Mohon tunggu...
Olvia Nursaadah
Olvia Nursaadah Mohon Tunggu... Writer

Meneliti, Mengabdi, Mengajar. Hobi: Nonton badminton, sepak bola, voly, baca, dan nulis apapun itu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

6 Dampak Brain Rot Terhadap Kemampuan Belajar dan Fokus

29 Juli 2025   14:15 Diperbarui: 29 Juli 2025   14:15 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Brain RotSumber: https://id.pinterest.com/pin/738449670185554077/

Konten dangkal sering kali tidak memberi ruang bagi otak untuk merenung. Studi oleh Nicholas Carr dalam bukunya The Shallows menjelaskan bahwa konsumsi informasi cepat mengganggu proses refleksi dan berpikir mendalam. Ini membuat pelajar cenderung menyerap informasi hanya permukaannya saja tanpa benar-benar memahami atau menganalisisnya secara kritis.

5. Disregulasi Emosi dan Kecemasan Akademik

Disregulasi emosiSumber: https://id.pinterest.com/pin/597219600624709079/
Disregulasi emosiSumber: https://id.pinterest.com/pin/597219600624709079/

Brain rot juga memengaruhi regulasi emosi.

Penelitian dari Journal of Behavioral Addictions menemukan bahwa penggunaan berlebihan media sosial dikaitkan dengan kecemasan, perasaan cemas saat tidak bisa mengakses gawai, dan gangguan konsentrasi saat belajar. Ini menciptakan siklus negatif antara gangguan emosi dan produktivitas belajar.

6. Penurunan Neuroplastisitas Otak

NeuroplastisitasSumber: https://id.pinterest.com/pin/50032245855145979/
NeuroplastisitasSumber: https://id.pinterest.com/pin/50032245855145979/

Neuroplastisitas adalah kemampuan otak untuk beradaptasi dan membentuk koneksi baru. Studi dari Frontiers in Human Neuroscience menyebutkan bahwa kurangnya stimulasi kognitif mendalam akibat konten digital dangkal dapat memperlambat proses neuroplastisitas.

Hal ini berdampak pada berkurangnya kemampuan belajar konsep baru atau beradaptasi dengan materi yang lebih kompleks.

Fenomena brain rot bukan sekadar istilah internet, tapi nyata adanya dan berdampak pada kesehatan, termasuk kesehatan kognitif kita. Dengan memahami bagaimana konten digital memengaruhi perhatian, memori, dan motivasi belajar, sudah saatnya kita bisa lebih bijak dalam mengatur penggunaan media sosial.

Belajar bukan hanya soal disiplin, tetapi juga tentang menciptakan ruang bagi otak untuk fokus, berpikir, dan berkembang tanpa gangguan. Saatnya kita mulai detox digital secara berkala dan melatih otak untuk kembali mencintai proses belajar yang dalam dan bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun