Dengan buku setebal 470-an halaman jelas dari sisi penulis Billy punya keleluasaan untuk bercerita banyak hal seputar perjalanannya, tempat wisata dan tentu saja orang-orang lokal dengan segala macam keunikannya.
Di Pakistan, Billy cukup banyak kenal dan berinteraksi dengan orang-orang dari suku Pasthun. Etnis ini mengingatkan saya akan cerita Agustinus Wibowo dalam trilogi Selimut Debu-nya yang bercerita jika perempuan Pasthun sangat jarang terlihat di ruang publik. Jadi, mereka sepenuh-penuhnya berada di rumah. Untuk bekerja atau ke pasar semua dilakukan laki-laki.
Ironisnya, wanita pasthun pun banyak yang tidak bersekolah. Jangankan menempati posisi bagus di pekerjaan, kebanyakan ya buta huruf.Â
Saat berkunjung ke kediaman etnis pasthun tak sekalipun Billy dapat bertemu untuk sekadar berterima kasih terhadap makanan yang sudah dibuat dan disajikan.Â
Makanya, saat berada di kota lain di mana tuan rumah perempuan (entah itu istri, ibu atau saudara perempuan tuan rumah) menerima Billy dan bahkan berjabat tangan, situasinya terasa sedikit ganjil.
Bicara mengenai perempuan Pakistan kayaknya belum lengkap kalau saya tidak menyinggung tentang Malala Yousafzai. Malala yang di dunia internasional begitu disambut hangat, namun di negerinya sendiri Malala dianggap sebagai "pengkhianat".Â
Tak jarang orang Pakistan menganggap Malala sebetulnya mata-mata India dan sengaja speak up untuk mempermalukan Pakistan. Makanya, hingga sekarang Malala memilih tinggal di Inggris sebab ia sudah sering mendapatkan ancaman pembunuhan jika kembali ke Pakistan.
Kisah ini cukup mengejutkan bagi saya sebagai pembaca. Walau begitu, ada banyak sisi menarik dan lucu dari kebiasaan orang Pakistan yang juga diceritakan Billy.Â
Misalnya saja kebiasaan ngaret mereka yang lebih parah dari orang Indonesia. Betapa santainya orang-orang yang bekerja di kantor pemerintah sampai-sampai saya bacanya ikutan gemas.
Atau juga pria-prianya yang mengaku punya banyak pacar online orang Indonesia, pengalaman menonton bioskop yang "mengerikan", kisah-kisah undercover yang diceritakan apa adanya dan tentu saja destinasi-destinasi tak umum yang saat dibaca, biasanya saya akan berhenti sejenak untuk mengecek foto tempat-tempat itu di google hingga membuat keinginan saya mendatangi negeri cantik ini semakin kuat. Ya, mudah-mudahan nanti ada kesempatan dan rezekinya, ya!