Mohon tunggu...
Oktaviyanti Purba12
Oktaviyanti Purba12 Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ketika #Kabur Aja Dulu Menjadi Pilihan, Apa yang Salah Dengan Sistem Kita?

17 Maret 2025   09:20 Diperbarui: 17 Maret 2025   09:18 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Akhir- akhir ini #Kabur Aja Dulu yang ramai diperbincangkan di media sosial mencerminkan keresahan anak muda. Hastag ini bukan hanya sekedar tren, tagar ini menunjukkan bagaimana banyak orang terutama anak muda merasa terjebak dalam lingkungan yang penuh tekanan, gaji yang tidak sebanding dengan beban pekerjaan, tuntutan pengalaman yang berlebihan bagi fresh graduate. Selain itu, angka pengangguran yang masih tinggi, terutama kalangan lulusan perguruan tinggi, membuat pilihan untuk bekerja di luar negeri menjadi pilihan yang terbaik.

Dikutip dari Kompas.com (17/02/2025) respon Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan soal hastag kabur aja dulu: Kabur sajalah, kalau perlu jangan balik lagi, wamenaker menekankan kementerian mengabaikan hal tersebut. Pernyataan ini memicu perdebatan karena dianggap tidak mencerminkan upaya pemerintahan untuk memperbaiki kondisi ketenagakerjaan di dalam negeri.

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menilai munculnya fenomena ini menjadi suatu tantangan bagi pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Menurut Menaker hastag tersebut merupakan keinginan untuk merantau bukan kabur karna melihat kesempatan kerja di luar negeri yang lebih terbuka https://nasional.kompas.com (17/02/2025).

Dampak dari "Kabur Aja Dulu"

Jika semakin banyak orang memilih untuk "kabur" dan memilih bekerja di luar negeri, Indonesia akan mengalami brain drain, yaitu kehilangan sumber daya manusia unggul yang seharusnya bisa berkontribusi dalam pembangunan nasional.

Peningkatan ketimpangan sosial dan ekonomi, tidak semua orang memiliki kesempatan untuk bekerja di luar negeri. Mereka yang tetap bertahan harus menghadapi persaingan kerja yang ketat dan kondisi kerja yang belum ideal, yang berdampak memperlebar kesenjangan sosial dan ekonomi.

Menurunnya daya saing industri nasional, jika talenta terbaik lebih memilih bekerja di luar negeri banyak perusahaan di dalam negeri akan kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas, akibatnya industri nasional akan tertinggal disbanding dengan negara lain.

Ketergantungan pada tenaga kerja asing, jika tenga kerja yang terampil memilih ke luar negeri perusahaan- perusahaaan dalam negeri mungkin harus merekrut tenaga kerja asing untuk mengisi posisi strategis.

Menurunnya inovasi dan produktivitas, orang yang memilih bekerja di luar negeri akan membawa ide -ide yang inovatif ke negara lain, sementara Indonesia kehilangan potensi inovasi yang seharusnya bisa mempercepat menuju ke Indonesia emas.

Sistem Ketenagakerjaan

Untuk mengatasi fenomena ini pemerintah perlu melalukan reformasi sistem ketenagakerjaan agar bekerja di indonesia menjadi pilihan yang menarik. Hal yang pertama yang perlu dilakukan adalah meninjau Kembali kebijakan upah minimum dan memastikan kesejahteraan pekerja melalui jaminan sosial, tunjangan kesehatan, dan fasilitas kerja yang layak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun