Mohon tunggu...
Sutan Dijo
Sutan Dijo Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pria

Saya tinggal di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokrat Terus Digembosi!

9 Januari 2012   16:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:07 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Partai Demokrat nampaknya sedang pening karena terus digoyang oleh 'ikan2 salmon, begitulah istilah mereka bagi para politisi lawan yang terus menerus melakukan 'kampanye hitam', yg gemar menembakkan panah2 berapi ke kubu PD. Panah2 berapi ini nampaknya terus menerus disiramkan ke kubu PD untuk meruntuhkan citra PD. Tujuannya jelas untuk menghabisi PD pada pemilu 2014.

Lawan2 politik PD, terutama dari 'partai koalisi', (entah koalisi macam apa itu?) begitu ganas dan terampil menembakkan panah2 beracun mereka. Mereka memainkan persepsi publik dengan memanfaatkan media. Isu2 seputar bailout Bank Century, kasus Wisma Atlet, bahkan isu apa saja yg muncul ke permukaan bisa mereka mainkan dan olah menjadi senjata. Begitu pandainya mereka memainkan persepsi publik melalui media : hitam bisa nampak putih, putih bisa nampak hitam ; yg bulat bisa dibikin lonjong, yg pesegi bisa dibikin keliatan bulat ; yg manis bisa jadi asin, yg asin bisa jadi pahit. (ingat kasus SMI yg citranya di mata masyarakat tentang dia sengaja dijatuhkan ; pengolahan persepsi habis2an, sampai2 mereka perlu menyewa EO profesional untuk mengadakan demo2 anti-SMI di berbagai kota, menyewa ekonom2 (ada yg karena irihati!), komentator2 dan analis2 yg bisa dibeli, dll). Lihai sekali orang2 'koalisi' itu, terutama dari Golkar dan PKS yg melakukan disinformasi publik, motornya adalah Bamsat, Anis Matta dan Misbakhun dkk.

Survey LSI membuktikan bahwa serangan2 semacam itu cukup efektif. Popularitas PD dan pemerintahan SB-Boediono terus menurun. Dan mungkin juga LSI ini bagian dari penggembosan itu sendiri.

Di sisi lain, orang2 Demokrat nampaknya sangat gugup dan tidak profesional. Terbukti mereka bukannya menangkis serangan itu dengan taktis dan jitu, sebaliknya justru begitu reaktif menghembuskan isu 'ikan salmon.' Sayangnya usaha mereka jauh dari efektif, serangan balik mereka sama sekali tidak mambantu citra PD yg terus digembosi.

Orang2 PD miskin strategi, tidak pandai mengelola informasi dan melakukan komunikasi efektif melalui media, dan tidak mampu memainkan isu seraya melakukan serangan balik yg mematikan. Padahal mereka punya kesempatan. Dimanakah orang2 dari Departemen Komunikasi dan Departmen 'Think Thank'? Apakah mereka sedang tidur?

Suatu contoh kasus : masyarakat nampaknya dibombardir dengan informasi2 yg membingungkan seputar masalah bailout Bank Century, dsb. Tidak banyak orang yg mengerti dengan jernih permasalahan sebenarnya. Ini sebagian karena masalahnya sendiri cukup kompleks dan rumit bagi awam dan sebagian lagi memang karena disengaja supaya tidak jelas. Ada upaya penyesatan dan disinformasi menggunakan media dengan para analis dan komentatornya. Semakin remang2, semakin kabur dan tidak jelas suatu masalah maka semakin mudah para pelaku kampanye hitam (alias fitnah) memainkan aksinya dengan menembakan panah2 beracun kepada lawan2 mereka. Masyarakat yg bingung cenderung menelan bulat2 ucapan tokoh2 tertentu, terutama melalui media, analis dan komentator mereka.

Seharusnya mereka yg diserang, yatu Partai Demokrat mempunyai tim khusus atau satgas, untuk mengumpulkan informasi, mengelolanya , memasak dan menyajikannya kepada masyarakat melalui media. Kata kuncinya adalah 'klarifikasi'. Kalrifkasi isu2 yg membebani PD seperti isu bailout BC, kasus Wisma Atlet, dsb. Yang gelap harus dibikin terang sehingga tidak ada tempat bagi tikus2 penyerang gelap untuk bersembunyi. Ini lebih baik, lebih fair dan lebih simpatik bagi masyarakat alih-alih melakukan 'pencitraan' dan lontaran ngawur dan tidak terarah dengan menggunakan panah 'ikan salmon'. Berikanlah informasi yg lengkap, jujur, cerdas, logis dan transparan kepada masyarakat. Manfaatkanlah media semaksimal mungkin ; jangan hanya mengandalkan Jurnas yg tidak jelas seberapa banyak pembacanya itu.

Satu lagi, hantamlah para penyerang itu tepat di tempat lemah mereka. Kumpulkan data historis mengenai mereka : apa saja yg mereka katakan dan perbuat di masa lampau. Pasti banyak kelemahan dan borok yg bisa dijadikan sasaran. Contohnya : blowup terus kasus Misbakhun yg telah divonis karena membobol Bank Century ratusan miliar. Orang ini adalah salah satu 'pemanah' yg rajin menembaki Demokrat. Ingatkan lagi akan kasus cessie Bank Bali dulu dimana orang2 Golkar membobol uang negara ratusan miliar. Ingatkan masyarakat akan begitu banyak politisi2 Golkar tersangkut skandal korupsi. Ingatan masyarakat cenderung tidak baik (pelupa) karena terus menerus ada kasus baru silih berganti.

Di sisi lain blowup juga hal2 yg menguntungkan citra PD. Contohya hasil audit BPK atas bailout Bank Century sangat menguntungkan bagi Demokrat tapi mereka justru tidak memanfaatkannya! Ada pistol besar tersaji tepat di depan hidung mereka tapi mereka tidak sadar bhawa mereka punya senjata ampuh. Hasil audit tsb jelas2 menyatakan bahwa tidak ada ketidakwajaran dalam penyaluran PMS (dana bailout) BC. Dengan pernyataan itu otomatis semua temuan2 BPK seputar BC tidak bisa lagi dikaitkan dengan bailout itu sendiri. BPK sendiri menyatakan bahwa temuan2 mereka adalah transaksi2 tidak wajar atau mencurigakan, yg membebani PMS tsb, tapi tidak menemukan kaitannya dengan proses bailout itu sendiri. Dengan kata lain sebenarnya BPK hendak mengatakan bahwa bailout tsb bersih dan sah ; semua tuduhan2 yg telontar otomatis gugur karena tidak benar. Hal seperti ini harus diblowup,dibahas, diekspos,diklarikasi sejelas, seintensif dan seluas mungkin melalui media2.

http://politik.kompasiana.com/2011/12/27/opini-resmi-audit-bpk-atas-dana-bailout-pms-bank-century/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun