Mohon tunggu...
One Village One CEO
One Village One CEO Mohon Tunggu... Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim

Program Inovasi Pengembangan Bisnis Perdesaan Berbasis pada Produk Unggulan Desa (Prukades) yang Berorientasi Ekspor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kegiatan Observasi Produk Turunan Olahan Sagu di Desa Tameran

21 September 2022   11:22 Diperbarui: 21 September 2022   11:23 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa IPB University ditempatkan di Desa Tameran, Bengkalis, Riau sedang melaksanakan kegiatan MBKM Sociopreneur One Village One CEO (OVOC) dengan agenda pada hari itu ialah kunjungan ke Kantor Desa Tameran dan Rumah Produksi Olahan Sagu (9/5). Mahasiswa melakukan sharing session dengan kepala desa beserta staf dengan memperoleh informasi mengenai produk turunan sagu yang menjadi produk unggulan Desa Tameran, adapun seperti beras analog sagu, tepung sagu, sagu lemak, sagu rendang, kue sagu, mie sagu, dan lainnya. 

Di Desa Tameran terdapat beberapa Kelompok Tani Sagu yang bernama Sobirin, kelompok tani ini berdiri sejak tahun 2009 yang diketuai oleh Ibu Rohani. Kelompok Sobirin memiliki 4 sub divisi atau tim pengolahan produk yaitu terdiri dari Tim Beras Sagu dan Tepung Sagu, Tim Sagu Lemak dan Sagu Rendang, Tim Mie Sagu, serta Tim Kue Sagu.

Mahasiswa berkesempatan mengunjungi Tim Sobirin Sagu Lemak dan Sagu Rendang yang diketuai oleh Ibu Ayu. Sagu Lemak merupakan makanan ringan yang terbuat dari tepung sagu. Makanan ini banyak dibuat dan terkenal di daerah pesisir Riau seperti di daerah Selat Panjang, di Kabupaten Meranti, maupun Tembilahan, di Kabupaten Indragiri Hilir. Sagu Lemak dapat dimakan langsung menggunakan sendok atau diambil dengan tangan (menangkup). Makanan khas tradisional Melayu Riau ini dibuat dari tepung sagu yang berasal dari Pohon Sagu (Metroxylon sagu Rottb. sinonim Metroxylon rumphii M. squarrosum) yang banyak tumbuh didaerah pesisir bergambut atau daerah rawa-rawa. Nama lainnya adalah pohon Rumbia. 

Mahasiswa juga melakukan sharing session bersama tim mengenai cara pengolahan produk serta manajemen produksi. Produk olahan sagu oleh Tim Sobirin telah mencapai standarisasi produk seperti telah lulus PIRT dan teruji halal. Mereka memasarkan produk turunan olahan sagu ke kedai atau warung terdekat dan juga pada distributor olahan sagu.

Berdasarkan informasi yang kami diperoleh, bahwa Kelompok Tani Sagu memiliki beberapa kendala, seperti kurang termotivasi untuk melakukan kegiatan agroindustri. Beberapa hal yang dianggap sebagai kendala adalah keterbatasan modal dan minimnya kemampuan dalam manajemen usaha sehingga manajemen bahan baku, proses produksi, minimnya tenaga kerja terampil, kurangnya penerapan teknologi, hingga pemasaran hasil produksi yang pada akhirnya mempengaruhi dalam pengolahan produk turunan sagu yang tidak bisa berkelanjutan.  

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun