Ada dua hal yang menurut saya apapun keadaannya, Ramadan akan selalu terasa spesial. Pertama, auranya. Kerasa nggak sih kalau aura Ramadan tuh beda banget? Soal pelaksanaan ibadah puasanya sih iya. Tapi, apa ya, ada satu hal lain yang sulit saya jelaskan namun dapat saya rasakan ea. Ya mirip-mirip kayak orang lagi jatuh cinta gitulah rasanya. Berbunga-bunga walau kadang bingung mau ngapain hehe.
Nah yang terakhir adalah tradisi-tradisi yang menyertai kegiatan Ramadan itu sendiri. Saya dari kecil sampe remaja gini selalu berada di Palembang dan belum pernah merasakan menjalankan ibadah puasa di kota atau negara lain. Di Palembang aja, tradisi penyambutan atau pelaksanaan Ramadannya itu banyak. Apalagi kalau ngomongin tradisi di seluruh Indonesia, ya. Waaah!
Tradisi di Palembang: Dari Majar Hingga Sedekah RuwahÂ
Saya sempat mengetahui dulu bahwa di sekitaran Palembang (tepatnya di Kabupaten Ogan Ilir), untuk menyambut Ramadan, dulu ada tradisi pawai obor yang dilakukan oleh anak-anak di pesantren. Tapi, tradisi ini sudah lama menghilang. Untungnya, tradisi lain seperti Sedekah Ruwah (menundang tetangga untuk pembacaan yasin dan makan bersama) masih dilakukan walaupun tahun ini, semasa pandemi, tata caranya berbeda.
Sekarang lebih banyak orang yang menitipkan makanan langsung ke masjid atau ke panti asuhan alih-alih mengundang tamu ke rumah. Lagi karantina gini kan emang gak boleh kumpul-kumpul ya, kan.
Bicara soal makanan, ada juga tradisi pembuatan Bubur Suro yang secara rutin dilakukan oleh pengurus Masjid Al Mahmudiyah Palembang. Saya nggak tahu pasti apakah tahun ini tradisini dilakukan atau tidak, yang jelas saya berharap tradisi ini terus ada demi mengimbangi "tradisi" kurang oke yang dilakukan anak muda Palembang yakni majar.
Majar sendiri kegiatan nongkrong pasca sahur yang biasanya dilakukan di pusat kota Palembang seperti Jembatan Ampera. Nganu, gak berfaedah. Bukannya ngaji eh malah pacaran! Nah loh. Kalau yang satu ini sih ke depan nggak ada lagi saya senang-senang saja. Omong-omong, semua tradisi yang saya sebutkan di atas tadi sudah saya tulis lengkap di sini, ya!Â
Tradisi Penyambutan dan Pelaksanaan Ramadan di Negara Lain
Honestly, dibandingkan tradisi penyambutan dan pelaksanaan Ramadan di kota-kota lain di Indonesia saja, tradisi penyambutan Ramadan di Palembang ini nampak kurang meriah hehehe. Saya lantas mencari tahu tradisi penyambutan dan pelaksanaan Ramadan yang berlangsung di negara lain. Lantas, saya membayangkan, jika tradisi ini dilakukan di Indonesia terutama di Palembang, apa ya yang akan terjadi?
Tradisi Meriam Yellow Bastion
Di negara Bosnia & Herzegovina, ada sebuah tradisi menembakkan meriam yang sudah dilakukan sejak pemerintahan Kesultanan Ottoman di abad ke-18. Tradisi ini disebut Meriam Yellow Bastion. Nah, penembakan meriam ini dilakukan saat ngabuburit atau sesaat menunggu azan magrib.
Apa yang terjadi jika tradisi ini diterapkan di Palembang? Seru, ya! Apalagi kalau dilakukan di sepanjang pinggiran Sungai Musi. Waaaaah!
Tradisi Mesaharaty
Mesaharaty adalah tradisi membangunkan sahur yang lazim dilakukan di Yordania dan Turki. Yang saya tahu sih tradisi ini memang sudah ada sejak zaman Rasulullah yakni saat beliau memerintahkan Bilal bin Rabah berazan untuk membangunkan masyarakat. Nah, di sekitaran Makkah dulu tradisinya membangunkan dengan membawa fanus (lentera khas Arab) dan menabuh gendang yang disebut Duf Al-Bafaz.
Tradisi Chaand Raat
India itu emang paket komplet uniknya! Saya baru tahu ternyata di India (juga di Pakistan dan Bangladesh) ternyata ada tradisi bernama Chaand Raat di mana para perempuannya akan mengecat tangan dan kaki menggunakan henna. Tradisi ini biasanya dilakukan menjelang berakhirnya Ramadan. Hmm, biar makin cakep saat lebaran kali, ya!
Bagaimana jika tradisi ini diterapkan di Palembang? Ya bisa saja sih, walau kemungkinan besar akan dibilang pengantin baru sama orang-orang hahaha.
Tradisi Permainan ala Mheibes
Ini permainan tebak-tebakan di Iran yang dilakukan oleh puluhan orang yang terbagi menjadi 2 kelompok dengan cara menyembunyikan salah satu cincin dan dan kelompok lain harus menebak! Menarik! Karena Ramadan ya boleh juga dilewati dengan cara bersenang-senang, kan?
Jika tradisi ini dilakukan di Palembang bagaimana? Tentu aja seru! Mungkin cincinnya diganti dengan pempek aja gitu hehehe.
Tradisi Qarqia'an
Ini tradisi yang melibatkan anak-anak di Kuwait di mana mereka akan mendatangi rumah para tetangga bada magrib dengan mengenakan pakaian tradisional. Mereka akan mendapatkan permen/coklat dari rumah yang mereka datangi. Mirip kayak tradisi halloween, ya!
Tradisi ini mungkin saja sih dilakukan di Palembang. Tapi mungkin permen/coklatnya lagi-lagi diganti dengan pempek! Haha.
Oke, itu dia tradisi-tradisi unik yang ada di belahan negara lain yang mungkin dapat diterapkan di Indonesia (terutama Palembang). Atau, bisa juga menciptakan tradisi-tradisi baru yang kental muatannya dengan lokalitas. Saya sih berharap ada tradisi yang dilakukan di sekitaran atau tepat di Sungai Musi, ya! Selagi tradisinya nggak menyalahin aturan agama sih, ya monggo aja. Buka puasa di atas getek di Sungai Musi, mungkin? Hehehe.