Pernah gak sih kamu merasa, ko makin bertambah umur, lingkaran pertemanan justru makin menyempit? Dulu waktu sekolah atau kuliah, teman kayaknya gampang banget dicari---tinggal duduk sebangku, ikut organisasi, atau nongkrong bareng, langsung akrab. Tapi begitu masuk fase adulting (20--30an), tiba-tiba mencari teman baru terasa jauh lebih sulit. Jangankan temen baru temen lama aja kadang udah jarang ketemu. Kenapa bisa begitu?
Fenomena ini bukan cuma perasaan kamu doang, kok. Banyak penelitian menunjukkan bahwa lingkaran sosial kita cenderung mengecil seiring bertambahnya usia.
Kenapa bisa begitu? Yuk, kita bedah alasannya.
1. Prioritas Hidup Berubah
Dulu, waktu sekolah atau kuliah, banyak waktu luang untuk nongkrong, ikut kegiatan, atau sekadar ngobrol santai. Sekarang? Boro boro, pagi kerja, sore kejebak macet, malam rebahan sambil scroll TikTok atau Instagram.
Rutinitas orang dewasa sering dipenuhi pekerjaan, ada yang lanjut kuliah lagi, atau bahkan urusan rumah tangga. Akibatnya, energi sosial yang dulu mudah dikeluarkan untuk nongkrong atau sekadar ngobrol panjang, kini jadi terbatas. Bagi sebagian orang, pulang kerja saja sudah cukup melelahkan, apalagi harus "berinvestasi" membangun pertemanan baru.
Sebuah riset dari Oxford University (Dunbar, 2016) bahkan menunjukkan bahwa hubungan sosial membutuhkan "pemeliharaan" waktu yang cukup. Tanpa interaksi reguler, hubungan bisa dengan cepat menurun kualitasnya.
2. Lingkungan Sosial Lebih Tertutup
Saat masih sekolah, kita berada di lingkungan yang penuh peluang untuk bertemu orang baru dengan latar belakang serupa. Namun setelah dewasa, lingkup pertemuan sering terbatas pada tempat kerja atau komunitas tertentu. Artinya, kesempatan untuk menemukan "klik" dengan orang baru makin kecil.
Ditambah lagi, tidak semua orang di kantor atau lingkungan kerja cocok jadi teman dekat. Kadang hubungan berhenti di level profesional saja.
3. Standar Pertemanan Lebih Tinggi
Seiring bertambahnya usia, kita cenderung lebih selektif dalam memilih teman. Kalau dulu berteman karena sekadar hobi sama, sekarang sering ada pertimbangan lebih dalam: Apakah orang ini bisa dipercaya? Apakah dia punya value yang sama? Apakah pertemanan ini sehat atau malah toxic?