Mohon tunggu...
Dedi Setiawan
Dedi Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa yang baru lulus menggemari sepakbola, sejarah dan politik

Soy Nunca Fallar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Genderang Perang yang Berujung Damai

28 Mei 2020   16:52 Diperbarui: 28 Mei 2020   16:49 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada hal yang menarik menurut saya ketika presiden jokowi menghadiri rapat negara-negara anggota G-20 yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 26 maret kemaren. Dalam pertemuan tersebut Presiden Jokowi mengutarakan dihadapan anggota negara G-20 untuk berperang menghadapi Virus Corona.

Adapun  isi pesan yang diutarakan beliau yang dikutip dari CNN Indonesia  ialah " kita harus kuatkan kerja sama melawan covid 19, Untuk itu, G20 harus aktif memimpin upaya menemukan anti virus dan obat covid-19, tentunya bersama WHO. 

Lanjutnya beliau menambahkan. G20 harus memotori gerakan solidaritas dunia dalam penanganan virus corona agar pandemi tersebut tidak mengganggu kemitraan dan kerja sama yang sudah dibangun antar anggota selama bertahun-tahun.

Disini saya memahami bahwa apa yang diserukan oleh pak Jokowi adalah untuk mengajak negara-negara G-20 untuk ikut berjuang dalam menghadapi pendemi covid 19 dengan menyerukan untuk membuat suatu anti virus demi mengurangi dampak yang ditimbulkan kepada manusia sebagai objek sasarannya. 

Saya merasa apa yang didengungkan presiden kita di pertemuan tersebut sangat positif dan perlu diapresiasi guna mendorong untuk bisa mengakhiri pendemi ini yang sudah memakan puluhan ribu orang diseluruh dunia.

Selang beberapa bulan kemudian tepatnya pada tanggal delapan mei presiden Jokowi melakukan siaran persnya melalui akun media sekretariat Presiden, beliau menyampaikan menurutnya sampai ditemukannya vaksin yang efektif kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu kedepan. 

Kemudian beberapa saat kemudian, dikutip dari CNN Indonesia Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin. Bey mengatakan, maksud berdamai dengan corona sebagaimana dikatakan Jokowi itu adalah menyesuaikan dengan kehidupan. Artinya masyarakat harus tetap bisa produktif di tengah pandemi Covid-19.

"Bahwa Covid itu ada dan kita berusaha agar Covid segera hilang. Tapi kita tidak boleh menjadi tidak produktif karena Covid, menjadikan ada penyesuaian dalam kehidupan,"

Pesan yang disampikan presiden Jokowi diatas tentunya membingungkan bagi saya sebagai masyarakat, mengapa? Karena saat pertemuan G20 presiden jokowi mengusulkan berperang dengan covid 19 dihadapan anggota G-20. 

Tentunya dari ucapan yang sudah terucap dan sudah didengar oleh masyarakat luas konsistensi dan integritas seorang pemimpin mejadi jaminannya. Berperang mengandung arti untuk berjuang sampai tujuan diinginkan tercapai, akan tetapi pemilihan kata damai yang digunakan presiden Jokowi dalam siaran persnya menurut saya  blunder seolah-seolah kata damai terlihat seperti kewalahan dalam mengikuti peperangan.

Pemilihan kata "berperang" walaupun dalam penerapannya  tidak berperang dengan manusia tentunya diperlukan konsistensi untuk menerapkannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun