Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi
Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik yang Bebas dan Plural

31 Januari 2019   07:26 Diperbarui: 31 Januari 2019   07:37 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Politik dan etika seperti dua hal yang berjauhan. Politik adalah dunia kekuasaan murni yang diatur dengan asumsi-asumsi kebijakan, sedangkan etika sebagai dunia prinsip murni yang diatur oleh imperatif moral. 

Tujuan yang dikejar oleh etika politik adalah mengarahkan manusia kepada hidup baik, bersama dan untuk orang lain, dalam rangka memperluas lingkup kebebasan dan membangun institusi-institusi yang adil.

Dalam buku Etika Politik(edisi revisi), yang ditulis oleh Eko Handoyo, Martien Herna Susanti, Moh. Aris Munandar, dinyatakan bahwa dalam perspektif etika politik, manusia memiliki dimensi politis. Dimensi politis manusia, dapat dikaji dari tiga hal. Pertama, manusia sebagai makhluk sosial. 

Manusia sebagai makhluk sosial dipahami dalam arti keseimbangan. Manusia memang bebas bertindak menurut kehendaknya, tetapi ia hanya mempunyai arti ketika ia berada di tengah-tengah masyarakat. 

Arti sebagai manusia hanya dapat diperoleh pada saat ia berinteraksi dengan manusia lainnya di dalam masyarakat. 

Sebagaimana dikatakan oleh Franz Magnis Suseno dalam Etika Politik, "manusia hanya mempunyai eksistensi karena orang lain dan ia hanya dapat hidup dan berkembang karena ada orang lain".

Kedua, manusia dengan dimensi kesosialannya. Kesosialan manusia dinyatakan dalam tiga dimensi; 1) Dalam penghayatan spontan individual. Maksudnya ialah manusia menghayati bahwa kehidupan sehari-hari yang ia alami adalah konkret dan spontan. Dalam segala aktivitasnya, manusia sadar bahwa ia hidup dilihat dan diawasi manusia lainnya. Pendek kata, ia menemukan diri ketika berada dalam kebersamaan orang lain. 

2) Berhadapan dengan lembaga-lembaga. Lembaga dipahami sebagai bentuk kolektif atau struktur dasar dari organisasi sosial sebagaimana dibangun oleh hukum atau manusia. Lembaga dibagi dalam dua bagian. Lembaga yang dibentuk dengan sengaja dan lembaga yang secara kebetulan merupakan fakta. 

3) Melalui pengertian simbolis terhadap realitas. Yaitu segala macam paham, kepercayaan, pandangan dan keyakinan tentang makna realitas sebagai keseluruhan. Sistem simbolis ini menjelaskan kepada manusia siapa dia, bagaimana ia harus hidup, mengapa alam dan masyarakat berstruktur sebagaimana ia menemukan apa yang baik dan buruk serta apa yang bernilai dan tidak bernilai terkait dengan kesemestaan tersebut.

Ketiga, dimensi politis kehidupan manusia. Dimensi politis manusia berfungsi dalam kerangka kehidupan masyarakat. Untuk ini, perilaku manusia dalam masyarakat perlu ditata, baik secara normatif maupun efektif. 

Tindakan manusia dalam masyarakat ditata secara normatif melalui tiga cara, yaitu melalui rintangan-rintangan fisik, melalui kondisionasi psikis dan secara normatif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun