Mohon tunggu...
Olivia Armasi
Olivia Armasi Mohon Tunggu... Mengurus Rumah Tangga -

Peduli politik itu peduli terhadap sesama..... Nulis itu sulit, merangkai kata itu susah.... Mantan pelajar yang sedang belajar membaca, belajar komentar & belajar menulis..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dwelling Time antara Tito Karnavian dan Budi Waseso, Rizal Ramli Plus Masinton Pasaribu

31 Desember 2015   15:17 Diperbarui: 31 Desember 2015   23:58 1651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut RR diaktifkannya railway akan mengurai kemacetan 30%. Pernyataan RR dibantah oleh RJ Lino, bahwa Pelindo tidak pernah menolak keberadaan lokomotif di pelabuhan. Railway yang dibeton bisa dipakai sewaktu-waktu apabila dibutuhkan (beton bisa diangkat tidak perlu dibongkar). Angkutan kontainer menggunakan kereta api akan efektif jika jarak tempuhnya lebih dari 300 km. Sementara kontainer yang dibongkar di Tanjung Priok terjauh menuju Cirebon. Jalur kereta api menurut RJ Lino akan mengurai kemacetan tidak lebih dari 3%. Problem kemacetan di Tanjung Priok, Pelindo II justru telah merencanakan dan akan melakukan inovasi membangun transportasi angkutan kontainer menggunakan kapal tongkang dengan memperbaiki infrastruktur kanal banjir. Manfaatnya selain mengatasi kemacetan sekaligus menjadi solusi banjir. (selengkapnya).

Dari tugas yang diberikan presiden, apakah Menko RR bersama task forsce dwellinng time sudah melaksanakan semua rencananya? Jika sudah dilakukan, kenapa Presiden menagih janji RR? (disini)

Dengan kapasitas & kewenangan RR sebagai Menko kemaritiman yang membawahi beberapa kementrian, seharusnya lebih concern dan fokus kepada pembenahan hambatan dwelling time di sektor birokrasi perizinannya. Hasil penyidikan Polda Metro Jaya sudah bisa menjadi dasar bagi Menko RR selaku ketua satgas/task force, mana saja yang perlu secara cepat segera dibenahi selain Dirjen Perdagangan Luar Negeri karena perizinan ekspor impor melibatkan 18 Kementrian dan lembaga.

Antara Tito Karnavian, Budi Waseso dan Rizal Ramli memang tidak bisa diperbandingkan tugasnya. Akan tetapi secara obyektif publik bisa menilai siapa yang serius bekerja dan siapa yang hanya sibuk mencari panggung.

 

sumber gambar : setkab.go.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun