Mohon tunggu...
Olivia AnnisaPutri
Olivia AnnisaPutri Mohon Tunggu... saya adalah mahasiswi universitas muhammadiyah malang

saya membuat akun untuk meng upload beruta kkn saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

program pengabdian masyarakat oleh mahasiswa di desa randubango tergadap bullying di sekolah

1 September 2025   12:10 Diperbarui: 1 September 2025   11:18 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan
Kekerasan dalam berbagai bentuk masih menjadi masalah serius yang terjadi di masyarakat, termasuk kekerasan verbal dan non verbal. Meskipun Tidak selalu meninggalkan luka fisik, jenis kekerasan ini dapat menimbulkan dampak psikologis yang mendalam bagi korban, seperti rasa rendah diri, trauma, hingga gangguan mental jangka panjang. Kekerasan verbal seperti cercaan, ejekan, umpatan, maupun ancaman, serta kekerasan non verbal seperti sikap mengabaikan, perlakuan diskriminaif, atau ekspresi wajah yang merendahkan, sering kali dianggap sepele dan tidak mendapat perhatian yang cukup.

Minimnya pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai bentuk-bentuk kekerasan selain fisik menyebabkan perilaku tersebut terus terjadi dan bahkan dianggap sebagai hal yang biasa. Padahal, penghargaan terhadap hak dan perasaan sesama merupakan bagian penUng dari hidup bermasyarakat yang harmonis dan saling menghargai.

Melalui Program Pengabdian Masyarakat (PMM) dengan tema "Peningkatan Kesadaran Mengenai Kekerasan Verbal dan Non Verbal", kami bermaksud untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai berbagai bentuk kekerasan yang sering kali tidak disadari, serta mendorong terciptanya lingkungan sosial yang lebih empaUk, inklusif, dan bebas dari kekerasan dalam segala bentuknya. Dengan adanya sosialisasi dan pelatihan yang tepat, diharapkan masyarakat dapat lebih peka terhadap isu-isu kekerasan dan mampu menciptakan komunikasi serta interaksi yang sehat dan saling menghormati.

Keadaan Sosial
Komunitas: Penduduk Desa Randubango kurang menyadari tindakan kekerasan yang terjadi di sekitarnya seperti membentak anak, memukul anak, dan berbagai kekerasan juga anak yang tidak sopan dengan membentak juga melawan orang tua secara berlebihan verbal lainnya juga tidak mengawasi anak dalam bermain media sosial.

Keadaan Ekonomi
Perternakan : Mayoritas penduduk terlibat dalam sektor perternakan seperti ternak Sapi, Kambing, dan Ayam. Perternakan merupakan sumber utama pendapatan.
Perdagangan dan Jasa: Ada juga kegiatan ekonomi kecil seperti perdagangan lokal dan jasa yang mendukung kehidupan sehari-hari.
Pendapatan: Tingkat pendapatan penduduk cenderung bervariasi, tergantung pada jenis pekerjaan dan hasil perternakan.

Keadaan Budaya
Adat dan Tradisi: Desa ini memiliki berbagai acara yang dipengaruhi oleh budaya Jawa. Perayaan dan festival lokal sering diadakan, mencerminkan kekayaan budaya desa.
Kesenian: Kerajinan tangan mungkin menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan perayaan.

Keadaan Keagamaan
Agama: Mayoritas penduduk Desa Randubango memeluk agama Islam, dengan kegiatan keagamaan seperti shalat berjamaah, pengajian, dan perayaan hari besar Islam merupakan bagian penting dari kehidupan mereka.
Fasilitas Keagamaan: Terdapat masjid dan tempat ibadah lain yang digunakan untuk kegiatan keagamaan dan pertemuan komunitas.
                                 BAB 2
Identifikasi Sumber Daya

Potensi yang dimiliki desa Randubango sangat besar, terutama di sektor agrikultur dengan mayoritas usaha masyarakat berupa perternakan. Perternakan merupakan salah satu sektor yang menjadi fokus utama dalam pembangunan nasional, khususnya terkait pengelolaan dan pemanfaatan hasil strategis, terutama komoditas pangan. Pembangunan pertanian menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan dari pembangunan ekonomi dan nasional. Berbagi kajian pembangunan ekonomi di sejumlah negara menunjukkan adanya keterkaitan antara perkembangan pertanian dengan pertumbuhan industri dan jasa. Keberhasilan pembangunan sektor pertanian, khususnya dalam meningkatkan pendapatan dan ketersediaan pangan pokok, mampu mendorong perkembangan industri dan jasa sekaligus mempercepat transformasi struktur perekonomian nasional. Bukti empiris juga menunjukkan bahwa ketangguhan sektor industri akan semakin kuat apabila didukung oleh sektor pertanian yang berdaya saing dan berkelanjutan, sehingga terlihat jelas hubungan erat antara pertan, industri, dan jasa (Badan Agribisnis, 2000).
Desa Randubango memiliki kekayaan alam yang melimpah. Lahan sayuran yang luas dan subur membuat suasana desa terasa sejuk dan asri. Warga saling membantu memanen di berbagai kebun yang ada di desa Randubango. Banyak pabrik. Peralatan tersebut digunakan secara bergantian antar petani dengan jadwal yang sudah disepakati bersama.
Potensi sumber daya manusia di Desa Randubango sebagian besar bekerja sebagai . Rata-rata penduduknya sudah berusia lanjut, sehingga tingkat pendidikan mayoritas setara SMA. Sementara itu, banyak anak muda Desa Randubango yang merantau ke kota untuk melanjutkan pendidikan atau bekerja. Pertanian sayuran menjadi mata pencaharian utama masyarakat Desa Randubango      
BAB 3
Pelaksanaan Program

1. Survei dan Observasi
Survei awal dilakukan untuk memahami kondisi masyarakat Desa Randubango di kecamatan Mojosari. Hasil survei menunjukkan bahwa desa ini masih menghadapi tantangan serius dalam minimnya pemahaman tentang bentuk kekerasan dan pendidikan. Keterbatasan akses informasi dan sumber daya menyebabkan rendahnya pemahaman masyarakat tentang dampak dari kekerasan yang terjadi di sekitar Survei juga mencatat Ungginya angka kemiskinan dan kurangnya infrastruktur pendukung, yang semakin mempersulit upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat.
2. Pembuatan Kotak: kotak yang kokoh, Udak tembus pandang, dan memiliki kunci. Diberikan label yang jelas dan ramah seperU "Kotak Aspirasi" atau "Kotak Curhat" beserta petunjuk penggunaan yang singkat.
3. Materi Pendukung: Siapkan alat tulis (pulpen dan pensil) dan kertas kecil di dekat kotak. Kertas bisa polos atau berisi format isian sederhana seperi:
A. Tanggal kejadian
B. Jenis kekerasan (verbal, fisik, perundungan siber, dll.)
C. Pihak yang terlibat (pelaku dan korban)
D. Lokasi kejadian
E. Deskripsi singkat kejadiano Nama (opsional)
Tahap 2: Sosialisasi dan Penempatan
1. Sosialisasi: Melakukan sosialisasi ke seluruh warga sekolah, mulai dari siswa, guru, hingga staf. Menjelaskan tujuan kotak ini, yaitu sebagai wadah aman untuk melaporkan kasus kekerasan. Tekankan bahwa identitas pelapor akan dijaga kerahasiaannya. Anda dapat menggunakan media poster, pamflet, atau pengumuman saat apel pagi.
2. Penempatan Strategis: Meletakkan kotak di area yang mudah dijangkau namun tetap menjaga privasi, seperi di dekat ruang Bimbingan Konseling (BK), perpustakaan, atau sudut-sudut koridor yang tidak terlalu ramai. Pastikan tempatnya tersembunyi dari pandangan langsung.
3. Jadwal Pengambilan: Menentukan jadwal rutin untuk mengambil isi kotak. Misalnya, setiap hari Jumat sore atau dua kali seminggu. Hal ini penting untuk memastikan laporan segera ditindaklanjuti.
Tahap 3: Pengumpulan dan Tindak Lanjut
1. Pengambilan Laporan: Ambil isi kotak sesuai jadwal yang telah ditentukan. Lakukan ini secara rahasia dan hanya melibatkan anggota tim KKN yang bertanggung jawab.
2. Analisis Laporan: Baca dan kategorikan laporan yang masuk. Data ini bisa menjadi dasar untuk menyusun program pencegahan atau intervensi. Anda bisa bekerja sama dengan guru BK atau kepala sekolah untuk menganalisis data ini.
3. Tindak Lanjut: Tentukan langkah selanjutnya untuk setiap kasus. Jika laporan berisi kasus yang serius, segera laporkan kepada pihak sekolah, misalnya guru BK atau kepala sekolah, untuk ditindaklanjuti. Untuk kasus yang tidak spesifik, gunakan laporan-laporan tersebut sebagai masukan untuk kegiatan sosialisasi atau seminar berikutnya.
* Pengembangan dan pelaksanaan pembuatan buku/booklet yang berisikan penjelasan tentang kekerasan
verbal dan non verbal juga sebab akibat beserta aspek hukumnya booklet sendiri adalah media informasi
ringkas dan mudah dibawa yang efektif untuk menyebarkan pengetahuan kepada masyarakat. booklet dapat menjadi alat yang kuat untuk mengedukasi masyarakat tentang kekerasan verbal dan non-verbal, termasuk sebab-akibat dan aspek hukumnya.
Tahap 1: Perencanaan dan Pembuatan Konten
1. Riset dan Analisis Kebutuhan: Sebelum pembuatan buku, kita melakukan riset sederhana untuk memahami tingkat pemahaman masyarakat tentang kekerasan. Hal ini akan membantu Anda menentukan bahasa dan contoh yang paling relevan.
2. Penyusunan Konten Booklet: Susun materi booklet dengan bahasa yang sederhana dan lugas. Bagian-bagian yang bisa Anda masukkan, antara lain:
A. Pengenalan: Apa itu kekerasan verbal dan non-verbal? Berikan definisi yang mudah dipahami.
B. Contoh Nyata: Berikan contoh-contoh konkret yang sering terjadi di masyarakat, misalnya kekerasan
verbal seperti membentak atau merendahkan, dan kekerasan non-verbal seperti mengabaikan atau
mengancam.
C. Sebab-Akibat: Jelaskan dampak fisik, psikologis, dan sosial dari kekerasan terhadap korban dan pelaku.
D. Aspek Hukum: Sertakan informasi tentang dasar hukum terkait kekerasan (misalnya, pasal-pasal dalam undang-undang yang relevan).
E. Solusi dan Bantuan: Berikan informasi tentang langkah-langkah yang bisa diambil jika seseorang
menjadi korban atau menyaksikan kekerasan. Sertakan nomor kontak atau lembaga yang bisa dihubungi, seperti lembaga bantuan hukum atau pusat krisis.
3. Desain Booklet: Buat desain yang menarik dan mudah dibaca. Gunakan ilustrasi atau gambar yang relevan untuk setiap bagian. Gunakan warna dan font yang ramah mata. Desain yang baik akan meningkatkan minat masyarakat untuk membacanya.
Tahap 2: Sosialisasi dan Distribusi
1. Pencetakan: Cetak booklet dalam jumlah yang cukup. Pastikan kualitas cetakan baik agar tulisan dan gambar terlihat jelas.
2. Distribusi Aktif: Bagikan booklet secara langsung kepada masyarakat. Anda bisa melakukan ini di tempat-tempat strategis, seperti balai desa, posyandu, atau saat pertemuan rutin warga. Jangan hanya meletakkan, tapi jelaskan secara singkat isi dan tujuan booklet tersebut.
3. Sesi Diskusi: Selenggarakan sesi kecil atau forum diskusi di mana Anda bisa menjelaskan isi booklet secara lebih rinci. Berikan kesempatan kepada masyarakat untuk bertanya dan berbagi pengalaman.
4. Kolaborasi dengan Tokoh Masyarakat: Libatkan tokoh masyarakat, seperti ketua RT/RW atau tokoh agama, dalam proses distribusi. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap program Anda.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Booklet
* Kelebihan:
A. Mudah Dipahami: Booklet menyajikan informasi dalam format yang ringkas dan terstruktur.
B. Jangkauan Luas: Bisa dibagikan ke banyak orang dan disimpan untuk dibaca kapan saja.o Materi Permanen: Berbeda dengan seminar, booklet dapat menjadi referensi yang bisa diakses
berulang kali.
* Kekurangan:
C. Kurang InterakTf: Tidak ada komunikasi dua arah, sehingga sulit untuk mengukur seberapa jauh
pemahaman masyarakat.
D. Tidak Semua Orang Tertarik Membaca: Beberapa orang mungkin kurang tertarik untuk membaca
booklet, sehingga informasi tidak tersampaikan secara efektif Penetapan Program-Program yang ditetapkan untuk sekolah adalah pemberian kotak aspirasi ke sekolah guna untuk membantu pengurangan bullying di sekolah dan penerapan anti bullying juga agar tidak terjadi penurunan mental anak di masa mendatang kotak ini juga dapat menjadi wadah aman untuk melaporkan kasus kekerasan. Kepastian bahwa identitas pelapor akan dijaga kerahasiaannya dan pembantuan masalah jika terdapat bentuk kekerasan serius. Program yang ditetapkan untuk desa adalah pembuatan booklet yang berisi penjelasan lengkap tentang apa saja bentuk bentuk kekerasan verbal dan non verbal yang dapat mempengaruhi kehidupan bersosialisasi dan penurunan mental juga terdapat langkah-langkah yang dapat di ambil jika mengalami hal hal yang berkaitan , memberi kewaspadaan dan pengetahuan lebih dalam tentang aturan aturan yang sudah di sediakan dalam undang-undang juga akibat dari pelaku kekerasan ataupun perlindungan hukum untuk korban kekerasanProgram kerja dan sasaran

BAB 4
Kesimpulan

Pelaksanaan program oleh Kelompok 6 PMM di Desa Randubango telah memberikan dampak positif yang signifikan pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Program Penguatan Mental, Sosial, dan Ekonomi berhasil meningkatkan motivasi warga, mempererat hubungan sosial, serta memberikan pengetahuan praktis yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Pada aspek mental, kegiatan penyuluhan dan sesi motivasi membantu membangun rasa percaya diri serta semangat warga untuk terus berkembang. Pada aspek sosial, kegiatan diskusi dan kerja kelompok mendorong interaksi yang harmonis antar warga sehingga tercipta lingkungan yang lebih kompak dan saling mendukung. Pada aspek ekonomi, materi tentang pengelolaan keuangan keluarga dan pemanfaatan sumber daya lokal memberikan wawasan baru bagi warga untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangga. Meskipun dihadapkan pada beberapa kendala, seperti kurangnya intensitas komunikasi pada awal kegiatan dan keterbatasan waktu karena jadwal warga yang padat, program ini tetap berjalan lancar berkat dukungan penuh dari warga, kepala desa, dan staff desa. Antusiasme, keterbukaan, dan kerja sama warga menjadi faktor kunci keberhasilan seluruh rangkaian kegiatan. Secara keseluruhan, program ini tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga memperkuat ikatan sosial antara tim pelaksana dan warga Desa Randubango, serta memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat setempat.
BAB 5
Saran dan Rekomendasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun