Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hidup dalam Dua Keluarga

5 Maret 2021   17:02 Diperbarui: 5 Maret 2021   17:10 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak hal telah Ia lewatkan. Kehidupan singkat masa kecilnya, desa tempat bermain, rumah bolong tempat bernaung, air laut tempat Ia mandi dan sosok kedua orang tua kandungnya.

Putri sudah percaya, orang tua asuh yang saat ini adalah orang tua kandung. Apalagi sematan nama keluarga dibelakang namanya.

Namun nalurinya tak pernah hilang. Ada dilema yang mengikuti pemikirannya seiring ia tumbuh. Tentang perasaan, kasih sayang dan kenyamanan.

Bahkan sebelum mengenal ayah ibunya, Ia selalu merasa nyaman Ketika sosok ayah atau ibunya berkunjung ke rumah setiap beberapa kali sebulan. Ada perasaan nyaman ketika putri berinteraksi. Bahkan tak ragu memeluk sosok yang ia kenal dengan sebutan Om atau Bibi.

Dilema-dilema itupun sering diutarakan lewat pertanyaan, terutama kepada ibu asuhnya. "Put ini anak siapa? kok warna kulit hingga rambut berbeda sama kakak-kakak".

Pertanyaan-pertanyaan itu selalu dijawab dengan dalil yang membuaynya percaya. Namun namanya perasaan tak mungkin berkhianat. Sebab semenjak duduk di bangku SMP, dilema-dilema itu menajdi kuat menjadi kuat dan tak terbantahkan.

Beruntungya, semua anggota keluarga menyambut pertanyaan itu dengan penjelasan yang baik. Dan sejak awal menerima tanggung jawab membesarkannya sudah berikrar akan mengenalkan sosok orang tua kandungnya.

Tujuan dikenalkan secara perlahan agar ia tidak syok dan menggangu psikologi anak rema tersebut. Cara mengenalkannya pun unik. Setiap ada kesempatam dalam kehangatan selalu dicandakan bahwa jangan-jangan ia berasal dari desa ini dll. 

Step by step memori tentang asal usulnya dikemas dalam setiap kesempatan hingga Ia terbiasa menerima kenyataan. Barulah pencariannya terjawab sedikit demi sedikit hingga menjadi jelas saat ia berumur 14 Tahun saat ini.

Walaupun ada ketidakpuasaan kenapa Ia harus diserahkan ke keluarganya sekarang. Ketidakpuasaan itu Ia pendam dan menemukan jawaban langsung ke Ibuhnya saat berkesempatan hidup bersama dalam sebulan.

Faktor ekonomilah yang mendorong ayah dan ibunya menyerahkan tanggung jawab kepada keluarganya saat ini. Selain itu, jarak umur kedua kakaknya hanya terpaut satu tahun lebih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun