Mohon tunggu...
Oman rausyan pikir
Oman rausyan pikir Mohon Tunggu... -

Membaca dan menulis itu hidupku

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cita-cita di balik program wajib belajar.

24 November 2018   18:26 Diperbarui: 24 November 2018   18:19 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Setiap dari kita pernah bercita-cita dalam kehidupan kita. Karena dalam kehidupan kita, pasti kita ingin menjadi sesuatu. Bercita-cita bukanlah sesuatu yang sangat rumit. Karena cita-cita merupakan sebagian rangkain hidup yang kita pilih dalam hidup ini. Tapi dalam menjalani atau menujuh cita-cita seakan-akan terasa seperti sesuatu yang sangat sulit bagi sebagian orang. Hal ini bukan sesuatu yang sangat lucu atau aneh. Tapi ini kondisi dan kenyataan yang sering terjadi di dalam kehidupan ini.

Kenyataan dalam hidup ini, apabila kita ingin memcapai cita-cita maka kita harus melakukan wajib belajar selama 12 tahun. Ini bukan persoalan dari terrealisasinya program dari pemerintah. Tapi ini bagian dari rangkaian yang harus di lakukan untuk mencapai cita-cita itu. Dalam melakukan wajib belajar itu, banyak hal yang harus di korbankan, dan juga bukan kita saja yang berkorban, tetapi orang tua kita juga. Orang tua  merupakan pillar utama dalam mencapai cita-cita kita. Karena orang tua yang mempersiapkan segala hal (materi) agar kita bisa tenang dalam melakukan proses dalam wajib belajar.

Tapi dalam melakukan tahapan-tahapan wajib belajar, banyak dari kita yang gagal dalam perjalanan. Hal ini terjadi bukan karena kita tidak mampu untuk melakukan tahapan wajib belajar dengan baik. Hal ini terjadi karena Lagi-lagi kita harus terjebak oleh kondisi. Kita harus menghadapi kondisi yang terkadang kita tidak mampu untuk mengatasinya. Mungkin rasa menyesal dan air mata yang keluar dari orang tua kita. Tidak akan cukup dengan rasa menyesal yang nanti kita hadapi pada saat kesadaran itu datang menghantui. Kesadaran itu akan datang apabila kita melihat teman-teman kita yang dulu bersama belajar, kini mereka telah berhasil untuk mencapai cita-cita mereka. Tapi ini bukanlah masalah yang sesungguhnya, karena letak kesalahan dan kegagalan itu berada pada diri kita sendiri. Hal ini terjadi karena kita tidak mampu untuk menggunakan wajib belajar kita dengan baik.

Masalah yang paling besar dalam mecapai cita-cita kita adalah kita tidak mampu untuk menentukan sesuatu untuk diri kita sendri.  Ini bukanlah masalah karena kita tidak mampu atau tidak mempunyai IQ. tapi inilah bagian dari kekhawatiran yang sering menghantui kita, sehingga kita tidak berani untuk membuat cita-cita kita sendiri. Ke khawatiran itu muncul karena kondisi keluarga, lingkungan dan juga keinginan kita sendiri. 

Memang kita tidak bisa memungkiri banyak orang miskin yang anaknya bisa mencapai cita-citanya. Karena  dalam tahapa belajar mereka benar-benar melakukankannya dengan baik. Sehingga mereka dapat mencapai cita-citanya. "Bagi kita yang mempunyai kesadaran berarti kita mempunyai cita-cita dan juga motivasi besar, tanpa melihat latar belakang ekonomi kita," (ORP,2018). 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun