Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Vicky Prasetyo dan Kalina Okctarani dan Cermin Pers dan Media Digital Nasional: Sebuah Refleksi tentang Peran Media Digital di HPN 2022

10 Februari 2022   05:49 Diperbarui: 10 Februari 2022   07:29 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: /Instagram/@kalinaocktaranny via PikiranRakyat.com

Setiap kali membuka google kalau tidak menemukan gambar Vicky Parasetyo dan Kalina Oktarani dan berita mengenai dua orang ini maka itu suatu kemustahilan.Sudah beberapa pekan ini sejak berhembusnya berita perceraian keduanya, berita tentang keduanya selalu trending di mbah google.
Ulasan tentang perceraian dua orang celebrity ini tidak ada habisnya. 

Semua sisi ditelusuri. Apa saja yang keluar dari mulut Vicky dan Kalina akan menjadi trending.
Hebat tidak si Vicky dan Kalina? 

Berita keduanya selalu bersanding dengan berita -berita nasional dan manca negara yang sedang heboh-hebohnya. Bahkan saya jamin, berita tentang kedua celebrity ini lebih trending dibandingkan dengan berita-berita tadi.

Padahal kalau ditelisik lebih jauh berita perceraian kedua celebrity ini hanyalah kisah biasa tentang ketidak cocokan dalam hidup berumahtangga dari dua pasangan. Namun media digital memanfaatkannya untuk menarik minat pembaca yang memang lebih dominan terhadap berita remeh teme seperti itu.

Cara pers dan media digital memblowup berita-berita celebritas di negeri ini memang tidak diragukan lagi. Pers dan media digital bisa mengendus apa selera pembacanya.

Melalui pers dan media-media digital, orang bisa dibius dengan berita-berita yang mengeksplor rasa ingin tahu dan juga penasaran dari target pembacanya.

Rasa ingin tahu orang dimanfaatkan. Kisah Vicky dan Kalina dikemas dalam judul-judul bombastis sehingga dari judul saja para pembaca yang memang rasa ingin tahunya tinggi langsung klik.

Orang penasaran dengan apa pendapat Kalina tentang Vicky atau pun sebaliknya apa pendapat Vicky tentang Kalina yang adalah mantan istrinya Dedi Corbuzer.

Sebetulnya apa yang dicari di sana. Nothing. Hanyalah rasa ingin tahu mengapa kedua celebrity ini bercerai. Alasan di balik perceraian mereka dikupas habis-habisan. Bahkan  berita lama yang tentang keduanya dalam hubungan dengan mantan-mantan mereka diangkat lagi.

Media digital sangat tahu selera pembacanya. Apalagi soal urusan selangkangan. Memang tidak ditampilkan secara vulgar tetapi cukup menarik minat pembaca diangkat berulang-ulang.

Urusan rumah tangga yang hanya seumur jagung dari kedua pasangan ini dikupas habis termasuk urusan tempat tidur.

Beritanya sebetulnya sama saja. Judulnya saja yang berubah dari saat ke saat.

Media digital sangat tahu apa keinginan pembaca. Vicky Prasetyo yang dikenal sebagai buaya karena sering gonta-ganti pasangan hingga diketahui menikah sampai 24 kali diulang-ulang dalam pemberitaan. Nilai apa yang dapat diambil dari seorang Vicky dengan julukan sang gladiator ini dalam pemberitaan-pemberitaan itu?

Sekali lagi, nothing dan nothing. Walaupun demikian jari kita selalu tergerak untuk meng-klik beritanya. 

Dewasa ini,  media digital memainkan peran yang cukup vital bagi banyak orang. Dari sana orang belajar banyak hal mulai dari yang paling penting sampai pada yang bernilai nothing. Orang meneropong dunia melalui media digital.

Hal ini ditunjang pula dengan perkembangan dunia digital yang semakin menggila saat ini. Media-media cetak perlahan-lahan beralih ke media digital yang menawarkan kecepatan mewartakan peristiwa dan kejadian dari semua belahan dunia.

Ini adalah adventage yang kita peroleh masa kini. Namun, kemajuan menggembirakan ini mendatangkan pula tantangan yang tidak sedikit.

Tantangan yang dihadapi media digital adalah keakuratan berita dan rating.

Kejar tayang dan rating menjadikan pers dan media digital cenderung kehilangan kualitas dan hanya mementingkan kuantitas.

Apa yang disinggung Pak Agus Sudibyio dalam media Kompas cetak, Selasa, 8/2/2022 tentang tabloidisasi pemberitaan media dalam kolom opini, memang patut mendapat perhatian serius.

Menurut mas Agus yang adalah anggota Dewan Pers dan dosen ATVI Jakarta ini, media digital lebih mementingkan egonya mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari pemberitaannya sehingga menampilkan masalah-masalah publik secara bombastis, dengan judul-judul berita yang heboh. 

Tujuannya hanyalah mengejar rating dan juga klik pembaca yang menaikan page view.

Dalam kasus Vicky dan Kalina, misalnya secara tersurat kita bisa melihat apa sebenarnya tujuan media digital. 

Apa yang ditonjolkan dalam berita-berita tentang Vicky dan Kalina adalah hal-hal yang vulgar, sensasional dan kontroversial. Aspek-aspek yang memang sangat diminati pembaca mainstream.

Oleh karena mengikuti minat dan selera pasar inilah, maka media kurang memberi perhatian pada kelayakan konten. Mereka hanya berfokus untuk memfasilitasi dorongan agar trafik pembaca naik.

Untuk tujuan itu maka tidak heran bila berita-berita tentang artis-artis bisa mendominasi ruang publik media digital berhari-hari mengalahkan konten-konten publik yang lebih layak.

Keberhasilan sebuah konten tidak dinilai dari seberapa layaknya konten itu melainkan dinilai dari seberapa tingginya page views. 

Konten yang berisi kasus perceraian Vicky dan Kalina sudah pasti memiliki page views yang lebih tinggi dibandingkan dengan konten tentang masalah-masalah publik lainnya.

Karena itu, tidak heran bila terus menjadi trending di google.

Hari per nasional telah dirayakan kemarin (9/2/2022)  secara langsung dan virtual. Presiden dalam sambutan yang disampaikan secara virtual dari Istana negara masih meyakini bahwa pers nasional masih dapat dipercaya karena bisa menampilkan berita-berita yang akurat dan terpercaya.

Pers harus memainkan peranannya dalam membawa perubahan dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

Berita-berita para celebrity memang adalah magnet terbesar untuk menarik pembaca. Ini adalah tantangnya. 

Klik dan page views penting tapi untuk media digital. Namun berita-berita bombastis para celebritas seperti percerain Vikcy dan Kalina tidak perlu ditampilkan berulang-ulang.

Selamat Hari Pers Nasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun