Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Libur Panjang, Protokol Kesehatan di Rest Area yang Riskan

28 Oktober 2020   04:26 Diperbarui: 28 Oktober 2020   16:43 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah Satu Rest Area yang Menerapkan Protokol Kesehatan di Arah Semarang-Solo (Dokpri)

Saya tidak nampak ada petugas khusus yang memeriksa setiap penumpang di setiap rest area. Perhitungan saya, hanya sekali hanya satu rest area di Tol Semarang-Solo yang menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari mengecek suhu hingga penerapan sosial distancing. Sementara di rest area yang saya singgahi justru sangat bebas. Bahkan di toilet pun, sangat jarang ditemukan hand sanitizer.

Terhitung dalam sebulan ini, saya dua kali melakukan perjalanan. Pertama, ke Semarang pada pekan pertama. Kedua, Kota Surakarta (Solo) pekan terakhir kemarin. 

Selama perjalanan ini, saya menyaksikan di setiap rest area Tol Trans Jawa yang disinggahi begitu longgar menerapkan protokol kesehatan. Para pelintas begitu bebas masuk dan berinteraksi. Tak ada petugas rest area yang dikelola pengembang memeriksa suhu atau berpatroli mengingatkan pelanggan menjaga jarak.

Protokol kesehatan semisal menjaga jarak pun demikian. Di setiap rumah makan atau warung, orang bebas ngopi, makan, merokok dengan bebas. Berinteraksi sangat bebas satu dengan yang lain.

Di toilet, mesjid serta warung kadang tidak di temukan tempat untuk mencuci tangan atau hand sanitizer.

Padahal, arus perpidahan manusia dari satu tempat ke tempat lain intens terjadi. dan dengan begitu longgarnya interaksi manusia di rest area, potensi tertular dan menularkan virus corona sangat tinggi.

Dok. Jawa Post
Dok. Jawa Post
Menurut catatan, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat pada Agustus 2020, LHR sebanyak 319.219 kendaraan. Sementara pada Juli 2020 terekam sejumlah 274.159 kendaraan. (1)

Sementara dikutip dari valid news id, Per Oktober 2020, Jasa Marga memprediksi tetjadi kenaikan volume lalu-lintas kendaraan melewati tol sebesar 22.7 persen. Dan bakal meningkat di musim libur ini. (2)

Maka bisa dibayangkan jika 15 persen dari total kendaraan tetsebut mampir ke setiap rest area tanpa menerapkan protokler kesehatan. dan bebas berintetaksi.

Tentunya ini menjadi catatan kritis dalam upaya mencegah penyebatan covid-19. Walaupun gembar-gembornya slogan pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah akan tetapi fakta di lapangan justru berbeda.

Parkiran di salah satu rest area. Dokpri
Parkiran di salah satu rest area. Dokpri
Kurangnya ketegasan dan kontrol di lapangan ditenggarai sebagai penyebab utama kenapa protokol kesehatan begitu rendah. Penerapan 30 menit berada di rest area juga tidak berjalan baik. Rata-rata berada di atas aturan tersebut.

Banyak kerumunan terjadi di rest area. Yang dari kerumunan tersebut tidak satupun diketahui apakah tertular atau tidak. Tentunya ini menjadi sebuah dilema.

Memang patut di akui bahwa lalu lintas yang semakin naik menunjukan ada gairah dalam memulihkan ekonomi. Setiap rest area yang terdampak dapat kembali buka. Warung-warung yang terdampak dapat beroperasi seperti sedia kala seperti sebelum pandemi.

Apalagi setia rest area, menurut Jokowi dikutip dari ekonomi zone.com diisi oleh UKM. Dimana, 94% rest area Tol Trans Jawa diisi oleh tenant lokal dan UKM. Yang terletak di KM 360B (Tol Batang-Semarang) dengan 52 kios sudah siap 100%, KM 429B (Tol Semarang-Solo) dengan 11 tenant yang siap 100%, KM 519B (Tol Solo-Ngawi) diisi dengan 24 tenant sudah siap 100%, serta KM 726B (Tol Surabaya-Mojokerto) 27 tenant yang hampir selesai. (3).

Namun,pertumbuhan angka laulintas keluar masuk jakarta dan sekitarnya perlu diperhatikan dalam masa pandemi saat ini. 

Penyediaan petugas, fasilitas yang memenuhi unsur protokoler kesehatan harus tegas di berlakukan. Sebab, dengan hanya mengharapkan agar masyarakat sadar protokoler kesehatan saja tidak cukup. Kita masih jauh menyadari bagaimana bahayanya virus corona. Apalagi bagi mereka yang menganggap corona hanyalah bagian dari konspirasi.

Rest area merupakan salah satu persinggahan penting dalam rangkaian perjalanan pengguna jalan tol. di Tempat ini, penumpang beristirahat, makan minum dan sebagainya. Olehnya itu perlu pengawasan ketat baik dari pengelolah maupun masyarakat sendiri. 

Kesadaran baik dari masyarakat dan pengelola menurut saya sangat penting. Hal ini perlu dilakukan agar sama-sama mencegah dan memutus rantai penularan Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun