Waktu sangat mempengaruhi kehidupan manusia namun tidak sebaliknya. Manusia tak bisa melawan ketetapan waktu. Ia memiliki dimensi yang lain yang melibatkan sang pencipta.
Semalam, sebuah undangan masuk ke gawai. Teman-teman mahasiswa dari Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara yang menimbah ilmu di Kota Jakarta sedang melaksanakan kegiatan dialog. Kegiatan akan digelar pukul 13.30 Wib, dengan menghadirkan pemateri dari Kementrian.Â
Undangan tersebut menarik minat saya, sebab kegiatan seperti ini dihadiri oleh mahasiswa seluruh Maluku Utara. Tentunya menjadi ajang silaturahmi. Kesibukan masing-masing dan tersebar di Jabodetak menyebabkan kami jarang bertemu. Selain itu, biasanya sehabis kegiatan diadakan pesta kecil-kecilan. Baronggeng; sebutan untuk pesta di Maluku Utara.
Pukul 13.00, saya berangkat dari Cawang menuju kawasan Menteng. Lokasi kegiatan di laksanakan. Sepeda motor dipacu karena  berpikir sudah terlambat. Saya pun sampai tepat sebelum acara dimulai. Namun, sesampai disini apa yang diharapkan tidak sesuai harapan. Acara molor, alias tamu penting dari kementrian belum juga datang.
Sambil menunggu, kami putuskan ngopi dan bercengkrama serta saling berkenalan. Seiring waktu, undangan berdatangan. Organisasi kedaeraan Maluku Utara satu persatu bermunculan.Â
Namun, inilah problemnya. Ketika tamu undangan sudah memenuhi lokasi kegiatan dan "orang penting" belum juga hadir. Acara yang dikonsepkan jam 13.30 hingga pukul 15.55 Wib juga belum dimulai.
Beberapa pemateri yang akan mengisi acarapun memutuskan pulang. Mereka menunggu terlalu lama. Namun, mahasiswa terus menunggu karena menunggu kehadiran "orang penting" sekaligus menunggu acara penutupan "Pesta".
Persoalan disiplin waktu adalah sebuah problem besar bagi manusia. Terutama di Indonesia. Kejadian seperti ini bukan pertama kali dialami. Dulu sewaktu masih kuliah dan mengadakan kegiatan yang menghadirkan orang-orang penting juga tak lari dari kata "molor". Pun dengan rapat-rapat keorganisasian.
Konsistensi menghargai waktu adalah konsistensi manusia, Individu. Kita bahkan saya sendiri sering lalai dalam mempraktekannya pada kehidupan sehari-hari. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Tak jarang kita "mengabaikan" kondisi tersebut. Padahal dibalik itu ada  "nilai besar" bagi diri.Â
Istilah semisal jam karet menjadi bagian yang tak terelakan terutama di Indonesia. Sehingga kita sering dikaitkan dengan kata "efisien".
Permasalahan ini paling dianggap sepele khususnya Di Indonesia. Â Padahal dibalik ketepatan waktu ada pengaruh besar yakni, Disiplin, tanggung jawab, memiliki visi besar, dan dapat dipercaya.