Di kantor pun, karir Vikram melesat. Selama tiga tahun dia berjuang untuk mendapatkan kepercayaan lebih tinggi dari perusahaan tempat ia bekerja.
Dia mengincar posisi pimpinan di kantor cabang yang ada di London. Dan, ketika dia berhasil mendapatannya, bukan main senangnya keluarga besar mereka.
"Kau harus mempersiapkan makanan untuk 40 orang, aku akan mengundang keluarga dan kerabat untuk merayakannya," ujar Vikram lewat sambungan telepon.
Sayang, saat pesta berlangsung malam harinya, di tengah kebahagiaan itu Vikram mendapatkan telepon bahwa ia tak jadi dikirim ke London. Jelas saja hal itu membuatnya emosi. Dengan cepat ia menghampiri koleganya yang kebetulan hadir dalam pesta dan pertengkaran tak dapat dielakkan.
"Aku tahu ini semua karenamu. Kau iri kepadaku karena mendapatkan posisi itu, bukan?" teriak Vikram kepada salah satu rekan kerjanya.
Amrita berusaha melerai. Namun, Vikram sangat emosional dan seketika sebuah tamparan melayang ke pipi istrinya. Jelas itu satu hal yang menyakitkan.Â
Selama ini, tak pernah sekali pun Vikram bertindak kasar. Namun, sekalinya terjadi, itu disaksikan oleh puluhan pasang mata, termasuk dari orang tua masing-masing dari mereka.
Pesta kemudian dibubarkan. Ayah Amrita --Sachin (Kumud Mishra) dan ibunya --Sandhya (Ratna Pathak Shah), pulang dengan perasaan yang berkecamuk.Â
Mereka kaget menantu kesayangan mereka bisa berbuat seperti itu. Namun, mereka tak banyak bicara. Mereka pulang dengan meninggalkan harapan bahwa hubungan anak dan menantunya akan baik-baik saja.
SEBUAH TAMPARAN YANG MENGUBAH SEGALANYA
Keesokan harinya Vikram berusaha menjelaskan apa yang terjadi. Dengan memeluk Amrita, dia berceloteh banyak hal dan memohon dukungan dengan kabar buruk yang diterimanya dari perusahaan tadi malam.