Mohon tunggu...
Apuilana Wijaya
Apuilana Wijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa Polines

Mahasiswa Polines yang sedikit tertarik dengan dunia otomotif.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

"Kendaraan Listrik" Jangan Hanya Terpaku Pada Baterai, Inovasi Teknik Mesin Ditopang Oleh Hal Krusial

15 Oktober 2025   18:36 Diperbarui: 15 Oktober 2025   18:58 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kendaraan Listrik (sumber:Kompas Otomotif)

                Dalam beberapa tahun terakhir,euforia kendaraan listrik di Indonesia seolah hanya berkisar pada satu komponen: baterai. Berita-berita tentang investasi pabrik baterai, pengembangan baterai murah, dan jangkauan kilometernya mendominasi diskusi publik. Namun, memusatkan perhatian hanya pada baterai adalah sudut pandang yang sempit dan berisiko. Kendaraan listrik adalah sebuah sistem engineering yang kompleks dan integratif, di mana kinerja, keandalan, dan kenyamanannya sangat bergantung pada inovasi di bidang teknik mesin. Isu ini penting untuk dibahas sekarang agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar dan perakit, tetapi juga mampu berkontribusi dalam penguasaan teknologi inti yang lebih dalam. Oleh karena itu, artikel ini berargumen bahwa untuk membangun industri kendaraan listrik yang berdaya saing dan berkelanjutan, Indonesia harus secara serius mendorong inovasi di bidang motor listrik, manufaktur presisi, dan sistem manajemen thermal, yang semuanya merupakan jantung dari disiplin ilmu teknik mesin. 

          Fokus berlebihan pada baterai telah mengaburkan fakta bahwa efisiensi dan performa sebuah kendaraan listrik sangat ditentukan oleh motor penggerak dan sistem manajemen thermalnya.Motor listrik, sebagai contoh, bukan sekadar komponen yang berputar. Inovasi dalam material magnet permanen, desain lilitan, dan sistem pendinginnya secara langsung mempengaruhi daya output, torsi, dan umur pakai kendaraan. Sebuah motor yang tidak efisien akan membuang energi berharga dari baterai, mengurangi jangkauan tempuh secara signifikan. Demikian pula, sistem thermal yang buruk tidak hanya membuat suhu kabin tidak nyaman, tetapi lebih krusial lagi, dapat menyebabkan overheating pada baterai dan motor, yang berpotensi memicu degradasi cepat bahkan kegagalan sistem. Di sinilah insinyur mesin berperan untuk merancang sistem pendingin yang cerdas dan kompak, memastikan semua komponen bekerja pada suhu operasi yang optimal untuk efisiensi dan keamanan maksimal.

          Untuk menjawab tantangan ini,lompatan inovasi dalam bidang teknik mesin mutlak diperlukan. Pada aspek motor listrik, penelitian dan pengembangan harus difokuskan pada motor dengan power-density tinggi, yaitu motor yang kecil dan ringan namun menghasilkan daya besar. Ini membutuhkan keahlian dalam material science, dinamika fluida komputasional (CFD) untuk pendinginan, dan desain elektromagnetik. Di sisi manufaktur, presisi dan otomasi menjadi kunci. Komponen seperti housing motor, poros, dan sistem transmisi membutuhkan toleransi yang sangat ketat untuk meminimalkan gesekan dan getaran, yang pada akhirnya menentukan kehalusan berkendara dan efisiensi energi. Insinyur mesin dengan keahlian dalam proses manufaktur modern seperti precision machining dan additive manufacturing untuk komponen khusus adalah tulang punggungnya. Dengan menguasai ranah ini, Indonesia tidak hanya merakit, tetapi merancang dan memproduksi komponen inti yang bernilai tambah tinggi.

           Secara ringkas,meski baterai adalah sumber energi, masa depan kendaraan listrik Indonesia ditentukan oleh seberapa canggih kita menguasai "jantung" dan "sistem sirkulasi"-nya—yaitu motor, manufaktur presisi, dan manajemen thermal. Ketiga pilar ini adalah domain utama dari teknik mesin yang krusial untuk menciptakan kendaraan listrik yang unggul, efisien, dan dapat diproduksi secara mandiri. Oleh karena itu, kami menyerukan sebuah "call to action". Pemerintah perlu mendorong hilirisasi riset dengan memberikan insentif bagi industri yang berinvestasi dalam penelitian dan produksi komponen powertrain listrik lokal. Dunia industri harus membuka lebih lebar kolaborasi dengan perguruan tinggi untuk mengaplikasikan temuan-temuan inovatif. Sementara itu, institusi pendidikan teknik mesin harus menyesuaikan kurikulumnya, memperkuat bidang elektrikal, material komposit, dan sistem thermal modern. Dengan sinergi ini, kita bukan hanya menjadi penonton, tetapi pelaku aktif dalam revolusi mobilitas elektrik global, menuju Indonesia yang mandiri secara teknologi dan berkelanjutan.

penulis: Apuilana Wijaya
Mahasiswa Teknik Mesin Produksi & Perawatan, Politeknik Negeri Semarang

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun