Mohon tunggu...
Sutan Dijo
Sutan Dijo Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pria

Saya tinggal di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pilpres: Kompas.Com Memihak yang Benar atau Memihak Kebenaran?

4 Juli 2014   21:02 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:29 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Semakin dekatnya hari-H dan semakin berimbangnya kedua kandidat membuat suasana semakin panas. Media menjadi semakin terlibat dalam “peperangan”. Seharusnya media atau pers berfungsi memberikan cahaya yang membuat segala sesuatu menjadi transparan dan jelas. Bukannya menggunakan posisinya untuk memanipulasi berita guna mempengaruhi keputusan pemirsa/pembaca.

Boleh-boleh saja memihak “yang benar”, namun “yang benar” adalah subyektif. karena itu memihak yang benar harus disertai memihak “kebenaran” yang lebih objektif. Kedua hal tersebut tidak mungkin bertentangan. Cara memihak kebenaran adalah dengan berusaha melaporkan atau menyampaikan gambaran yang sesungguhnya atas realita, bukannya membuat bias gambaran tersebut.

Kompas.Com sebagai media online milik grup media terbesar di negeri ini seharusnya tetap menjaga kualitasnya, bukannya ikut2an melakukan windows dressing atau membiaskan gambaran atau realita yang sesungguhnya untuk kepentingan capres tertentu.

Strategi Kompas.Com dalam memenangkan Jokowi yang bisa saya tangkap terutama dengan teknik 1:5. Artinya kalau ada satu berita atau tulisan yang mengintungkan kubu Prabowo-Hatta maka Kompas.Com tidak akan menayangkan tulisan tersebut tanpa mendampinginya dengan paling sedikit 5 tulisan yang menguntungkan kubu Jokowi-JK. Dengan cara seperti ini maka Kompas.Com berusaha menanamkan persepsi positif mengenai Jokowi-JK sebanyak mungkin ke benak pembaca dan sebaliknya persepsi negatif mengenai Prabowo-Hatta.

Sebagai contoh berita buruk bagi Jokowi atau baik bagi Prabowo yaitu hasil survei Polcomm yang menunjukkan keunggulan elektabilitas Prabowo atas Jokowi ditempatkan di tengah-tengah berita mengenai pernyataan dukungan dari The jakarta Post bagi Jokowi, bahkan sampai 2 tulisan untuk topik yang sama. Ditambah lagi tulisan yang mengutip berbagai kecaman, tuduhan atau pernyataan kubu Jokowi-JK terhadap lawannya. Banyak hasil-hasil survei serupa yang diumumkan yang tidak akan ditayangkan oleh Kompas.Com karena teknik 1:5 tersebut. Kompas.Com akan menunggu untuk mengumpulkan dulu paling tidak 5 tulisan yang menguntungkan Jokowi atau merugikan Prabowo, barulah dia akan menayangkan hasil-hasil survey yang hasilnya tidak menggembirakan Jokowi.

Mungkin Kompas.com tidak membuat berita bohong atau membiaskan suatu berita tetapi dengan teknik 1:5 sama saja Kompas.Com membuat bias gambaran keseluruhan yang sesungguhnya. Dan hal ini tidak bagus karena Kompas.Com menjadi media yang tidak membawa terang dan transaparansi namun justru memberikan gambaran yang keliru mengenai keadaan yang sesungguhnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun