Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Geliat UMKM Menghadapi Resesi 2023

25 Oktober 2022   13:56 Diperbarui: 25 Oktober 2022   21:55 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi UMKM (Dok. Shutterstock)

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi sorotan menjelang akhir 2022. Sebab disinyalir tahun depan (2023) akan ada resesi besar-besaran. Seluruh dunia akan dilanda resesi tak terkecuali Indonesia.

Pemerintah sejauh ini masih yakin bahwa Indonesia masih berada di level aman. Tetapi bila memperhatikan beberapa dinamika pasar dunia dan perkembangan ekonomi dunia mutakir, diprediksi Indonesia tidak akan luput dari dampak besar yang akan ditimbulkan oleh gelombang resesi ini.

Karena itu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk memperkuat fondasi ekonominya dalam menghadapi berbagai risiko buruk yang bisa jadi akan menerpa bangsa kita sebagai akibat dari resesi yang akan terjadi. 

Berbagai upaya itu antara lain memperkuat usaha-usaha mikro, usaha-usaha kecil dan usaha-usaha menengah.

UMKM yang saat ini tumbuh subur menjadi magnet tersendiri bagi pemerintah untuk mendongkrak geliat ekonomi Indonesia. 


Bisnis UMKM menjadi pilihan masyarakat untuk keluar dari situasi ekonomi berat. Hal ini merujuk pada salah satu kelebihan UMKM yaitu bisa dijalankan dengan modal kecil. 

Karena itu pemerintah terus-menerus mendorong usaha-usaha mikro, kecil, dan menengah agar dikembangkan untuk menumbuhkan geliat ekonomi di tengah masyarakat. Sebab ketika digeluti dengan baik dan tekun akan sangat profitable.

Meski demikian usaha mikro, kecil, dan menengah ini hanya dapat bertahan bila mengikuti tren masa kini. Pilihannya jelas meng-up date diri atau tenggelam. 

Apabila usaha-usaha berskala besar menghindari dampak resesi dengan mengikuti tren zaman untuk memperkuat posisi mereka di kancah ekonomi, maka UMKM pun harus mengikuti tren yang ada agar terus berkiprah menyumbang bagi surplus ekonomi Indonesia. 

Jika usaha besar dapat dengan mudah mengadopsi berbagai teknologi yang masuk untuk menghadapi resesi ekonomi, UMKM pun harus bisa. Tetapi bagaimana caranya, itulah peryanyaan yang perlu dicari solusinya.

Ilustrasi Resesi 2023. Sumber: freepik
Ilustrasi Resesi 2023. Sumber: freepik

Sebab mati hidupnya usaha mikro, kecil dan menengah tergantung dari bagaimana upaya mereka menyesuaikan diri dengan perkembangan ekonomi modern.

Usaha kecil perlu memikirkan dengan matang pangsa pasar, target dan selalu merevisi dirinya sehingga selalu up to date. 

Jika tidak menyesuaikan diri dengan tren dan perkembangan yang ada maka perlahan-lahan usaha-usaha kecil tersebut akan gulung tikar. Suatu hal yang tidak kita inginkan bersama.

Untuk itu usaha kecil harus mengadopsi berbagai teknologi digital untuk menangkap berbagai peluang yang ada. 

Usaha-usaha kecil harus banyak belajar, terutama saling belajar untuk bisa berkompetisi secara sehat. Dengan saling belajar, UMKM mampu melihat peluang-peluang bisnis untuk berinovasi sehingga kreativitas semakin bertumbuh.

Saling belajar itulah yang akan mengekspose kelemahan atau kekurangan dari masing-masing UMKM sehingga mereka dapat menentukan strategi apa yang perlu dibangun untuk menenangkan kompetisi.

Kompetisi yang diharapkan adalah kompetisi yang sehat demi melihat peluang dalam mengembangkan usaha yang dimiliki.

Di samping saling belajar, UMKM juga dapat meningkatkan standar produk untuk memberikan kepuasan kepada para pelanggan sehingga mereka tetap loyal dengan produk-produk tawarannya.

Saat ini UMKM ekonomi kreatif Indonesia mencapai 25 miliar dolar AS dan saat ini ada lebih dari 64 juta UMKM di dalam negeri.

Resesi ekonomi yang di depan mata akan memicu pengurangan aktivitas usaha yang bisa menmbulkan PHK (pemutusan hubungan kerja) dan juga inflasi yang terus meningkat.

Berhadapan dengan perlambatan ekonomi akibat resesi global yang akan datang, UMKM diharapkan mampu mempertahankan tren positifnya karena mampu menciptakan 97 persen lapangan kerja. 

Tren positif inilah yang membuat UMKM perlu diperkuat. Karena apabila ada sedikit keteledoran dalam kebijakan maka, 97 persen lapangan kerja ini akan hilang. Tentu ini akan semakin memperparah kondisi ekonomi kita.

UMKM yang harus diperkuat karena peluang bisnis yang terbuka lebar di antaranya bisnis kuliner, bisnis fashion, bisnis pendidikan, bisnis otomotif, agribisnis, tour & travel, produk kreatif, teknologi internet, kecantikan, event organizer, dan jasa kebersihan.

UMKM-UMKM tersebut memiliki sejumlah keunggulan karena dapat mendatangkan keuntungan besar. Optimalisasi UMKM-UMKM dilakukan dengan cara cepat berinovasi. Sebab hanya dengab terus berinovasilah, eksistensi UMKM yang ada bisa dipertahankan. Selain itu UMKM mesti fokus pada satu bidang. 

Hal lainnya bahwa karena UMKM tidak membutuhkan modal yang besar maka akan gampang atau mudah memulainya. Dengan kata lain dengan modal seadanya UMKM sudah bisa dimulai. Karena itu pemerintah terus menargetkan munculnya UMKM-UMKM baru dengan harapan dapat ditata dengan baik sehingga mampu menyetap tenaga kerja.

Meski juga memiliki kekurangan, tetapi apabila terus digenjot maka prospek ke depan akan cerah. 

Berbagai inovasi bisa dilakukan, baik dari sisi manaejemen maupun marketingnya. Ada banyak UMKM yang menyediakan berbagai fitur online yang mempermudah konsumen untuk menemukan produk-produk yang mereka sukai. 

Pembeli tinggal membuka tautan yang dibagikan melalui media-media sosial dan dapat memesannya produk-produk UMKM secara online.

Bagaimana pun, UMKM merupakan benteng pertahanan terakhir jika pada akhirnya ekonomi kita jebol. Pemebenahan harus dilakukan sedini mungkin untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasiaonal agar resisi besar di depan mata dapat kita lewati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun