Mohon tunggu...
FATKHUL MUIN
FATKHUL MUIN Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mudik Antara Tradisi dan Gengsi

22 September 2009   00:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:42 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Entah sejak kapan tradisi mudik ( pulang kampung ) itu ada, sejak penulis masih kecil tradisi ini telah ada . Bahkan ada sebagian perantau mengatakan tradisi mudik hukumya wajib , sehingga bila tidak pulang kampung rasanya seperti berdosa. Akibatnya dengan menempuh berbagai macam cara si perantau ini harus bisa mudik ke kampung halamannya. Bagi yang berduit mereka memboyong seluruh keluarganya dengan naik mobil pribadi ataupun mobil carteran atau bahkan naik pesawat terbang . Bagi yang uangnya secukupnya mereka mudik naik kendaraan angkutan umum seperti bis , kereta api dan kapal api yang penting sampai di kampung halaman dengan selamat. Bahkan akhir-akhir ini mudik dilakukan dengan naik kendraan roda dua sekeluarga , meskipun harus berjalan ratusan kilo dan bahaya kecelakaan dijalan raya yang selalu mengancam mereka sepertinya enjoy aja. " Yang penting sampai di kampung halaman dengan selamat , dengan biaya yang cukup murah , yang penting hati-hati aja " ujar seorang pemudik yang akan menuju ke Semarang ketika diwawancarai salah seorang reporter TV .

Memang mudik mempunyai kekuatan yang sangat dahyat dari segi social dan ekonomi karena menurut pengamatan penulis , Mudik sudah menjadi tradisi yang begitu lekat bagi pemudik dimana saja. Tidak hanya yang merantau di kota besar seperti Jakarta , Surabaya, Bandung atau kota lainnya. Tradisi mudik ini sudah menjadi budaya bagi bangsa Indonesia yang sepanjang tahun terus menggelincir utamanya pada Hari Lebaran atau hari besar agama lainnya. Sehingga pemerintah sendiri sudah menyiapkan fenomena mudik ini dengan berbagai persiapan yang cukup matang dan terencana, diantaranya Jalur mudik dibuat selancar mungkin dengan memperbaiki sarana prasarana seperti jalan jembatan, bandara dan pelabuhan, Begitu pula sector keamanan kepolisian jauh-jauh hari telah mempersiapkan pengamanan mudik dan lebaran dengan mengerahkan ribuan petugas yang memantau jalan di ratusan titik. Untuk pemudik yang menggunakan sepeda motor kepolisian juga mempersiapkan pengamanan khusus dengan pengawalan di route-route yang rawan kecelakaan. Dari sector keuangan pemerintah lewat Bank Indonesia juga mempersiapkan uang pecahan kecil senilai ratusan Milyar guna kelancaran acara mudik perantau di kampung halaman, Selain pemerintah juga menggandeng fihak swasta untuk menyukseskan acara mudik ini , dengan cara menyediakan berbagai macam layanan yang ditujukan untuk kenyamanan para pemudik. Pemerintah tidak mau dianggap gagal dalam rangka pelaksaan mudik yang sudah mentradisi di Indonesia ini.

Tradisi dan Gengsi

Bagi sebagaian orang acara mudik ini merupakan acara tradisi yang harus diuri-uri kelestariannya, selain sebagai perwujudan cinta pada tanah kelahiran juga perwujudan menghormati para leluhur mereka. Sehingga tidak mengherankan jika mereka telah sampai dikampung mereka tidak lupa akan ayah,ibu, saudara baik yang masih hidup atau telah meninggal dunia. Selain itu dengan acara khusus mereka kembali merekat jalinan persaudaraan yang telah putus satu tahun, dua tahun, lima tahun bahkan ada pula yang pulang mudik setelah puluhan tahun mereka merantau. Lamanya mereka tidak mudik mungkin karena kesibukan yang tidak dapat ditinggalkan, factor tempat yang sangat jauh atau factor biaya yang cukup besar. Pada hakekatnya dalam batin mereka bila dalam satu tahun tidak mudik ke kampung halaman rasanya tidak enak dengan para sanak saudara, namun karena berbagai macam keterbatasan mudik mereka menjadi tertunda. Meskipun saat ini sudah ada pesawat telepon namun mereka menganggap mudik dengan langsung begitu afdol meskipun menghabiskan biaya yang cukup lumayan.

Selain tradisi ada pula yang mengatakan mudik merupakan acara gengsi atau unjuk gigi memamerkan keberhasilan mereka dalam merantau, oleh karena itu acara mudik ini biasanya mereka memboyong berbagai macam hal yang dapat meningkatkan gengsinya. Misalnya membawa mobil , perhiasaan , perabotan sampai dengan uang dan makanan yang nantinya dibagikan kepada sanak saudara atau tetangga. Selain itu pula mereka bercerita tentang kesuksesan usaha mereka di perantauan seraya mengajak saudaranya dikampung ikut merantau mencari rezeki dikota seperti dirinya. Hal inilah yang kadang membuat pusing pemerintah daerah yang daerahnya didatangi oleh pekerja hasil rekrutan para pemudik.

Dengan berbagai fenomena yang ada inilah mudik merupakan sesuatu kekuatan rutin yang perlu dipersiapakan sematang mungkin oleh para pemudik itu sendiri dan juga pemerintah. Dengan persiapan yang cukup matang inilah tradisi mudik ini bisa dinikmati dengan seluruh lapisan masyarakat dengan aman dan nyaman sampai di tujuan. Mungkin fenomena mudik ini hanya ada negeri kita Indonesia , kalaupun di Negara lain ada kekuatannya tidak sedahyat yang ada di Indonesia. Itu semua karena kultur bangsa Indonesia yang memang masih mencintai budaya leluhur mereka.Selamat mudik bagi pembaca semua !!!!****

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun