Idealnya, wisatawan yang ingin ke Pakistan dapat menjangkau negara ini lewat pintu masuk jalur udara di kota-kota besar seperti Karachi, Lahore atau Islamabad.Â
Namun, Billy mencoba untuk masuk ke Pakistan lewat jalur darat dengan cara menembus perbatasan Iran menuju kota Quetta, Pakistan
Melewati jalan-jalan sepi dengan lanskap pegunungan dan jurang di sisi jalan, saya membayangkan jalur yang dilalui oleh Billy ini bak perjalanan saya dulu melintasi jalanan menuju Srinagar dari kota Jammu. Sama-sama memanjakan mata, namun di sisi lain bikin jantung berderu.
Billy harus melewati sekian banyak pos pemeriksaan dengan pertanyaan berulang. Namun, itu dapat dipahami sebab dilakukan demi keamanannya.Â
Nah, yang saya suka, Pakistan sangat memuliakan tamu. Dan sebagai "tamu negara" Billy harus dijaga oleh setidak-tidaknya satu petugas bersenjata 24 jam bahkan saat ia tengah di kamar sekalipun.
Ia tak diperkenankan bahkan untuk keluar dari hotel. Makanya, saya tersenyum geli saat mendapati siasat Billy yang ingin berjalan di sekitaran kota Quetta dengan bilang ia butuh ke ATM untuk membayar penginapan.
Tadinya, ia pikir penjagaan cukup dilakukan oleh petugas yang mengawasinya itu. Namun, rupanya, petugas itu lebih dulu mengajak Billy ke pos penjagaan yang lebih besar untuk kemudian mendapatkan pengalawan personel yang lebih banyak.
"Satu polisi tidak cukup. Ini untuk keelamatanmu dan untuk kebaikan Pakistan. Kalau terjadi apa-apa denganmu, kau tahu seperti apa media internasional akan menyebarkan beritanya, dan wajah Pakistan akan semakin buruk di mata dunia." Hal.48.
Jadi ya, bagaimana negara ini dapat menerima lebih banyak kunjungan wisatawan kalau yang terdengar di luar adalah berita-berita yang bikin nyali orang kecut untuk mendatanginya, bukan?Â
Dan hebatnya lagi, semua pengawalan itu tidak dikenakan biaya. Tak jarang malah Billy yang ditraktir sebab para petugas ini pun ingin memuliakan tamunya sebaik mungkin. Ahh, sungguh luar biasa.
SERBA-SERBI KEHIDUPAN DI PAKISTAN