Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Perempuan yang Memadamkan Metropolitan

28 September 2019   12:03 Diperbarui: 28 September 2019   19:41 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: musicboxtheatre.com

Metropolitan padam lagi
di sebuah perkiraan antara ratusan lampu
yang dipecahkan dan dipadamkan
oleh para pengusik, metropolitan
tanpa gemerlap

Setiap malam suara kabut lenyap
ke arah jembatan menuju gang sempit
bercerita tentang kemiskinan
yang diberitakan suara parlemen
saat televisi padam dan berita koran diredam

Anganku berputar berlawanan arah jam
memunguti detik-detik
dengan mimpi singgah di ribuan pulau

Kudapati sebuah kamar masih terang,
menyalakan semayam rindu perempuan
yang tekun memilah kisah
lalu mengunyah rindu hingga larut

Sebenarnya aku ingin singgah ke kamar itu
untuk menanyakan hatinya

Namun, perempuan itu buru-buru memadamkan lampu
dan Metropolitan kembali padam

SINGOSARI, 28 SEPTEMBER 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun