Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Nonton Bareng Tiga Dara di Museum Bank Mandiri

30 September 2012   20:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:26 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Plaaaaak! Untuk kesekian kalinya kedua tangan ini bergantian menepuk bagian tubuh yang terbuka untuk menghalau gigitan nyamuk yang genit bermanja-manja di kulit. Mereka sepertinya ingin ikut meramaikan acara nonton bareng (nobar) film Tiga Dara yang digelar oleh Komunitas Sahabat Museum (Batmus) di Museum Bank Mandiri (MBM), Jakarta Sabtu (20/09). MBM berada di kawasan kota tua Jakarta, menempati bekas gedung de Factorij Batavia, Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) yang dibangun pada 1929. Jika biasanya kegiatan di MBM dilakukan di aula, kali ini mengikuti tema acara maka pilihannya adalah pelataran dalam gedung.

[caption id="attachment_215487" align="aligncenter" width="486" caption="Petunjuk kegiatan PTD Lajar Tantjep Tiga Dara, Komunitas Sahabat Museum Jakarta (dok. koleksi pribadi)"][/caption]

Sebanyak 190 peserta dari hampir 400 orang yang mendaftar, hadir dalam kegiatan yang bertajuk Plesiran Tempo Doeloe (PTD) Lajar Tantjep Tiga Dara. Tua muda duduk berbagi di atas lembaran tikar dan koran bekas yang digelar di depan sebuah layar besar. Tepat pk 19.20 pertunjukan film garapan Usmar Ismail tahun 1956 pun dimulai.

Tiga Dara, film komedi musikal yang meraih penghargaan Tata Musikal Terbaik, Festival Film Indonesia 1960 ini; bertutur tentang kisah kakak beradik Nunung (Chitra Dewi), Nana (Mieke Wijaya) dan Nenny (Indriati Iskak), tiga perempuan lajang yang tinggal bersama ayah dan nenek mereka. Sang nenek yang mendapat amanat dari almarhumah ibu mereka, menjadi pengawas yang berusaha mencarikan jodoh untuk si sulung Nunung. Sebuah kisah klasik yang diramu dengan sangat baik oleh sutradara dan didukung akting yang luar biasa dari para pemainnya; menjadikan Tiga Dara film yang mengangkat kembali kelesuan perfilman Indonesia pada era 60-an. Lagu-lagu yang dinyanyikan oleh tiga dara dalam film ini pun hingga sekarang tetap abadi dan dikenang lintas generasi.

[caption id="attachment_215493" align="aligncenter" width="486" caption="Peserta asik menonton film Tiga Dara dengan lesehan di pelataran dalam Museum Bank Mandiri,Jakarta (dok. koleksi pribadi)"]

1349034432292714656
1349034432292714656
[/caption] Grrrrrrr, tawa lebar bersahutan dari berbagai sudut ketika di layar muncul adegan-adegan lucu dengan dialog yang menggelitik. Kopi, teh, milo panas dan sajian mie instan dari warung kopi yang sengaja dipindahkan ke pelataran bawah pun laris manis dipesan penonton sebagai pelengkap menikmati tontonan.

Sebagai penutup, di penghujung film satu pertanyaan muncul di layar,"Dimanakah rumah tiga dara?" Presentasi singkat letak rumah tiga dara jika dilihat pada masa sekarang yang disampaikan oleh Ade Purnama, Ketua Batmus pun disambut "Ooohhhhh" dan "Yaaaaaaa" panjang dari mulut penonton yang bertahan bermain silat dengan nyamuk museum. Sebelum bubar, tak lupa Batmus memberikan hadiah kaos khusus kepada peserta yang memenangkan lomba berakting mengikuti salah satu adegan dari Tiga Dara.

[caption id="attachment_215494" align="aligncenter" width="486" caption="Ade Purnama,ketua Sahabat Museum memberikan presentasi perkiraan lokasi rumah Tiga Dara sekarang seusai acara nobar (dok. koleksi pribadi)"]

13490348401058921601
13490348401058921601
[/caption] Ternyata bermalam minggu di museum sambil menonton film jadul menjadi alternatif kegiatan yang menarik bagi tua muda Jakarta. Salah satu penonton yang cukup antusias malam itu adalah Ibu Paulina (70) yang datang ditemani oleh anak dan menantunya. Baginya menonton Tiga Dara, mengenang masa-masa muda dengan romansa jadul yang membuatnya bergairah. Beliau mendukung kegiatan anak muda seperti ini dan berharap kegiatan serupa terus diadakan. Di lain sisi, sebagian besar anak muda yang hadir malam itu pun larut menikmati Tiga Dara dari awal hingga akhir acara.

Lajar Tantjep Tiga Dara adalah kegiatan PTD ke-105 Batmus, dan acara nobar kedua yang digelar di 2012 setelah Nobar Kereta Api Terakhir di Stasiun Beos, Jakarta Pusat pada Sabtu (18/2) lalu yang dihadiri oleh sutradara film Kereta Api Terakhir, alm Mochtar Soemodimedjo.

Dalam waktu dekat Batmus kembali akan menggelar kegiatan plesiran keluar kota bertajuk Plesiran Tempo Doeloe: Sabang - Banda Aceh (11-14 Oktober 2012). Pada PTD Aceh nanti Batmus akan mengunjungi beberapa situs sejarah seperti Museum Tsumani, Kerkhof Peutjut, rumah Tjut Nyak Dien, Masjid Baiturrahman, Titik Nol km Sabang, Pantai Iboih dan lain-lain. Bagi yang tertarik untuk ikut kegiatan ini bisa menghubungi Ade Purnama di alamat email: adep@cbn.net.id untuk mendapatkan rincian informasi kegiatannya. Salam sejarah budaya! [oli3ve]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun