Mohon tunggu...
Olivia Herlina Hanggi
Olivia Herlina Hanggi Mohon Tunggu... GURU -

Wanita, Seorang Guru dengan 2 Orang Putra dan 2 Orang Putri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Puasa Lagi

23 Juni 2015   10:22 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:39 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pohon, meranggas. Dalam meranggasnya aktivitas fotosintesis dan pengiriman makanan keseluruh batang pohon ditiadakan,  dinamakan puasakah aktivitas pohon tersebut? Beruang ketika musim dingin maka dia melakukan hibernasi, apakah ada aktivitas puasa didalamnya? Buaya selama musim panas melakukan aestivasi, samakah  hal ini dengan puasa? Kupu-kupu dalam merubah wujudnya melakukan metamorfosis, hem.. puasa juga kah ini? Ikan Paus dan burung saat melakukan imigrasi ke tempat yang jauh, apakah sempat diiringi dengan mencari makanan? Iya aktivitas hewan-hewan tersebut dalam melakukan puasa pasti untuk alasan tertentu. Ular juga melakukan puasa setelah makan besar, Iguana berpuasa ratusan hari ketika  tertangkap. Anjing berpuasa beberapa minggu ketika sedih ditinggal tuannya. Kuda, kucing dan sapi berpuasa ketika terserang penyakit hingga mereka sembuh.

Allah Swt mengatur semua kebutuhan makhluknya dengan seksama. Tidak mungkin tidak ada hikmah didalamnya. Pohon meranggas, Beruang berhibernasi, buaya beraestivasi melakukan puasa agar efektifitas dan efisiensi kegiatan karena kelangkaan sumber makanan. Berjihad pindah tempat agar terdapat sumber makanan dengan melakukan puasa, dilakukan burung dan paus. Kupu-kupu melakukan puasa untuk berkonsentrasi dan fokus pada suatu jenis proses melalui kepompong dengan berpuasa. Ular melakukan puasa agar dapat mencerna makanannya secara sehat. Anjing berpuasa untuk mengendalikan emosi, Iguana pun melakukan puasa karena menyatakan protes supaya bisa hidup layak. Gajah, kucing dan sapi melakukan puasa untuk menyembuhkan penyakitnya.

Keren, sebenarnya Allah Swt menurunkan peraturan melalui sumber hukumnya yaitu Al-Quran dan Sunnah bukan untuk menyusahkan makhluknya. Melainkan kebutuhan makhluk hidup itu sendiri untuk merekonstruksi ulang daur hidupnya, energinya, nutrisinya. Karena pada saat rekonstruksi ulang itu, tubuh kita mengatur data base tentang kondisi sehat dari setiap jenis sel, di bagian mana saja sel itu berada, berapa banyak jumlah ideal sel, kemudian tubuh mulai menghampiri sel-sel liar lalu mengubahnya menjadi gula, menghilangkan sel-sel mati, benjolan dan timbunan lemak yang menjadi sarang racun. (Quranic Qoutient Centre)

Puasa bagi kesehatan ruhani kita pun sama faedahnya dengan puasa yang dilakukan untuk kesehatan jasmani kita. Puasa adalah cara kita mendekatkan diri kita pada Allah Swt. Manusia betapapun sikapnya pasti nantinya akan bertemu dengan sang Pencipta. Ketika saat pertemuan itu datang, untuk disambut manis Allah Swt maka kitapun harus tahu cara mendekatkan diri. Puasa  itu juga merupakan jihad akbar, bukan untuk meniadakan nafsu-nafsu manusia tetapi untuk menaklukkan nafsu manusia karena nafsu manusia walaupun terkesan negatif tetapi pasti Allah Swt menciptakan manfaat atasnya. Karena fungsinya bukan meniadakan tetapi menaklukkan (yang suatu waktu pasti muncul mungkin bisa sporadis), maka disinilah jihad akbarnya berlangsung. Puasa adalah sarana mengendalikan diri, jiwa manusia itu selalu menginginkan kesenangan, gampang sekali terpengaruh, khususnya ketika bisikan negatif muncul. (Kita tahu betapa pintarnya bujuk rayu syaithan, sekolahnya dimana yaa? Hehehe)..

Lalu kenapa harus bulan Ramadhan sebagai salah satu waktu yang wajib mengerjakan puasa? Seperti halnya waktu ibadah lainya, ada waktunya doa manusia diijabah Allah Swt. Begitu juga dengan puasa. Menurut Skala National Oceanic and Atmospheric Administration Badai Radiasi, matahari punya siklus tahunan yang aman bagi manusia untuk memberikan kemampuan belajar yang tinggi. Diperkirakan tingkat flux 700-800 MeV particle s-1 ster -1 cm-2. Radiasi  ini sekitar seribu kali radiasi bulan purnama. Ini adalah hipotesa malam Lailatul qadar yang bernilai seribu bulan. (Wallahu’alam). Tingkat kesadaran otak yang tinggi terjadi di bulan Ramadhan. Tubuh manusia pasti akan mengalami kontaminasi dalam pola hidupnya. Maka untuk kembali pada kondisi fitrah manusia baik jasmani maupu  phisik diperlukan puasa satu bulan yang diulang tahunan. Saat yang tepat adalah ketika manusia punya kemampuan belajar dengan tingkat kesadaran otak yang tinggi. Radiasi Matahari ini termasuk penyumbang terbesar bagi kemampuan otak kita agar kita kembali fitrah. Itulah juga sebab mengapa Nabi Muhammad Saw banyak melakukan taqqarub, merenung dan beliau siap untuk menerima Wahyu Ilahi...(Alquran, Sumber hukum Islam)

Segala aturan Islam yang terdapat di dalam Al Qur'an dan As Sunnah (Hadist) hanya akan diterima oleh orang-orang yang kemampuan belajarnya bagus dan didukung sumber daya alam yang maksimal maka janji Allah adalah anugerahi manusia tadi dengan karunia sebanyak-banyaknya. Allah SWT sudah menjelaskan secara detail di dalam Al Qur'an surat Al-Baqarah (2) : 269. Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).

Surat Al-Maidah (5) : 100. Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan".

Surat Yunus (10) : 100. Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.

Oleh karena itu, ayo Puasa lagi...semangaaat..

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun