Mohon tunggu...
om_nanks
om_nanks Mohon Tunggu... nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

xbanker dan xdosen

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mari Berinvestasi, tapi Mengapa Harus Properti?

7 April 2023   13:50 Diperbarui: 8 April 2023   06:22 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi investasi properti| Dok Shutterstock via Kompas.com

Kebutuhan dasar manusia selain sandang dan pangan adalah properti. Properti, khususnya rumah, apartemen, ruko/rukan sebagai tempat berteduh dan berlindung dari teriknya sinar mentari dan basahnya siraman air hujan serta sebagai tempat berlindung dari potensi tindak kriminal.

Sudah saatnya sebagai generasi Y (milenial) dan generasi Z (zilenial) berpikir pemenuhan kebutuhan mendasar bukanlah mobil sebagai ajang personal branding atas kesuksesan karena mudah ditampakkan kepada khalayak atau netizen. 

Tetapi berganti menjadi properti, bisa berupa rumah tinggal, apartemen, ruko/rukan atau bahkan lahan yang ke depannya berpotensi menjadi hunian.

Sesuai dengan judul di atas, penulis tergelitik untuk kembali sedikit membongkar isi kepala khususnya terkait dengan investasi untuk masa depan yaitu mari berinvestasi, tapi mengapa harus properti.

Potensi Peningkatan Harga di Setiap Periode,

Selain karena NJOP (Nilai Jual Obyek Pajak) tahunan sebagai penentu dalam besaran pembebanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang selalu mengalami penyesuaian harga dari tahun ke tahun.

Hal ini disebabkan karena harga tanah per meter persegi pun juga mengalami peningkatan harga. Penyebabnya karena kebutuhan akan properti hunian mengalami peningkatan di setiap tahunnya.

Kebutuhan Tempat Tinggal atau Hunian,

Sebagai efek domino dari perkembangan generasi milineal dan generasi zilenial yang sudah mulai memasuki fase kehidupan berumah tangga sehingga membutuhkan lebih dari satu tempat hunian.

Kehidupan di kota besar yang sibuk, dinamis dan serba terburu-buru membuat mereka berpikir untuk segera memenuhi kebutuhan akan properti.

Bagi kalangan mereka yang mampu secara finansial akan berusaha minimal memiliki sekaligus dua properti yaitu apartemen yang mendekati tempat mereka beraktivitas, berusaha, dan bekerja dan satu tempat hunian akhir pekan untuk melepas penat atau rumah masa depan pada saat purna.

Atau setidaknya bagi mereka yang berpenghasilan rata-rata akan tetap berpikir untuk memiliki hunian berupa rumah tinggal bagi keluarga kecil mereka.

Dari dua uraikan tersebut di atas yaitu potensi kenaikan harga dan kebutuhan akan hunian tempat tinggal bagi generasi milenial dan generasi zilenial saja dapat menjadi ide untuk berinvestasi khususnya di bidang properti.

Berikut sedikit gambarannya, tentang "Mari Berinvestasi, Tapi Mengapa Harus Properti?".

ilustrasi/mari berinvestasi, tapi mengapa harus properti? (source: www.rumah123.com)
ilustrasi/mari berinvestasi, tapi mengapa harus properti? (source: www.rumah123.com)

Investasi Jangka Panjang,

Investasi jangka panjang bagi investor pasif yaitu investor yang melakukan pembelian untuk dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama, takarannya bisa lebih dari 5 tahun

Di rentang waktu di sela-sela jangka panjang tersebut dapat dimanfaatkan atau alihfungsikan sementara menjadi tempat hunian yang disewakan bagi mereka yang membutuhkan sehingga berpotensi untuk menambah pendapatan atau passive income.

Tentang usaha rumah sewa pernah penulis bahas tersendiri di dalam artikel lain di blog Kompasiana ini, silahkan berselancar di dalamnya.

Investasi Jangka Pendek,

Ini berlaku bagi para investor yang melakukan investasi dengan cara melakukan pembelian rumah baru atau rumah second untuk dijual kembali dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama atau dibawah 5 tahun.

Apabila dirasa sudah mendapatkan gain yang lumayan bagus maka properti akan segera ditawarkan untuk dijual baik melalui broker maupun dijual sendiri.

Timing dan beberapa hal terkait dengan rencana menjual properti hunian, rumah/apartemenpun harus dipertimbangkan secara masak.

Apabila terlambat menjual akan sedikit mengkoreksi nilai jual properti hunian tersebut. Sebab akan tergerus oleh adanya biaya perawatan dan pemeliharaan, biaya entertaint, iuran-iuran di lingkungan hunian, dan lain-lain.

Capital Gain yang Relatif Besar,

Untuk mendapatkan capital gain yang besar, sebagai investor properti tetap harus selalu memperhatikan dalam pemilihan lokasi hunian, view atau hadap rumah baik letak rumah di sisi barat atau timur dan sisi utara atau selatan dari jalan, fasilitas umum, fasilitas sosial, fasilitas transportasi, fasilitas kesehatan, sarana dan prasarana lingkungan hunian.

Karena hal tersebut di atas yang disebutkan akan sangat berpengaruh terhadap penilaian end user dalam memilih dan bertransaksi sampai dengan deal.

Dapat Disewakan untuk Mendapatkan Fresh Money,

Khusus bisnis properti pasar sekunder yang dimiliki perseorangan yang berpola jangka panjang, setidaknya investasi dalam bentuk properti hunian ini akan mampu menambah passive income Anda.

Rumah dapat disewakan dengan jangka waktu tertentu, selain rumah memberikan manfaat finansial dan rumah juga lebih terpelihara dibandingkan apabila rumah dibiarkan dalam keadaan kosong tak berpenghuni.

Sesuai dengan judul artikel di atas bahwa investasi dalam bentuk properti memiliki beberapa keuntungan, diantaranya keuntungan capital gain dari peningkatan harga jual properti di setiap tahunnya.

Keuntungan berikutnya, di sela-sela jangka waktu sebelum properti hunian laku terjual dapat disewakan untuk beberapa tahun ke depan sehingga berpotensi menambah pendapatan sewa rumah. 

Dari penghasilan berupa pendapatan sewa rumah tersebut dapat dipergunakan sebagian untuk pengganti biaya pemeliharaan rumah dan kewajiban lainnya seperti biaya pajak bumi & bangunan dan biaya lainnya.

Demikian beberapa keuntungan dari "Mari Berinvestasi, Tapi Mengapa Harus Properti?".

Memiliki kemampuan dalam menciptakan passive income. Saatnya aset Anda yang bekerja dan menghasilkan pendapatan tambahan, sebagai side job saat ini ataupun pada saat memasuki usia pensiun di masa yang akan datang.

Sehingga dapat fokus menjalani masa pensiun dengan banyak kegiatan positif tanpa sedikitpun terganggu oleh masalah-masalah finansial.

Seringkali masalah keuangan akan timbul sebagai akibat menurunnya penghasilan karena telah purna dari pekerjaan sementara kebutuhan akan pendidikan anak ke jenjang yang lebih tinggi dan biaya lainnya diantaranya biaya kesehatan masih sangat diperlukan.

Salah satu solusi dan antisipasi, manakala masih bekerja dan berpenghasilan lakukan upaya-upaya terbaik, salah satunya dengan mari berinvestasi properti.

Semoga bermanfaat dan menjadi amalan jariyah penulis dan kita semua.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun