Mohon tunggu...
Okti Nur Risanti
Okti Nur Risanti Mohon Tunggu... Penerjemah - Content writer

Menulis adalah salah satu upaya saya dalam memenuhi misi mandat budaya.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Tip dan Aturan Menjadi Penerjemah yang Baik

10 November 2019   16:27 Diperbarui: 16 November 2019   21:24 1102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto (Unsplash, Sandy Millar)

Beberapa waktu lalu, di kantor kami diadakan training tentang bagaimana menjadi penerjemah yang baik. Bukan berisi hal-hal teknis tentang bagaimana cara menerjemahkan, tetapi training ini lebih bertujuan agar kami, para penerjemah di kantor, dapat menjadi penerjemah yang lebih baik. 

Nah, tanpa berpanjang-panjang lagi, mari kita simak beberapa tip dan aturan untuk menjadi penerjemah yang baik berdasarkan materi yang saya dapatkan.

1. Bahasa Ibu adalah Kunci
Seorang penerjemah yang baik adalah seseorang yang memiliki pengetahuan komprehensif, baik untuk bahasa sumber maupun bahasa target. 

Jangan pikir kita akan menjadi penerjemah yang oke jika hanya mengandalkan jago berbahasa Inggris tetapi kurang menguasai bahasa Indonesia. 

Kemampuan berbahasa Indonesia secara baik dan benar justru sangat diperlukan agar teks yang diterjemahkan menjadi tepat, enak dibaca, luwes, tidak kaku, dan sesuai konteks lokal Indonesia.

2. Menerjemahkan adalah Menulis
Menulis, nyatanya, adalah pekerjaan utama dari penerjemahan. Kita tidak akan mampu menghasilkan terjemahan yang baik, jika kita tidak mampu menulis dengan baik. 

Sebab, tanpa keterampilan menulis, hasil terjemahan kita dijamin akan kurang enak dibaca, kaku, dan tidak memiliki "jiwa" ketika dibaca. 

Kemampuan menulis yang baik akan menolong penerjemah untuk merangkai kata, kalimat, dan pada akhirnya terjemahan yang baik dan enak dibaca/didengar.

3. Keterampilan Menggunakan Kamus
Penerjemah harus tahu bagaimana mencari arti yang diinginkan dalam konteks tertentu dengan menggunakan kamus monolingual (kamus satu bahasa), sebab kata-kata memiliki arti yang yang berbeda dalam konteks yang berbeda. 

Milikilah kamus-kamus monolingual yang baik, yang akan membantu dalam menemukan arti dan definisi kata yang tepat. 

Jangan lupa, kemampuan untuk menggunakan kamus sendiri sesungguhnya merupakan keterampilan tersendiri yang harus dimiliki setiap penerjemah.

4. Intuisi Bahasa
Penerjemah perlu untuk memahami berbagai ungkapan, istilah, gaya dan teknis penulisan yang berbeda, kosa kata spesifik dan penerapannya, urutan kata dan struktur kalimat, sintaksis, dan berbagai ragam kalimat. 

Penerjemah yang kompeten harus memiliki intuisi bahasa yang baik, agar dapat menerjemahkan pesan sesuai dengan konteks yang dimaksud dari bahasa sumber ke dalam bahasa target. 

Jangan sampai kita menerjemahkan istilah "play by ear" secara as is ke dalam teks terjemahan yang kita kerjakan, misalnya :-)

5. Penguasaan Konteks Budaya dan Sosial
Penerjemah yang baik harus mengenal dengan baik kebudayaan, kebiasaan, serta kondisi sosial bahasa sumber maupun bahasa target yang dituju.

Jika seorang penerjemah buta atau tidak memiliki pengenalan yang baik akan hal-hal tersebut di atas, dapat dipastikan akan terjadi banyak kekeliruan, kesalahpahaman, bahkan error dalam teks yang diterjemahkan.

6. Banyak Belajar dan Membaca
Ini sudah menjadi aturan main yang berlaku pasti untuk semua penerjemah. Bukan hanya membaca sebenarnya, tetapi menyaksikan, mendengar, dan memperhatikan segala isu yang terdapat dalam film, radio, koran, majalah, iklan, seminar, diskusi, dsb bisa menjadi modal yang sangat berguna untuk dapat diterapkan ketika menerjemahkan. 

Semakin luas, dalam, dan banyak wawasan dan pemahaman kita tentang berbagai topik, semakin terampil pula kita memahami konteks dan penerjemahan yang sesuai ke dalam teks.

7. Bekerja Sama dengan Penerjemah Lain
Membangun jaringan kerja sama antar sesama penerjemah juga menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan dalam rangka menjadi penerjemah yang baik. 

Kita dapat bertukar pengalaman atau wawasan dengan penerjemah lain yang akan memperkaya wawasan dan pengetahuan kita. 

Pengalaman baik maupun buruk dari rekan-rekan penerjemah lain dapat menjadi bahan pembelajaran yang sangat baik untuk diterapkan dalam pengalaman dan praktik kita sendiri. 

Selain itu, semakin banyak kita berjaringan dan menjalin kerja sama, semakin terbuka juga kesempatan untuk mendapat info pekerjaan atau job penerjemahan.

8. Kemampuan untuk Menerjemahkan Kata ke Dalam Kalimat
Seringkali, terdapat kata-kata atau istilah tertentu dari bahasa sumber yang tidak memiliki padanan kata yang tepat di dalam bahasa target. 

Untuk itu, penerjemah harus mampu menerjemahkan kata-kata tersebut ke dalam kalimat yang sesuai dengan nada dan maksud dari bahasa sumber ke dalam bahasa target. Sebagai contoh: holocaust, platform, yankee, dsb.

9. Hasil Terjemahan Jangan Sampai Terlihat/Terdengar Seperti Terjemahan
Jika orang lain yang membaca atau mendengar hasil terjemahan kita dapat langsung mengenali bahwa itu adalah hasil terjemahan, maka itu pertanda bahwa kita bukanlah penerjemah yang baik. 

Indikator dari hasil terjemahan yang baik adalah sesuatu yang jika dibaca atau didengarkan terasa sangat natural, luwes, enak dibaca, didengar, mudah dipahami atau tidak terasa janggal/asing oleh telinga pendengar dari bahasa target. 

Untuk itu, jangan hanya sekadar menerjemahkan kata-kata, tetapi terjemahkan juga makna dan ide di balik kata-kata yang ada.

10. Banyak Berlatih
Penerjemah yang baik tidak didapat dalam waktu semalam. Dibutuhkan proses, latihan, ketekunan, dan pengalaman yang panjang. 

Jika ingin menjadi penerjemah yang kompeten dan profesional, kita mesti menginvestasikan waktu dan usaha untuk meningkatkan keterampilan serta wawasan, baik dari bahasa sumber maupun bahasa target. 

Mengikuti sekolah atau kursus khusus bagi penerjemah, mengambil ujian sertifikasi, atau bergabung dalam klub bahasa bisa menjadi cara-cara yang dapat dipertimbangkan untuk dapat menjadi penerjemah yang handal dan profesional.

Selain 10 tip dan aturan di atas, masih ada hal-hal yang harus diperhatikan agar kita dapat menjadi penerjemah yang berkualitas. 

Passion, mental yang agile (mampu cepat beradaptasi pada perkembangan), sensitivitas dan perhatian pada detail, kemampuan menguasai berbagai terminologi pada bidang-bidang penerjemahan, kemampuan menggunakan sarana teknologi dan informasi digital, dan jam terbang, adalah faktor-faktor penting untuk menunjang kemampuan dan keterampilan dalam menerjemahkan.

Selamat diterapkan, kiranya berguna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun