Mohon tunggu...
Gregorius Nggadung
Gregorius Nggadung Mohon Tunggu... Penulis - Onsi GN

Mahasiswa Universitas Nusa Cendana, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kami di Samping Badai dan Sepotong Lilin

5 April 2021   15:01 Diperbarui: 5 April 2021   15:13 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Rera Wulan,

Ga'e Dewa

Ungkapan sesaat ketika gemuruh laut disampaikan angin pada cahaya lilin yang menyayat dalam detak raga yang hampir retak.

Kami kehabisan cara untuk mendefinisikan hidup yang seakan larut. Cuaca, luka dan lupa kami bawakan dalam dalam katup di wajah larut. 

Tuhanku. Biarkan lilin di tangan Magdalena menemani kami sepanjang hari. 

Kami takut dan biarkan kami luput dalam tangan-Mu. 

Tepat pukul 12:12 WIT di balik etalase kaca itu, lilin di tangan Magdalena kau padamkan dan digantikan dengan wajah matahari yang sedikit menyingsing di sela warna-warni langit di atas pohon Cemara yang Pernah diduakan Cemara lainnya.

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun