Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Serunya Keliling Dunia melalui Kartu Pos

27 Februari 2019   11:39 Diperbarui: 28 Februari 2019   05:18 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompal menyiapkan prangko khusus bergambar logo Kompal. Model foto diperankan oleh profesional. Dokpri.

Untuk mengoleksi kartu pos dari semua negara, tidak cukup dengan hanya mengandalkan situs postcrossing.com, saya harus mencari seseorang yang tinggal di negara tersebut dan merayunya agar mau swap atau saling berkirim kartu pos dengan saya.

Dibantu orang tua menulis dan menghias kartu pos. Dokpri
Dibantu orang tua menulis dan menghias kartu pos. Dokpri
Alhasil, kini jumlah kartu pos saya (sepertinya) 1000-an lebih dan saya sudah memiliki kartu pos dari 165 negara (koleksi saya dapat dilihat di blog ini). Saya menerima kartu pos jenis apa saja, walaupun yang menjadi favorit saya ialah kartu pos standar berukuran 15 cm x 10 cm, dengan single view alias gambarnya fokus ke satu objek saja. (Ada juga kartu pos yang multiple view yakni banyak objek dalam satu gambar).

Jenis kartu pos juga banyak, ada yang dari kayu, kulit, kartu pos 3D dan bentuk serta ukurannya macam-macam seperti Gotochi, shape postcard asal Jepang dimana kartu posnya berbentuk sesuai gambar objek.

APA SIH MANFAAT BERKIRIM KARTU POS
Namanya juga hobi ya, mesti ada pengorbanannya. Misalnya saja ya beli prangko dan kartu pos. Belum lagi, gak semua daerah ada penjual kartu posnya. Jika sudah begitu, bisa kok membuat kartu pos sendiri. Apalagi jika kamu hobi foto.

Saya sendiri pun mencetak kartu pos dari foto-foto saya. Cetaknya di percetakan dengan kertas ukuran A3. Dari satu kertas itu bisa dapat 8 kartu pos dan ongkos cetaknya bolak balik sekitar Rp.10.000 sd Rp.15.000 saja.

Bisa bikin kartu pos sendiri, loh. Bisa dengan cara digambar. Dokpri.
Bisa bikin kartu pos sendiri, loh. Bisa dengan cara digambar. Dokpri.
Jadi, satu kartu pos harganya Cuma Rp.1.250 sd Rp.1.875 saja. Murah kan, dibandingkan beli di toko buku/penjual dimana satunya seharga Rp.3500 sd Rp.5000.

Nah, sejak hobi berkirim kartu pos, saya merasakan banyak manfaat. Misalnya saja saya banyak mendapatkan teman baru. Saya juga dapat meningkatkan kreatifitas karena saya juga kadang menciptakan kartu pos sendiri. Bisa dengan menggambar, mengkreasi dengan kertas origami dsb.

Berkenalan dengan sesama postcrosser (sebutan bagi pecinta kartu pos) juga membuat saya mau gak mau mempelajari bahasa asing, minimal bahasa Inggris karena semua komunikasi dilakukan dalam bahasa Inggris.

Selain itu, wawasan saya bertambah. Saya banyak tahu tentang tempat, tokoh dsb dari gambar yang saya lihat di kartu pos. Hobi ini juga dapat menghasilkan uang loh. Kamu dapat membuat/mencetak kartu pos dan menjualnya.

Nah, pengalaman saya dalam menekuni hobi inilah yang saya ceritakan ke adik-adik di acara yang saya hadiri hari Minggu lalu. Senang rasanya melihat antusias mereka dan keinginan mereka mengenal kartu pos lebih jauh.

Sejak menerima kartu pos bergambar kota Cesky Krumlov ini saya langsung bermimpi bisa ke sana. Dokpri
Sejak menerima kartu pos bergambar kota Cesky Krumlov ini saya langsung bermimpi bisa ke sana. Dokpri
Mimpi menjejakkan kaki ke Cesky Krumlov menjadi kenyataan.
Mimpi menjejakkan kaki ke Cesky Krumlov menjadi kenyataan.
Apalagi, tim Kompal (Kompasianer Palembang) sengaja menyiapkan kartu pos untuk dapat mereka kirim, pun tim Kompal juga sengaja mencetak prangko khusus berlambang logo Kompal untuk mereka gunakan sebagai alat bayar pengiriman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun