Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Parlemen Jalanan vs Parlemen Ruangan

7 September 2022   00:06 Diperbarui: 7 September 2022   00:36 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbeda dengan"parlemen" jalanan yang mampu menumbangkan rezim orde baru. Ketat, satu tujuan, satu ideologi, walau berbeda kampua, bendera dan ideologi. Sehingga harapan sempat menggantung pada parlemen seperti ini. Di mana suara dan aspirasi adalah momok bagi penguasa.

Saya pulang. Namun tak luput memantau proses demonstrasi dari media. Parlemen ruangan sedang melakukan Paripurna dengan masa buruh yang juga hadir berdemonstrasi di luar gedung DPR. Masa yang terorganisir oleh satu bendera itu terus menyuarakan aspirasi.

Satu fraksi saya lihat walkout karena menolak keputusan pemerintah menaikan BBM.  Terhitung dua Fraksi yang menolak. Beberapa dari Fraksi yang menolak bahkan turut bergabung dengan parlemen jalanan di luar gedung DPR/MPR RI.

Pada akhirnya, tetap tidak ada apa-apa. Keputusan pemerintah tetap berjalan dengan dukungan fraksi-fraksi lain.

Parlemen jalanan vs parlemen ruangan

Apa yang saya saksikan hari ini adalah pengalaman pengetahuan pada diri sendiri. Pengalaman yang tidak semerta-merta hadir untuk menyalahkan, menjustifikasi, atau mendikte sesuai isi kepala.

Jaman berubah, pergerakan pun berubah, kepentingan berubah. Parlemen jalanan yang saya saksikan hari ini memang tercerai berai. Tak punya kekuatan untuk melayangkan "kritik" pada pemerintah. Dan berharap bisa di dengar. Tak elok menyalahkan.

Parlemen jalanan yang hadir atas rasa kekecewaan pada parlemen ruangan  kedua-keduanya hampir mirip. Hadir dengan bendera masing-masing. Sama seperti di parlemen ruangan yang hadir dengan fraksi-fraksi partai. Punya kepentingan masing-masing.

Gerakan mahasiswa, buruh, organisasi ekstra, LSM saat ini hadir dengan warna ideologi masing-masing. Semuanya hadir mewakili kebesaran lembaga. Memunculkan Identitas-identitas.

Yap, identitas yang tak akan bisa membikin satu gerakan menjadi satu tujuan. Siapapun yang turut serta pada gerakan kekecewaan akan selalu tampil dengan tujuannya masing-masing. Kondisi yang kemudian membuat parlemen jalanan tidak efektik.

Di banyak ruang, sentimen-sentimen antar bendera sering terjadi. Sebagai ruang proses organiaasi tentu saja ini disukai, bagian dari uji kekuatan dan kebanggaan. Saling serang, tuduh menduh sudah hal lumrah. Kondisi yang demikian bakal dibawa kemana-mana, termaksud memperjuangkan hak rakyat di jalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun