga titik, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. KHD juga menguraikan konsep Kontinuitas, Konvergensi dan Konsentris, di mana Pendidikan merupakan sebuah upaya berkelanjutan, terpadu dan berakar di bumi tempat berlangsungnya Pendidikan. 

Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu. Konsep ini memaksa pikiran kita mengingat petikan puisi penyair termashyur dari Lebanon, Kahlil Gibran dalam "Anak-anakmu bukan Milikmu." 

Konsep pendidik yang tak boleh melepaskan diri untuk mengikuti kodrat alam tak lepas dari prinsip mendidik sesuai "sunatulah". Mendidik sesuai tahapan perkembangan kognisinya, menyeimbangkan afektif, psikomotorik dan psikososial anak. Bukankah konsep ini relevan dengan masa sekarang?

KHD juga sangat terkenal dengan tiga poros kepemimpinan pendidikannya. Koordinat depan, tengah dan bagian belakang harus diolah dengan jeli oleh seorang pemimpin (pembelajaran). Teladan atau good examples adalah hal pertama yang harus ditunjukkan oleh para Guru Penggerak.

Sebagai lokomotif, posisinya yang berada di depan sebagai penarik perubahan melalui aksi nyata, sungguh relevan dengan konsep ini. Ing ngarsa sung tuladha (di depan memberikan teladan/contoh perilaku).

Dalam nilai Guru Penggerak sebagai pribadi kolaboratif dan kreatif, maka lini tengah adalah medan yang sempurna. Ing madya mangunkarsa, atau di tengah-tengah komunitas, membangun semangat berkarya dan bekerjasama.

Filosofi ini cocok dengan nilai seorang Guru Penggerak yang akan menjalankan perannya sebagai coach, membangun kolaborasi praktisi. 

Nilai berpihak kepada kepentingan murid dan membangun kepemimpinannya juga sesuai dengan filosofi kepemimpinan KHD di lini belakang. Tut Wuri Handayani, di belakang memberi dukungan.

Komunitas dan para siswa Guru Penggerak tentu akan sangat menghargai setiap bentuk dorongan positif yang berpengalaman dan penuh apresiasi. 

Guru Penggerak Seperti Apakah Saya dan Bagaimana Saya Berusaha Meraihnya?

Ada nilai dan peran yang paling sesuai dan ingin diperkuat. Saya menyadari, untuk memperbesar peluang kesuksesan, maka target yang dipilih tidak boleh terlalu banyak. Objectives (goals) harus spesifik sehingga pencapaiannya dapat terukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun