Mohon tunggu...
ojik sudiarto
ojik sudiarto Mohon Tunggu... digital marketing

Storyteller of islands, oceans, and everyday wonders. Writing to explore, share, and inspire curiosity through travel and culture.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Benang Kelambu: Air Terjun Berselimut, Tempat Aku Jatuh Cinta pada Lombok

18 Agustus 2025   10:09 Diperbarui: 18 Agustus 2025   10:09 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
benang kelambu waterfall: 17touragency.com

Aku masih ingat bunyi pertama yang menyapaku saat menapaki jalur setapak: gemericik lembut yang terdengar seperti bisikan rahasia dari balik rimbun dedaunan. Di sinilah, di kaki Gunung Rinjani, Air Terjun Benang Kelambu menunggu bukan dengan brisik gemuruh, melainkan dengan kelembutan tirai-tirai air yang jatuh halus dari dinding hijau. Rasanya seperti membuka pintu ke halaman rahasia yang hanya diceritakan dari mulut ke mulut oleh para petualang yang sudah jatuh cinta pada Lombok.

Perjalanan yang Bikin Deg-degan Enak

Pagi itu, udara masih sejuk; aroma tanah lembap dan daun-daun basah menyelinap masuk ke paru-paru. Jalur menuju air terjun rapi, diapit pepohonan tropis dan kebun penduduk. Sesekali matahari menembus sela-sela kanopi, membentuk lampu sorot alami. Setiap langkah memantulkan rasa penasaran sejauh apa lagi sampai? sampai akhirnya aku mendengar air makin jelas, seperti musik latar yang volumenya pelan-pelan dinaikkan. Begitu belok di tikungan terakhir, hamparan hijau menyambut. Di hadapanku, tebing penuh lumut dan tanaman paku, dari mana ratusan helai air jatuh tipis-tipis. Itulah kenapa namanya "Benang Kelambu"benang-benang air yang menyerupai kelambu putih, menari lembut di angin.

benang kelambu waterfall: 17touragency.com
benang kelambu waterfall: 17touragency.com

Sensasi Pertama: Dingin, Damai, dan Somehow Menyembuhkan

Aku mendekat, melepas sepatu dan menggulung celana. Kaki menyentuh aliran yang bening dan yah, dinginnya bikin melek total. Bukan dingin yang menusuk, lebih seperti tepukan pelan yang menenangkan. Aku berdiri di bawah salah satu tirai air, memejam, dan membiarkan tubuh dibasuh. Tetesannya ringan, tidak menghantam keras, jadi bisa berlama-lama tanpa merasa kewalahan. Di sekeliling, suara tawa para pengunjung berpadu dengan kicau burung; waktu seolah melambat. Kalau kamu suka foto, siap-siap kehabisan memori. Angle favoritku adalah dari sisi kanan, sedikit menanjak, yang menampilkan keseluruhan bentang kelambu sekaligus kolam-kolam alami di bawahnya. Tapi jujur, dari sudut mana pun, Benang Kelambu selalu fotogenik.

benang kelambu waterfall: 17touragency.com
benang kelambu waterfall: 17touragency.com

Menghirup Hijau, Menyimak Biru

Yang membuatku betah bukan cuma air terjunnya. Area sekitarnya adalah simfoni warna: hijau pekat pohon, hijau muda lumut, cokelat lembut tanah, dan putih bening jatuhan air. Kadang memantul cahaya, membentuk pelangi kecil bonus tak terduga yang bikin semua orang mendadak sunyi, sibuk mengagumi. Sempat aku duduk di batu besar, mengunyah bekal kecil sambil menatap tirai air. Rasanya seperti terapi gratis: pikiran lebih ringan, dada lebih lapang. Kalau kamu datang setelah hujan semalam, debit air biasanya sedikit lebih banyak jadi "kelambunya" terlihat makin tebal cantik sekali.

benang kelambu waterfall: 17touragency.com
benang kelambu waterfall: 17touragency.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun