Mohon tunggu...
Oktiani Endarwati
Oktiani Endarwati Mohon Tunggu... Penulis

Mengikat kenangan dan ilmu dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Berani YONO? Ini Tantangan dan Cara Menerapkannya dengan Bijak

4 Maret 2025   14:11 Diperbarui: 4 Maret 2025   14:11 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara menghemat uang dengan menerapkan YONO. (Foto: Freepik)

Di tengah berita ketidakpastian ekonomi, banyak orang mencari cara untuk menghemat uang dengan lebih bijak. Salah satunya dengan menerapkan gaya hidup YONO atau You Only Need One.

YONO memang bukan sekadar tren kekinian di tahun 2025. Mungkin banyak orang sudah menerapkan gaya hidup YONO dan merasakan banyak manfaatnya dalam kehidupan.

Filosofi hidup YONO adalah menekankan kesederhanaan dan keberlanjutan. Semakin banyak orang yang menyadari dampak negatif konsumsi berlebihan. Gaya hidup YONO juga membantu mengurangi pengeluaran untuk barang-barang yang tidak perlu. Dana tersebut bisa dialokasikan untuk kebutuhan yang lebih penting.

Di sisi lain, banyak orang merasa lelah untuk selalu mengikuti tren terbaru. Orang mulai mencari kualitas dengan hanya membeli barang-barang yang benar-benar dibutuhkan. Hal ini yang mungkin menjadi pertimbangan banyak orang untuk menerapkan YONO dibandingkan YOLO (You Only Live Once) yang sempat menjadi tren.

Menerapkan YONO dalam kehidupan sehari-hari memang bukanlah perkara mudah. Ada berbagai tantangan yang harus diwaspadai. Lantas, apa saja itu?

Tantangan Menerapkan YONO

Pertama, FOMO (Fear of Missing Out). Rasa takut atau cemas ketinggalan tren dan perkembangan terbaru bisa menghambat penerapan YONO dalam kehidupan. Di era media sosial, FOMO dapat terjadi dalam berbagai konteks, seperti sosial, pekerjaan, pendidikan, dan hobi.

FOMO sering memicu keputusan pembelian impulsif yang akhirnya mendorong seseorang membeli barang atau layanan hanya karena orang lain memilikinya. Misalkan, takut ketinggalan tren baru, takut ketinggalan euphoria konser, takut ketinggalan berita, takut ketinggalan info seru, takut ketinggalan pengalaman baru.

Kedua, tekanan dari teman, keluarga, dan lingkungan sekitar juga bisa membuat kita sulit untuk menolak ajakan tersebut. Hal-hal yang sebenarnya tidak diperlukan dapat menyebabkan pengeluaran berlebihan. Jika mereka masih menganut gaya hidup konsumtif maka bisa menjadi tantangan tersendiri untuk kita dalam menerapkan gaya hidup YONO.

Ketiga, godaan diskon. Kata-kata seperti "gratis ongkir", "flash sale", atau "diskon besar-besaran" bisa membuat kita terjebak dalam perilaku impulsive buying. Secara sadar kita membeli sesuatu yang didorong oleh emosi sesaat.

Cara Menerapkan Gaya Hidup YONO

Gaya hidup YONO menekankan pada konsumsi yang bijak dan fokus pada kualitas daripada kuantitas. Tujuannya adalah untuk menghindari pemborosan, baik dalam hal keuangan maupun sumber daya alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun