Padahal kalau bisa membuat karya tulis sendiri, aktivitas ini merupakan sarana mengekspresikan diri sekaligus sebagai upaya pengembangan diri guru. Idealnya memang seorang guru mau dan pintar menulis. Namun sekali lagi, budaya menulis di kalangan guru memang masih perlu terus ditingkatkan.
Maka, beruntunglah para guru di era media sosial saat ini. Berbagai model dan bentuk pelatihan menulis sudah banyak tersedia di depan mata. Di sela-sela kesibukannya guru masih bisa mengikuti pelatihan menulis baik secara daring atau luring.
Di sisi lain pemerintah melalui Kemendikbud Ristek juga menyediakan berbagai fasilitas pembelajaran maupun pelatihan yang bisa dimanfaatkan oleh guru untuk mengasah keterampilan menulis. Salah satunya melalui aplikasi Platform Merdeka Mengajar (PMM) dan Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP).
Pendidikan Guru Penggerak menjadi andalan Kemendikbud Ristek sebagai program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini dilaksanakan melalui pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 6 bulan bagi Calon Guru Penggerak (CGP).
Dalam pelaksanaannya keterampilan menulis sangat dibutuhkan oleh Calon Guru Penggerak ketika mengikuti pendidikan. Hampir setiap aktivitas yang dilakukan CGP tak lepas dari aktivitas menulis. Dari belajar mandiri lewat LMS, berdiskusi dan kolaborasi dengan CGP lain secara daring, hingga mengerjakan tugas-tugas. Intinya, apapun aktivitas guru tak bisa lepas dari tulis menulis. Â