Mohon tunggu...
Rokhman
Rokhman Mohon Tunggu... Guru - Menulis, menulis, dan menulis

Guru SD di Negeri Atas Awan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dahsyatnya Gempa Kalibening

20 April 2018   08:04 Diperbarui: 20 April 2018   09:04 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://rokhmani152735.gurusiana.id

Kalibening adalah nama salah satu kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Wilayah pegunungan yang selama ini terkenal adem ayem tiba-tiba menjadi bahan pemberitaan baik di media cetak maupun elektronik atau online. Rabu (18/4/18) pukul 13.28 WIB, diguncang gempa bumi berkekuatan sedang.

Menurut BMKG, gempabumi dengan magnitudo 4,4 tersebut adalah gempabumi dangkal (kedalaman hiposentrum 4 km) akibat aktifnya patahan lokal. Meski berkekuatan sedang, wilayah Kabupaten Banjarnegara yang berada di sekitar pusat gempa mengalami kerusakan cukup parah hingga menelan korban jiwa.

Hingga hari ini tercatat 2 orang meninggal dunia, puluhan luka serius dan ringan serta ratusan bangunan rusak parah dan ringan. Bahkan salah satu bangunan sekolah (SMPN 2 Kalibening) mengalami kerusakan cukup parah. Ini menandakan bahwa gempa ini memang cukup dasyat. Sebab bangunan milik pemerintah biasanya dibangun dengan perencanaan kontruksi yang lebih baik daripada bagunan penduduk setempat pada umumnya. Meskipun anggapan ini tidak sepenuhnya benar.

Menurut Rovicky Putrohadi, gempa Kalibening ini memang lemah, tetapi karena di dekat lokasi danau purba yang sedimennya lunak, maka goyangannya sangat terasa dan bahkan merusak. Pengamat energi, kebencanaan, dan lingkungan yang biasa dipanggil Pakde ini, menjelaskan bahwa secara geologi, Dataran Tinggi Kalibening, di mana episentrum gempabumi berada merupakan suatu depresi tektonis akibat adanya sistem sesar geser Kalibening -- Wanayasa.

Patahan geser menganan (dekstral) tersebut pernah pula menggerakkan gempabumi berskala rendah pada tahun 2009 dan 2011. Aktifitas kegempaan ini mengindikasikan tektonisme aktif Cekungan Serayu Utara, di mana batuan-batuan berumur Neogen kini mencuat di sisi selatan dan utara Pegunungan Jembangan (yang lebih dikenal dengan kawasan vulkanis Dieng).

Lebih lanjut dijelaskan bahwa endapan bekas danau menjadi penyebab goyangannya sangat kuat. Daerah bekas danau tentunya memiliki sedimen tebak yang belum terkosolidasi, atau belum terbatukan, sehingga tanahnya sangat lunak. Berdiri di atas tanah lunak ini mirip kalau kita "menaruh agar-agar di atas piring", maka ketika ada getaran, akan terjadi penguatan goyangan (sumber : https://geologi.co.id).

Belajar dari peristiwa ini, sebagai manusia beriman kita bisa mengambil hikmah antara lain;

Pertama, semakin yakin akan kuasa Allah SWT. Ketika Allah SWT sudah berkehendak segala sesuatu yang menurut akal manusia tidak mungkin ternyata menjadi mungkin. Dengan goyangan gempa dalam hitungan detik saja, ternyata bangunan yang kokoh bisa luluh lantak rata dengan tanah.

Kedua, menambah tingkat keimanan kita. Dengan diperlihatkannya tanda-tanda kekuasaan Allah SWT, seharusnya akan lebih menebalkan rasa keimanan. Manusia sebagai makhluk akan merasa sangat kecil dan tidak mempunyai kuasa apa-apa di hadapan Sang pencipta-Nya.

Ketiga, selalu meningkatkan kewaspadaan. Peristiwa ini menjadi pembelajaran, bahwa patahan-patahan kecil, juga gempa lemah, kalau berada di daerah yang tanahnya lunak, akan sangat mungkin menyebabkan kerusakan. Maka, bangunan yang ada seharusnya memperhatikan kondisi geologis wilayah setempat.

Keempat, meningkatkan kepedulian sosial. Suatu musibah terjadi tidak pernah diperkirakan sebelumnya.  Korban bencana alam tidak pernah berfikir akan hidup dalam pengungsian. Maka, orang lain yang tidak terkena musibah seharusnya terketuk hatinya untuk mengulurkan bantuan kepada para korban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun