Mohon tunggu...
Ria Oktapiani
Ria Oktapiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Baru

Mahasiswa Baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan Umat Hindu

18 Juni 2022   19:23 Diperbarui: 18 Juni 2022   19:26 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hari raya Galungan dan Kuningan adalah dua dari banyaknya hari raya suci yang dimiliki oleh umat beragama Hindu. Hari raya Galungan dan Kuningan dilaksanakan setiap enam bulan sekali dimana tepatnya jika hari raya Galungan pada Buda Kliwon Dungulan dalam istilah hari Bali Hindu sedangkan jika hari raya Kuningan tepat pada Saniscara wuku Kuningan. Hari raya Galungan memiliki arti kata Jawa Kuno yang artinya berkelahi, disebut juga dengan dungulan yang artinya kemenangan,  kemenangan ini disebut kemenangan Dharma melawan Adharma. Rangkaian hari raya Galungan ini cukup panjang, namun dalam pembahasan kali ini dirangkum saja dalam 2 minggu dimana hari raya pertama yaitu Hari Penyekeban, hari ini memiliki makna filosofis nyekeb indriya yang berarti menahan diri dari melakukan hal-hal yang tidak diperbolehkan oleh agama. Hari Penyekeban ini jatuh pada hari Minggu Pahing wuku Dungulan. Setelah itu terdapat hari Penyajaan, menurut kepercayaan umat beragama Hindu pada hari ini masyarakat akan dibujuk oleh Sang Bhuta Dungulan untuk menguji  tingkat pengendalian diri umat Hindu agar bisa lebih dekat dengan Galungan. Selanjutnya ada hari Penampahan, hari Penampahan jatuh pada malam Galungan, tepatnya pada hari Selasa Wage wuku Dungulan. Pada hari ini masyarakat akan disibukkan dengan pembuatan penjor sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, selain membuat penjor,masyarakat akan menyembelih babi sebagai simbol membunuh semua keinginan binatang dalam diri manusia. Setelah hari Penampahan maka tibalah hari raya Galungan, hari raya ini identik dengan keramaiannya, umat beragama Hindu yang merantau akan pulang ke kampung halamannya untuk melakukan persembahyangan, hari raya Galungan juga menjadi ajang untuk berkumpul dengan keluarga. Namun, pandemi ini sedikit menghambat moment-moment bahagia tersebut, hari raya Galungan menjadi tidak seramai biasanya akan tetapi suasana hari raya Galungan masih dapat dirasakan. Hari raya Kuningan, hari ini memiliki jarak 10 hari setelah hari raya Galungan. Seperti namanya Kuningan, tumpeng di banten yang biasanya berwarna putih diganti dengan tumpeng  kuning yang terbuat dari beras dicampur  kunyit yang telah dihaluskan dan direbus dengan minyak kelapa dan daun pandan wangi. Kuning, seperti festival Kuningan, berarti kebahagiaan, kesuksesan, dan kemakmuran. Hari raya Galungan dan Kuningan adalah hari raya yang selalu dinanti-nanti oleh umat beragama Hindu, karena pada hari ini suasana kekeluargaan, adat, tradisi, kebersamaan, suci bercampur menjadi satu dan membuat hati para umatnya senang dan tenang. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun