Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Memaksimalkan Keberkahan di Bulan Ramadan, Pasang Target Aja!

16 Mei 2018   19:30 Diperbarui: 16 Mei 2018   19:29 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk orang seperti saya yang sering kali tidak fokus dalam mengerjakan sesuatu, terlebih lagi jika harus mengerjakan banyak hal dalam waktu yang bersamaan, membuat rencana kegiatan yang terstruktur adalah sebuah solusi.

Nggak usah yang terlalu ribet, sekadar menempelkan post it berisi beberapa checklist box kerjaan yang harus selesai dalam satu hari aja rasanya sudah membantu sekali. Nah, menjelang bulan Ramadan seperti sekarang, sepertinya saya harus kembali membuat/menuliskan beberapa target kegiatan agar pelaksanaan kegiatan selama Ramadan berlangsung dengan efektif dan penuh berkah. Amin.

Apa saja sih rencana kegiatan dan target pencapaian yang saya canangkan untuk dilaksanakan saat Ramadan? Ini dia!

Mengurangi Tumpukan Buku 

Apakah kamu seorang Bibliomania seperti saya? Bagi yang belum ngeh dengan istilah ini, bibliomania adalah sebutan bagi orang yang gemar menimbun buku namun kemampuan membaca berbanding terbalik dengan intensitas membeli buku.

Sedih rasanya melihat tumpukan buku yang bahkan beberapa masih berplastik. Ntah karena kesibukan, atau pengaruh sosial media, kemampuan saya dalam membaca jauh drastis menurun dibandingkan periode saat masih sekolah. Nah, di bulan Ramadan ini, saya bertekad untuk mengurangi sebanyak mungkin tumpukan yang ada.

Mungkin dapat dimulai dari buku yang secara bobot tidak begitu tebal dan benar-benar ingin saya baca terlebih dulu. Hayo, seberapa banyak tumpukan bukumu di rumah? Yuk tanding-tandingan mengurangi tumpukan sama saya!

Sebagian kecil tumpukan (Dokumentasi Pribadi)
Sebagian kecil tumpukan (Dokumentasi Pribadi)
Khatam Al-Quran

Walaupun secara tampang, saya ini nampak soleh --batukbatuk, namun sesungguhnya amalan ibadah saya di hari-hari biasa tidaklah banyak. Bisa disiplin shalat 5 waktu aja rasanya sudah bersyukur sekali. Baca Quran? Duh...

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, saya selalu bertekat untuk mengkhatamkan Al-Quran di bulan Ramadan. Targetnya tidak muluk-muluk. Bisa ODOJ (One Day One Juz) saja sudah bagus. Jika berhasil, tepat di penghujung Ramadan, saya akan menamatkan 30 juz atau 1 kitab penuh.

"Lalu, tahun ini bakalan targetin khatam berapa kali?"

Oh tetap sekali seperti tahun lalu. Tapi, saya bertekad untuk turut membaca terjemahannya di tahun ini. Yeah, sederhana saja, yakni agar bisa lebih meresapi kisah-kisah dan nilai yang terkandung dalam Al-Quran.

Menyusutkan Ukuran Baju

Dari XL menjadi L. Atau syukur-syukur menjadi M seperti 20 kg yang lalu eh seperti 3-4 tahun yang lalu. Ya, mumpung puasa kan? Tinggal dimantapkan lagi pola makannya, dijaga porsi makannya, dan tetap berolahraga seperti hari-hari sebelumnya. Menjaga kesehatan itu sangat penting. Banget!

Sudah banyak penelitian yang mengungkapkan manfaat berpuasa. Dan benar saja, berpuasa terbukti menurunkan risiko penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah seperti jantung. "Kok bisa?" iya, organ yang tidak bekerja keras saat puasa berkesempatan melakukan detoksifikasi secara sempurna sehingga daya tubuh pun meningkat.

Sebagaimana di tulisan sebelumnya, sudah saya singguh bahwa jenis olahraga dan waktu berolahraganya harus disesuaikan. Tidak apa-apa jika olahraganya sederhana, sekadar jogging, bersepeda atau senam kecil. Jika dilakukan secara rutin, Insyaallah bobot badan ideal yang diimpikan akan tercapai saat lebaran tiba hehe.

Full Shalat Tarawih di Masjid

Jika berhasil, ini adalah tahun keempat saya mencoba agar dapat menjalankan shalat tarawih secara penuh di masjid. Risikonya, saya harus menolak semua... ya SEMUA ajakan/kesempatan buka puasa bareng. Biar kata yang ngajakin gubernur, juga saya tolak. Hahaha. Ya maaf Pak Gubernur, berbuka puasa bareng keluarga di rumah itu jauuuuh lebih nikmat.

Lagipula, Ramadan adalah satu-satunya kesempatan agar bisa kumpul bersama keluarga di rumah. Ya, di hari-hari biasa, makan bersama jadi satu momen mewah. Hanya di saat-saat tertentu terjadi, itupun biasanya tidak di rumah. Jadi, hanya di Ramadan inilah, satu bulan penuh, kami dapat bersantap bersama dengan suasana yang khidmat.

Dengan berbuka puasa di rumah, banyak keuntungannya. Pertama, jelas lebih hemat. Kedua, dapat menyenangkan hati orang tua, terutama ibu yang sudah capek memasak, akan sangat senang jika hasil kerjanya diapresiasi (baca : dimakan sama anggota keluarga). Ketiga, tidak ada alasan lagi terlambat ke masjid untuk tarawih karena kepotong perjalanan dari restoran ke rumah.

Melunasi Hutang Menulis

Sebagai seorang blogger yang nyambi jadi pedagang --eh kebalik gak ya? Haha. Alhamdulillah, dari menulis saya dapat berkesempatan untuk hadir dalam beberapa acara atau perjalanan yang sepenuhnya didanai sponsor.

"Enak ya jalan-jalan gratis!" begitu kata banyak kerabat.

Ya enak tentu. Alhamdulillah, bisa datang ke tempat baru, mencicipi hidangan lezat di satu kota atau merasakan penginapan keren di sana. Tapi, ada harga dari itu semua. Tanpa diminta pun, sebagai undangan, saya paham, bahwa ada kewajiban tak tertulis dari pihak sponsor agar saya dapat menceritakan pengalaman tersebut di blog pribadi ataupun di kanal Kompasiana ini.

Nah, PR saya dari perjalanan yang sebelumnya masih cukup banyak. Dan, semoga, di momen Ramadan ini, saya dapat mencicil sedikit demi sedikit hutang tulisan yang sudah ada.

Memaksimalkan Ibadah

Mumpung ini bulan baik, bulan di mana Allah menurunkan banyak sekali keberkahan yang dapat "dipetik" oleh semua umatNya. Ya tentu ibadah harus diperioritaskan. Mumpung Ramadan, harus bangun sahur, yang biasanya malas buat Tahajud, mestinya sih lebih rajin.

Teorinya begitu, tapi praktiknya belum tentu --pengalaman hahaha. Makanya, tahun ini harus lebih dimantapkan lagi niat ibadahnya. Harus lebih semangat memetik pahala-pahala dobel yang sudah disediakan Allah.

Aku yang biasanya solat mepet biar sekalian wudhu --errr, jujur amat ya. Berusaha untuk memperbaiki itu. Minimal ya shalatnya tepat waktu. Lebih bagus lagi jika bisa jamaahan di masjid, bukan? Apalagi kalau ditambah shalat sunnahnya. Beuh, bisa-bisa kedapatan berkah Malam Lailatul Qadar nih. Insyaallah, amin.

Lebih Giat Bekerja & Perbanyak Amal

Rasulullah bersabda, "siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga," hadist riwayat Tarmidzi.

Luar biasa kan? Allah kasih kesempatan kita untuk lebih banyak berbagi di Ramadan. Keberkahannya luar biasa. Pun pahala yang kita dapatkan. Saya sering mendengar pengalaman orang lain tentang ketidaksamaan matematika manusia dengan matematika Allah. Ada yang ngerasa, "ya kerjaan saya kan gini doang, jadi mentok rezekinya segitu. Boro-boro buat sedekah, makan aja diketat-ketatin."

Hmm, padahal rezeki Allah itu gak sebatas rupiah, kan? Terus sehat itu juga rezeki luar biasa. Dan, cara beramal juga tidak melulu diukur dengan uang. Melalui tenaga & pikiran pun bisa. Intinya, nggak ada alasan untuk tidak beramal di Ramadan. Mumpung nih, pahalanya dobel, maka ambil kesempatan itu seluas-luasnya.

* * *

Itu dia beberapa target yang saya canangkan di awal Ramadan ini. Tentu saja ada target-target lain yang mengiringi, misalnya saja target didekatkan dengan jodoh biar pas lebaran ada rumah yang bisa didatangi hahaha. Apapun itu, semoga niat baik yang kita semua targetkan dapat tercapai  di bulan Ramadan tahun ini. Dan, semoga ibadah kita lancar dan apa yang kita lakukan semata-mata demi mengharap ridha Allah Swt. 

Kompal
Kompal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun